4

19.8K 1.1K 8
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H
Mohon maaf lahir & batin

———————————————

4

Kelly bergerak gelisah di balik selimut yang membungkus dirinya. Perlahan ia membuka mata dan menangkap pemandangan kamarnya yang remang-remang oleh cahaya lampu tidur.

Kelly menyingkap selimut dan bangun, merasa percuma memaksa diri untuk tidur. Ia turun dari ranjang, menyalakan lampu utama kamar yang membuat kamar seketika terang benderang, lalu bergerak ke balkon kondominium mewahnya.

Cahaya lampu kota tampak menyihir. Biasanya Kelly sangat senang menikmati pemandangan menakjubkan saat malam hari di balkon kondominiumnya, namun tidak malam ini.

Perasaannya sedang berkecamuk. Ia tak bisa mengalihkan pikirannya dari pria itu. Ini bukan hal baru lagi. Selama enam minggu ini Kelly teramat sering memikirkannya. Memikirkan sentuhan manis bibirnya, belaian lembut namun kasar pada saat bersamaan di seluruh tubuhnya. Hujaman yang keras memenuhi dirinya.

Pusat diri Kelly berdenyut. Ia mendesah frustrasi teringat bagaimana tubuhnya dengan tak tahu malu begitu mendambakan pria itu, yang jelas-jelas sangat berpengalaman untuk hal-hal seperti itu. Tangan dan bibir itu sangat terlatih menjelajahi setiap senti tubuhnya.

Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa aku terus-menerus memikirkan pria itu?

Kelly mendesah frustrasi. Hidupnya sempurna se-belum malam itu.

Di usianya yang ke dua puluh empat tahun, ia telah sukses membantu bisnis orangtuanya berkembang dengan pesat. Ide-ide cemerlangnya membuat restoran ayahnya kian berkembang, bahkan kini cabang-cabang baru restoran mereka merambah ke hampir seluruh pelosok ibu kota. Kelly bahkan berpikir untuk mengembangkan-nya ke kota-kota lain di seluruh tanah air.

Sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, ayah dan ibunya sangat memanjakan dan menyayanginya, begitu juga dengan kedua kakaknya yang kini tinggal di luar negeri.

Antheo, kakak laki-lakinya sudah menikah dan memiliki sepasang buah hati yang tampan dan cantik. Glara, kakak perempuannya, baru menikah tahun lalu, dan baru melahirkan bayi perempuan yang cantik beberapa waktu lalu.

Dan sebelum malam itu, ia juga memiliki kekasih yang mencintainya, yang ia pikir juga ia cintai. Namun entah mengapa enam minggu terakhir ini Kelly sering bertanya-tanya, benarkah ia mencintai Rafel? Ia tidak mungkin jatuh ke pelukan pria lain jika ia benar-benar mencintai pasangannya, ya kan?

Dan anehnya, sejak ia memutuskan Rafel sehari setelah kejadian malam itu, ia tidak merindukan pria itu seperti yang ia pikir akan ia rasakan. Hanya ada rasa bersalah di dalam hatinya karena sudah berkhianat dan menyakiti Rafel dengan memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Hanya itu. Tidak lebih. Kelly tentu saja tak mampu melanjutkan hubungan mereka setelah ia berkhianat. Karena rasa bersalah terlalu berat untuk ia emban setiap mengingat kebaikan Rafel padanya, dan apa yang telah ia lakukan untuk membalas pria itu. Per-selingkuhan yang menjijikkan!

Mungkin seharusnya ia menyalahkan Dorothy yang mengajaknya ke pesta itu. Sahabatnya itu meminta ia menemaninya, lalu setelah pria yang baru ia kencani—kini sudah menjadi kekasihnya—itu datang, Dorothy pergi, bahkan menghilang tanpa kata.

Oh, Dorothy mengirimnya pesan, hanya saja ponsel Kelly waktu itu kehabisan baterai, namun tetap saja sikap Dorothy kurang mengesankan. Meninggalkan sahabatnya di pesta bukanlah hal yang terpuji.

Kelly protes pada Dorothy saat mereka bertemu dua hari kemudian, namun Dorothy membela diri dengan mengatakan ia pikir Kelly berkencan dengan seorang pria yang tampak menghampirinya di pesta waktu itu.

Kelly ingat pria tampan yang mendekatinya malam itu. Namun dengan sopan Kelly menolaknya. Ia bukan jenis wanita yang suka kencan satu malam dengan pria yang baru dikenalnya. Dan ia juga tidak berniat me-lakukan pendekatan apa pun dengan pria manapun karena waktu itu ia memiliki Rafel sebagai kekasihnya.

Tapi akhir dari malam itu sungguh di luar dugaan Kelly. Setelah sang tuan rumah yang tampan memesona menawarkan kebaikan padanya saat hujan turun lebat di akhir pesta, entah bagaimana mereka justru berakhir penuh gairah di kamar terdekat ruang tamu.

Kelly menghela napas kesal. Sekarang, tidak ada yang bisa ia lakukan. Setelah malam itu ia ceroboh dengan terbuai dalam bisikan gairah dan menyerahkan kesucian dirinya pada pria yang baru dikenalnya, sekarang ia hamil karena pria itu tidak memakai pelindung.

Pria itu siap menikahinya, yang pastinya membuat Kelly lega tidak akan membuat keluarganya menanggung aib ia hamil tanpa suami. Hanya saja Kelly cemas memikirkan bagaimana pernikahan mereka kelak akan berjalan tanpa ada cinta di dalamnya?

Kelly menatap ke seluruh penjuru kota sejenak, kilas balik saat ia menemui dokter kandungan tadi pagi ber-main di benaknya.

Ia ingat bagaimana putus asa dirinya saat dokter kandungan yang ia temui mengatakan ia positif hamil enam minggu. Sama putus asanya hingga spontan mencari informasi tentang pria yang sudah menanam benih di rahimnya, lalu pergi menemuinya.

Kelly tidak berniat meminta pertanggungjawaban atau berharap pria itu mau bertanggung jawab—meski ia akan mempertahankan kehamilannya. Kelly hanya merasa harus memberitahu tentang kehamilannya. Pria itu berhak tahu tentang keberadaan darah dagingnya, bukan? Kelly tidak mau entah bertahun-tahun kemudian pria itu mengetahui keberadaan darah dagingnya, lalu menyalahkan Kelly karena kehilangan bergitu banyak momen bersama anaknya.

Dan respons pria itu sama sekali tidak ia duga. Pria itu dengan yakin akan bertanggung jawab. Akan me-nikahinya.

Dan Kelly tidak tahu, adakah gagasan yang lebih cemerlang selain menerima tawaran itu?

***

Bersambung...

Evathink

6 juni 2019

Playboy Jatuh Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang