Pagi hari telah tiba, sinar matahari pun masuk menembus kaca. Sehingga membangun kan seorang pria yang masih terlelap dengan keadaan tengkurap.
Brakkk!!!
"Woy bangun ga lo!!" teriak Elena- sang adik yang membangunkan Davi dengan menendang pintu kamarnya.
Davi yang masih mengumpul kan nyawanya pun tersentak kaget sehingga membulatkan mata sepenuhnya dari yang masih terpejam tadi.
"Ck, rusuh" decaknya sebal dengan nada dingin sekaligus marah.
Elena yang melihat itu pun tersenyum penuh kemenangan.
"Hahah, akhirnya bangun juga, bangun,abis itu mandi, abis itu kebawah, disuruh mama!" perintah Elena kasar.
"Sok merintah banget lo" Davi dengan nada tidak suka.
"Ya lah, kapan lagi coba merintah kakak sendiri" ledek Elena seraya tersenyum miring.
"Heh, onta! Berani banget lo!" marah Davi.
"Heh kambing, lo aja berani kenapa gue nggak?" tantang Elena kembali.
"Len, gue wajar yah, karna gue lebih tua dari lo" Davi mengingatkan adiknya dengan suara yang kembali lembut.
"Hah? Oh iya, aduh kakak maapin aku ya, aku baru nyadar kalau kakak udah tua, duh aku jadi ngerasa berdosa nih sama kakak sendiri" ledek Elena dengan wajah pura pura sedih.
"Eh sial--"
"Heh! Onta, kambing! Dari tadi ditungguin dibawah nggak turun turun!" tentu ini bukan suara dari Davi maupun Elena, ini adalah suara Revise-mamanya yang ikut meledek mereka berdua.
"Ih, aturan mamah bantuin aku ngeledekin dia kambing! Jangan aku juga diledekin!" ucap Elena tak terima dirinya juga disebut onta.
"Nggak, kalian semua sama aja, nggak ada bedanya, jadi mama ga akan ngebela salah satu!"
"Akuu, samaaa kayak Kak Davi? Hahaha Ogah lah yaw!" ucap Elena dengan nada mengikuti salah satu duta sampo di iklan tv seraya menunjuk kearah Davi dibelakang nya dan menoleh ke arahnya. Elena melihat Davi yang sudah tidak ada di kasurnya lagi, ternyata ia sudah masuk ke kamar mandi lebih dulu.
*****
"Morning" sapa Lethasya yang baru turun dari kamarnya dan sudah memakai seragan rapih, tidak seperti Arnold, ia memakai dasi yang masih longgar.
Lethasya mengecup pipi kedua orang tuanya, kecuali Arnold. Lalu ia duduk di bangku yang sudah disediakan untuknya.
"Kok gue nggak dicium?" tanya Arnold.
"Hih, hina banget" kata Asya seraya mengidikkan bahunya geli.
"Idih najiss, gue juga ogah kali"
"Makanya, jigong dibersihin kan gue geli jadinya"
"Heh! Gue dah mandi sebersih bersih nya ya, periksa nih ada jigong ga? Enggak keles"
"Ehem, jangan ngomong gitu! Enek orang ngedengar nya!" marah Givan-papanya.
"Tuh denger" ucap Lethasya
"Eh! Elo ya yang bikin topik pembicaraan nya sampe kesana!" tepis Arnold tak mau kalah.
"Sudah sudah, ada makanan didepan bukannya dinikmati! Malah ribut mulu!" lerai Illa.
Dan akhirnya Arnold maupun Lethasya bungkam, tak mau melanjutkan pertengkaran mereka karena kedua orang tuanya sudah marah. Kaya gw banget dong, ya ga?
******
Setelah selesai sarapan, Lethasya pamit kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke sekolah bersama ayahnya. Sedangkan Arnold? Ia berangkat sekolah dengan membawa motor sendiri.
"Mah, berangkat dulu ya" ucap Lethasya seraya mengecup punggung tangan mamanya.
"Iya, hati hati, belajar yang benar!"
"Siap, ayo pah" ajak Lethasya berganti pada Ayahnya.
"Kemana?"
"Yah anter ke skolah lah pah" geram Asya.
"Papah gabisa, papa kekantor nya nanti siang, bukan pagi, kamu berangkat sama Arnold aja sana!" suruh Givan.
"Yahh, ogah banget berangkat ama dia, yang ada mah telat lagi" sinis Lethasya sambil melirik Arnold yang masih makan sarapan nya dengan duduk santai.
"Yaudah, kalau gitu naik angkot aja dulu Sya, ntar ditambahin deh ongkos nya" sahut Illa.
"Hm, iya iya deh" air muka Lethasya terlihat berubah, menjadi muka badmood.
Setelah itu Lethasya keluar dari rumah dan berjalan menuju depan komplek, tempat ia mencari angkutan umum.
Sembari menunggu angkot, Asya memainkan ponselnya. Tak lama ia melihat seorang nenek tua yang sedang kesusahan sembari membawa barang belanjaan banyak, melihat itu Lethasya menjadi ingin membantu nenek itu, ia berjalan menuju nenek tua itu.
"Nek, mari saya bantu" ajak Lethasya dengan ramah. Lalu ia mengambil alih barang barang yang ada ditangan nenek itu dan membantu nya menyebrang jalan.
"Makasih ya neng"
"Iya sama sama nek, saya tinggal dulu ya nek"
"Iya, monggo hati hati ya neng"
Lethasya kembali menyebrang meninggalkan nenek tersebut, namun saat ia menyebrang ia melihat angkot yang baru saja melintas, langsung saja ia mengejar angkot tersebut, berhubung sebentar lagi jam masuk sekolah, ia bisa terlambat.
"Banggg, tungguuuu... " teriak nya sembari berlari memgejar angkot tersebut.
"Banggg, hosh..hosh haduh" Asya, sampai ngos ngos ngos-an.
"Abanggggg... Tunggu--aww" ringis Asya karena ia tersandung batu sehingga tersungkur ke bawah.
"Ah, sial amat gue hari ini, sshh" gumamnya pelan seraya memijat mijat kaki keseleo nya itu.
Lalu Lethasya melihat motor Arnold yang baru saja keluar dari depan komplek, tanpa pikir panjang lagi, ia langsung menghadang motor Arnold dengan merentangkan kedua tangannya, sehingga motor Arnold berhenti didepan dia.
"Woy, nebeng tay" kata Asya seraya menyengir.
"Siapa ya?" jawab Arnold sok cool.
"Najis lo"
****
Holllaa🎉🎊
Segini dulu ya, aku sengaja update skarang karna lagi dapet wifi aja nih awokwok😂😂
SEKALIAN AKU MAU JELASIN, MAKSUD DARI 'TAY' ITU TUH APA, KARNA ADA AJA YANG NANYA. 'TAY' ITU DARI KATA 'TAI' YOU NOW? JADI ITULAH PANGGILAN MEREKA TERHADAP SESAMA. WUU JAHAT UGHA YA WKWK 😂 CLEAR YA 👍
Saranghaeyo💋❤
Novelchrist 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Lethasya
Fiksi Remaja"Cih, emang yang namanya cewek mah murahan semua, Sampah!" ucap Davi dengan nada meninggi. "Maksud lo apa?" balas Lethasya dengan nada lemah dan tatapan yang kosong, sedang mencerna ucapan Davi tadi. "Lo, cewek MU-RA-HAN" perjelas Davi dengan santa...