18. Kejadian Tak Terduga

124 6 20
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sehingga semua murid bersorak sorak senang, tapi tidak dengan Davi dan Asya. Kalian pasti taulah tugas mereka setelah pulang sekolah ini?

Davi berjalan keluar kelas lebih dulu menuju toilet, lalu dari arah berlawanan ia melihat Lethasya yang memakai jaket tipis bewarna hitam sedang berjalan kearah toilet juga, dengan diantar oleh Icha.

Disaat Davi ingin memasuki toilet, langkahnya terhenti ketika Icha yang menegurnya seenak jidat.

"Eh Dav, lo jagain si Asya ya nanti, jangan terlalu biarin dia capek, lo aja yang banyak kerja" ujar Icha khawatir ketika mereka sudah sampai didepan toilet. Membuat Asya membulatkan matanya, memangnya dia cewek manja, apa? Sakit ringan ini tidak menghalangi dirinya untuk melakukan hukumannya, lagipula ia tidak butuh belas kasihan dari Davi juga, right?

"Bukan cuma gue, yang dapat hukumannya" ucap Davi dingin tanpa menoleh.

"Iya gue tau, tapi lo aja yang banyak kerja daripada si Asya, ya?" bujuk Icha.

Davi mendengus kesal lalu menoleh "Kalau gitu, kenapa nggak lo aja yang gantiin gue sekalian?" tanya Davi dengan wajah menantang.

Jlebb..

Icha terdiam mati kutu, ia tidak bisa menjawab ucapan Davi lagi karena ada benarnya juga ucapan Davi, tapi ia tidak ingin membersihkan toilet, karena ia sudah mempunyai janji dengan sang kekasih, Laurent. Jehh nggk setia kawan lo!

"Ribut mulu, kapan bersihinnya?" ujar Asya menengahi dan langsung memasuki toilet lebih dulu meninggalkan mereka berdua didepan toilet.

Icha tersenyum kikuk pada Davi, lalu ia langsung melenggang pergi dari sana saat itu juga. Oh tidak, pasti Davi menganggapnya tidak peduli pada teman sendiri, mau taruh dimana mukanya?

Davi hanya memandang kepergian Icha dengan tatapan geli, lalu ia langsung masuk kedalam toilet dan melihat Asya yang kesusahan untuk mengambil ember yang tersangkut, langsung saja ia mendekati Asya berniat ingin membantu tapi tiba tiba saja Asya menoleh kepadanya dengan tatapan terkejut.

"Heh, mau ngapain lo? Jangan macem macem ya" tanya Asya tegas dengan tatapan membunuh seraya menunjukkan jari telunjuknya tepat didepan muka Davi. Davi mendengus kesal, bagaimana mungkin orang didepannya ini selalu saja nething pada dirinya? Padahal niatnya hanya ingin membantu saja, bukan? Menyebalkan.

"Gue mau bantu, makanya kalo ngomong jangan asal ngomong!" jawab Davi kesal dengan nada dingin

"Gausah, gue udah bisa kok, lo ambil aja tuh pel-an yang kesangkut dibalik pintu!" ucap Asya lalu pergi membawa ember berukuran sedang itu.

"Lo mau kemana?" langkah nya terhenti karna ucapan Davi tersebut, lalu ia menoleh pada Davi dengan tatapan melas.

"Yah mau ngisi nih ember lah, napa lo? Gabisa ditinggal ama gue? Huh?" ujar Asya dengan nada jahil, memang jahil dasar! Seketika itu juga Davi langsung kembali memasang wajah datar nya itu.

"Ke Pd-an, najis!" ujar Davi singkat sekalehh.

"Nggak ya, gue bercanda, jangan baper lo!"

"Hm"

"Jangan baper!" ucap Asya terus menerus.

"Hm"

"Jangan baper!"

"Hmmm"

"Jangan baper!"

"Iya"

"Jangan baper"

"Oke"

"Jangan baper!"

"Eh gue tampol lo!" marah Davi tegas seraya mengepalkan tangannya, tapi saat itu juga Asya langsung tertawa kencang dan langsung berlari keluar toilet. Untung saja sekolah sudah sepi, hanya saja ada beberapa murid yang mungkin piket dikelasnya masing masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LethasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang