"Siapa ya?" jawab Arnold seraya membuka kaca helm nya.
"Najis lo!" kesal Asya.
"Maaf, anda siapa ya? Saya tidak kenal"
"Ehehe, sok banget lo!" Lethasya tertawa hambar. "Sok ngartis dih" lanjutnya.
"Yaudah, saya tidak kenal saya permisi" lalu Arnold segera mengegas motornya dan sudah berjalan pelan membuat Asya memekik memanggil dirinya, sehingga Arnold memnundurkan motornya dan menatap orang yang ada didepannya ini dengan memasang wajah cemberut nya.
"Lo mau ikut sama gue?" Asya mendelik kesal tak berniat menjawab "Mana duitnya?" pinta Arnold seraya menyodorkan tangannya kedepan Asya.
"Duit apaan lu?" tantang Asya dengan suara meninggi.
"Kalo mau ikut gue harus bayar dong, jaman gini mana ada yang gratis" balas Arnold sengit "Udah mana duit duit" tagihnya lagi. Sebelum memberi uangnya sekali lagi Lethasya menoleh kekanan dan kekiri,dan tidak mendapatkan angkot sama sekali. Dengan sangat terpaksa akhirnya Lethasya menyerahkan uangnya senilai sepuluh ribu, daripada ia bisa terlambat ke sekolah bukan?
"Nah good, yok naik" ujar Arnold. Lethasya mengkomat-kamitkan mulutnya mengikuti ucapan Arnold dengan sebal, lalu ia pun naik keatas motor Arnold.
Dan motor Arnold pun berjalan membelah jalanan kota Bandung yang masih segar ini karena pada pagi hari.
*****
Lethasya memasuki kelasnya yang sudah ramai, lalu ia langsung berjalan ke tempat duduk nya dan melihat sudah ada Davi disana yang sedang membaca buku, entahlah buku apa itu.
Icha terus memperhatikan Lethasya yang sedari tadi tidak menyapanya sama sekali dan langsung pergi begitu saja ketempat duduknya.
"Misi" pinta Asya dengan wajah yang tetap murung, membuat Davi mendongak lalu ia berdiri dan membiarkan Asya masuk ketempat duduknya yang berdempetan dengan tembok.
Sontak Icha langsung memutar tubuhnya kearah belakang dan menatap Lethasya yang sedari tadi diam dan murung.
"Lo napa?" tanya Icha dengan mata menyipit seperti tatapan menyelidik Asya.
"Nggak papa" ucap Asya cuek lalu ia menghela nafasnya gusar lalu menaruh kepalanya diatas meja dengan tumpuan tangannya dibawah dan menatap Davi yang sibuk membaca. Merasa didiamkan Icha langsung membalikkan tubuhnya ke posisinya semula tadi.
Oh lihatlah, sekarang Lethasya dan Davi seperti orang yang sedang berpacaran, dengan Asya yang menunggu pacarnya membaca buku.
"Lo baca apa?" tanya Asya namun tak digubris oleh Davi dan masih setia dengan bukunya. Lethasya mendengus kesal lalu memutar kepalanya menghadap tembok, tidak ingin menatap Davi lagi. Davi yang melihat itu spontan menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis dan kembali membaca buku.
KRINGGG...
Suara bel masuk berbunyi dengan sangat nyaringnya, tetapi tak mampu membuat Asya bangun dari tidurnya. Percayalah, Asya sangatlah lelah, karena semalam ia maraton menonton drakor hingga jam empat subuh dan kembali terbangun jam enam pagi, jadi ia hanya tidur dalam waktu dua jam saja. Bagaimana tidak mengantuk? Davi yang mendengar bel berbunyi pun segera menyimpan bukunya pada laci mejanya dan bersiap untuk mengikuti pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lethasya
Teen Fiction"Cih, emang yang namanya cewek mah murahan semua, Sampah!" ucap Davi dengan nada meninggi. "Maksud lo apa?" balas Lethasya dengan nada lemah dan tatapan yang kosong, sedang mencerna ucapan Davi tadi. "Lo, cewek MU-RA-HAN" perjelas Davi dengan santa...