2 - 1

20.4K 1.2K 3
                                    

2

Enam minggu sudah berlalu dari pesta ulang tahunnya, enam minggu itu juga Javier seperti layang-layang putus yang terombang-ambing di udara.

Ada sesuatu yang mengikat dirinya dengan malam itu. Wanita cantik bergaun biru dengan daya tarik luar biasa dan kejadian menakjubkan yang terjadi di penghujung pesta itu.

Javier sudah berusaha mencari informasi tentang wanita itu dengan cara tidak kentara pada teman-temannya, namun tak ada informasi apa pun yang bisa mempermudah pencariannya mengingat ia bahkan tidak mengetahui nama wanita itu.

Javier memarahi dirinya yang tidak menanyai nama wanita itu karena terlalu sibuk membayangkan tubuh itu berkeringat di pangkuannya dalam dinginnya malam saat hujan turun lebat.

Ia bahkan dengan ceroboh melupakan sebuah nama yang disebut wanita itu sebagai teman yang mengajaknya menghadiri pestanya. Bagi Javier saat itu, nama teman wanita itu tidaklah penting mengingat yang terpenting sedang berada di depannya.

Dan selama enam minggu ini ia menyesal telah berpikir seperti itu. Karena ternyata nama teman yang mengajak wanita itu ke pestanya adalah jalan untuk ia menemukan wanita cantik itu dengan mudah.

Javier berdiri di jendela kaca lebar kantornya yang terletak di salah satu menara perkantoran terkenal di ibu kota. Matanya kosong menatap kendaraan yang tampak kecil nun jauh di bawah sana.

“Gadis itu perawan,” desah Javier jengkel. Sudah tak terhitung jumlah wanita yang ia tiduri, dan belum pernah ia menggauli yang perawan, karena ia sendiri selalu menolak jika tahu wanita yang ia kencani masih perawan. Javier tidak mau dikenang seumur hidup karena menjadi yang pertama.

 Namun malam itu ia tidak berpikir bahwa wanita anggun yang terus membuat darahnya bergolak sejak pertama kali melihatnya itu adalah gadis perawan. Terasa lucu atau mungkin ironis, di tengah kehidupan modern ini, ada gadis perawan di usianya yang mungkin sudah beranjak dua puluhan.

Javier sangat ingin bertemu dengan wanita itu lagi, meski ia sendiri tidak tahu untuk apa? Namun sepertinya malam itu membawa arti tersendiri baginya, bukan hanya sekadar malam penuh hasrat bergelimang kenikmatan. Ada sesuatu yang ia tidak mengerti telah terjadi padanya, sesuatu yang membuatnya hampir gila memikirkannya selama enam minggu ini.

Interkom yang berdering nyaring mengakhiri lamunan Javier. Ia bergerak ke meja kerjanya, melihat di interkom yang menunjukkan dengan jelas bahwa yang meneleponnya adalah resepsionis perusahaannya.

“Ya, ada apa?” tanya Javier dengan nada tak sabar, sedang merasa tidak dalam suasana hati mengetahui ada tamu yang datang untuk mengunjunginya.

“Ada Nona Kelly Earnest ingin bertemu anda, Sir.”

Javier mengerang kesal, “Nona Kelly? Aku tidak punya kenalan bernama Kelly!” Javier siap membanting gagang telepon. Ia memblokir akses wanita manapun yang selalu berusaha menemuinya di kantor, dan resepsionisnya kali ini mungkin siap kehilangan perkerjaannya karena tidak mematuhi perintahnya untuk menolak kedatangan wanita manapun atau yang bernama Kelly itu.

“Ini aku!”

Tangan Javier yang siap membanting gagang telepon itu seketika mengejang. Suara itu...

Playboy Jatuh Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang