9. Canteen

94 8 0
                                    

Pagi ini Lethasya berangkat ke sekolah bersama sang kakak tentunya dengan hati yang teramat bahagia, tentu karena isi chat dari Biyan kemarin. Ia berjanji pada dirinya, akan menunjuk kan isi chat kemarin pada seantero sekolah terutama sahabatnya, Icha. Suasana di dalam mobil ini pun sedang hening, akan tetapi ada musik yang berputar di mobil ini sehingga tidak terlalu hening.

"Sya"

"Kak" ucap mereka bersamaan.

"Lo deluan aja deh" ujar Arnold

"Gausah, lo aja dulu numpung gue lagi happy nih" sahut Lethasya.

"Udah lo aja, gue kan kakak, harus ngalah sama adek nya" balas Arnold, sok bijak.

Lethasya mendengus kesal.
"Biasa nya juga geh gapernah ngalah lu ama gua" kesalnya.

"Udah ah gc lu mau ngomong apa?" sahut Arnold

"By the way, lo udah berapa lama pacaran sama Kak Rissa?" tanya Lethasya.

"Berapa ya?" ucap Arnold yang tengah berpikir dengan jari telunjuk mengetuk ngetuk dagunya.

"Satu tahun lah kira kira" jawab nya.

"O" ujar Lethasya cuek.

"Pake 'h' beon" ujar Arnold karena merasa kesal dengan adik nya yang terlalu singkat jikalau berkata.

"Ouch" balas acuh Asya.

"Alay lo, najis" lalu Lethasya tertawa, membuat orang yang melihat tawanya ingin sekali menimpuknya pakai batu

"Lo sekarang mau nanya apa?" tanya Asya.
"Dah nyampe, turun lo" ucap Leon seraya melepaskan safety belt nya yang membuat Lethasya mendengus kesal.

"Jadi nanya nggak sih?"

"Udah nanti aja ah"

"Yaudah, bodoamat ntar nggak bakalan gue jawab baru tau rasa!" ucap Asya dan segera turun dari mobil.

"Gitu doang sih marah, bocah bocah" gumam Arnold pelan seraya mengeleng geleng kan kepalanya seperginya Asya dari mobil.

****

Lethasya melempar tas nya diatas meja dengan kencang, lalu duduk di kursinya. Dan di sebelah nya ada Davi yang menatap nya penuh arti.

"Apa lo liat liat?" ketus Asya.

"Kenapa? Nggak seneng? Gue punya mata" ucap Davi dingin lalu kembali membaca bukunya.

Lethasya hanya memutar bola mata nya malas, dan langsung duduk di kursinya.

"Lo napa sih tay?" tanya Icha yang memutar balikkan tubuh nya ke belakang.

"Emang gue kenapa?" tanya nya balik.

"Lo sensi amat dah hari ini, emang ada apa? Pms lo? "

"Kata siapa? Orang gue lagi seneng kok" ucap Asya seraya tersenyum sumringah kembali setelah wajah nya datar tadi.

Asya segera mengambil ponsel nya yang ada di saku baju seragam nya dan segera menyodorkan benda itu pada Icha.

"Nih, alasan gue terbang" ucap nya.

"Terbang apaan?"

"Nge fly, hahah" ujar Asya dengan kekehan geli di akhir ucapan nya.

Icha segera meraih ponsel yang disodor kan Asya tadi dan mulai membaca percakapan dm nya dari awal sampai akhir. Davi yang melihat itupun bibirnya berkedut kedut manahan agar tidak tertawa.

LethasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang