13. Helper

91 10 5
                                    

"Eh, lo ikut gue" perintah Davi, "Eh eh, gue punya nama keles!" bentak Asya tak terima dirinya dipanggil 'eh'. Astaga! Disaat kakinya sudah terluka seperti ini masih sempat saja marah hanya karena nama? Emang cewek unik, pikirnya.

"Kenalin, nama gue Let--"

"Udah tau" potong Davi cepat. Lethasya hanya memutar kedua bola matanya malas. "Emang siapa?" tantang Asya.

"Lethasya Carissa" jawabnya singkat, padat, dan benar. Hey! Seorang Davi mengetahui nama panjang seorang wanita?? Pasalnya, ia tidak pernah tahu menahu nama panjang seseorang, apalagi wanita. Kejadian langka bukan?? Ah nggak b aja, batin si author😈

Melihat Lethasya yang tercengang, membuat Davi langsung saja menggendong Lethasya ala bridal style.

"Ehhh, gue mau dibawa kemana? Aaaa tolongg" ringis Asya takut dan ia sudah meronta ronta dengan memukul dada bidang Davi, tetapi tetap saja tidak bisa.

Davi membawa nya ke UKS dan membaringkan Lethasya di kasur UKS.

"Aaaaa, Dav lo jangan macem macem loh ya!"

"Awas aja kalau lo berani macem macem sama gue! Gue gini gini juga jago karate loh!"

"Mau gue tunjukin jurus jurus nya?"

"Nih yaa, hiya hiya" ucap Lethasya seraya meninju ninju kan tangan nya ke udara menirukan jurus jurus karate nya dulu sewaktu SMP.

"Hiya hiy--" lagi lagi ucapan nya terpotong.

"Berisik!!" ucap Davi dingin dan meninggi. Dan itu mampu membuat Lethasya bungkam dengan kepala menunduk. Melihat Lethasya yang bungkam membuat Davi tersenyum tipis karena gemas dengan tingkah Asya.

Lalu ia segera pergi mengambil semangkuk air hangat dan kasa putih, karena sekolah sudah sepi dan juga tidak ada anggota PMR lagi, jadi ia harus melakukan nya sendiri. Setelah itu ia kembali lagi ke ranjang Asya dengan alat alat tadi lalu menaruhnya diatas nakas samping ranjang Asya.

Setelah itu ia membuka seragam nya dan menyisahkan baju hitam polos, sedangkan Asya yang melihat itu pun membulatkan matanya dengan mulut yang ternganga. Karena ada dua hal yang membuatnya terkejut, pertama, ia terkagum dengan dada bidang Davi, kedua, ia takut jika Davi berani macam macam dengan dirinya.

"Da.. Davi, lo.. lo mau ngap.. ngapain? Lo.. Ja.. Jangan macem macem loh yaa!" ucap Lethasya dengan terbata bata. Davi tak menghiraukan ucapan Asya dan segera mendekati Asya.

"Aaaaa tolooonggg" teriak Asya sembari menutup kedua matanya dengan tangan nya. Sungguh, Davi yang sangat gemas dengan tingkah Asya sedari tadi, tapi sebisa mungkin ia tetap memasang wajah datarnya, sial.

Pressstt (sumpah dah, ini tuh ngasal suaranya, awokwokwok😂😂 maap ya)

Lethasya membuka jari jari tangan nya sedikit demi sedikit lalu ia membuka sepenuhnya dan melihat Davi yang memeras seragam nya dengan campuran air panas yang ia bawa tadi. Lethasya akhirnya bisa bernafas lega, untung saja Davi tidak melakukan apa apa padanya.
Setelah itu Lethasya melihat Davi berjalan kearah kakinya dan memangku kaki nya di pahanya, lalu segera meng-kompres kaki memar Lethasya.

"Ssshhh" ringis Asya menahan sakit, karena Davi yang menekan luka memar nya.

"Awwwwwwhhhh!!!.." jerit Asya tambah kencang, karena Davi bukannya mengobati melainkan tambah menyakiti dirinya.

LethasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang