12. Sial Komplit

78 7 2
                                    

WOY, POLLOW SAIA DONG GAES:V WKWKKW *ini kagak ngegas kok, selo

****

"Siapa ya?" sungguh Asya lupa dengan orang yang di hadapan nya ini.

"Ooh ternyata masih ada ya di sekolah ini yang nggak kenal sama gue" katanya sembari melipat tangannya didepan dada.

"Kenalin nama gue Ervina Shafira Mutia, pacar semua cogan" katanya sambil mengulurkan tangan nya pada Asya.

Asya hanya melihat tangan itu dengan wajah Vina bergantian tanpa berniat membalas uluran tangan nya. Lalu ia tertawa mendengar kalimat yang dikatakan Vina tadi. Ia sudah ingat, Ervina adalah orang yang membisiki nya kala ia pertama masuk ke kelas.

"Cih, murahan dong, hahah" ucap Asya disela tawanya.

"Heh! Apa lo bilang? Berani berani nya bilang gue murahan! Elo tuh yang murahan, duduk didepan cowok orang!" bentak nya yang segera menarik tangan nya dan kembali melipat nya didepan dada.

"Tadi lo bilang apa? Duduk kan? Ya emang iya gue duduk disini, tapi lo liat nggak dari tadi, ada nggak kita saling ngobrol? Nggak kan?" tanya Asya menantang.

"Oh iya satu lagi, pacar semua cogan lo bilang? Berarti lo cewek murahan dong bisa punya pacar banyak! Walaupun itu semua beneren pacar lo, gue sih nggak peduli yah" lanjut Asya geram.

Ervina sungguh geram dengan gadis yang ada didepan nya ini, terlihat dari rahang nya yang mengeras dan matanya yang menatap tajam. Sedangkan Davi? Ia hanya diam memperhatikan debat kedua perempuan ini saja.

"Udah deh, gue nggak mau kita berantem disini! Mending lo pergi sana makan dimeja lain! Gue mau duduk didepan cowok gue!" bentak nya lagi, sok menjaga image karena didepan nya ada Davi saja, jikalau tidak ada Davi pasti ia sudah membuat keributan di kantin ini.

"Oke" jawab Asya dengan nada tidak takut sedikit pun, lalu Asya berdiri dengan membawa mangkuk seblak nya, dan dengan segera Ervina duduk ditempat yang tadi di tempati Asya.

Namun saat Asya ingin pergi melewati Davi, tiba tiba langkah nya terhenti karena mendengar suara dingin yang menghentikan nya itu.

"Lo duduk sini aja" kata orang itu dingin. "Samping gue!" lanjut nya pada Asya. Yang tak lain dan tak bukan itu adalah suara Davi tanpa menatap Asya sedikit pun.

Semua orang yang ada di meja ini dibuat terkejut bahkan sampai menganga terurama Ervina yang membulatkan matanya juga.

Entah dorongan dari mana Asya mengikuti saja perintah cowok itu dan langsung duduk disamping dia.

"Heh, heh, heh! Sejak kapan gue ngijinin lo duduk disamping cowok gue!"

"Sejak kapan gue jadi cowok lo?" sanggah Davi cepat dengan nada dingin ketika Asya ingin menjawab pertanyaan Ervina.

Ervina menelan saliva nya susah payah lalu tersenyum kikuk pada Davi dan membiarkan Asya makan disamping Davi karena ia sudah tidak bisa apa apa lagi.

Lalu semuanya kembali makan dalam keadaan hening, Kecuali Ervina, ia hanya melihat Davi dan Asya makan dalam diam dengan tatapan menbunuh untuk Asya.

Udah ngedeketin Ka Leon, skarang ngedeketin Davi, tuh anak maunya apasi?" batin Ervina sembari melihat mereka yang ada didepan nya itu.

****

Bel pulang sekolah berbunyi sepuluh menit yang lalu, dan sekarang keadaan sekolah sangat sepi, tetapi Asya juga belum pulang. Ia ditugaskan oleh Bu Hesti untuk mengembalikan buku paket ke dalam perpus.

LethasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang