3

1.9K 226 57
                                    

Erwin POV

Ternyata dia sedikit bisa mengatasinya.

Pertemuannya dengan psikiater cuma 3 kali dalam sebulan.

Psikiater itu temanku sendiri, Hange Zoe namanya.

Dan ternyata juga [Name] ank yang pendiam.

Cuek dan terlihat tidak peduli.

Sifatnya sama saja dengan Levi.

"Hari ini kau mau pergi?"

Kepalanya ia gelengkan.

"Kalau mau pergi kabari aku ya? Dan jangan lupa kunci apartemennya", aku mencium pipinya singkat. "Aku berangkat, mungkin nanti aku pulang sore"

Dia mengangguk.

"Aku berangkat ya"

Aku menutup perlahan pintunya agar bisa melihatnya lebih lama.

Dan tertutup sempurna sehingga aki tidak bisa melihatnya.

Apa sebaiknya aku temani saja ya?

[Name] kan dalam masa rehabilitasi mental.

Reader POV

Hm, enaknya ngapain ya hari ini?

Drrt.

Oh, ponselku bunyi.

Siapa ya telpon pagi-pagi begini?

Aku meraih ponselku di kamar kerjaku.

Ya, Smith-sensei memberiku kamar kerja.

Aku tidak tidur dengannya tapi aku tidur di sini.

Meski dia bilang saat menikah nanti aku akan tidur dengannya juga.

A-aku tidak mau karena belum menikah dengannya.

Untungnya dia tidak memaksa.

"Geh! Reiner!"

Selama ini aku selalu mematikan ponsel.

A-aku angkat saja.

"Ha--"

"KENAPA SELAMA INI TIDAK DIANGKAT HAH?"

Ah, sudah kuduga dia bakal ngegas.

"Hah, susah sekali menghubungi akhiri-akhir ini. Aku ada di rumahmu dan ayahmu bilang kau sudah bertunangan. Sekarang kau tinggal dengannya kan?"

Reiner Braun, asisten editorku.

Bisa dibilang aku ini seorang komikus meski belum profesional sih.

Komikku online di sebuah aplikasi.

Dan aku sempat hiatus.

Editorku sebenarnya Rico-san.

Tapi lebih sering Reiner yang selalu menagih deadline.

"Kenapa tidak hubungi aku sih? Ah, terima kasih bi"

"Situasiku...sulit, aku sudah hubungi Rico-san kok"

"Begitu? Lalu komiknya, kapan mau digarap?"

"Hm, beri aku waktu sedikit lagi"

Aku memang tidak mencantumkan berapa lama aku hiatus.

"Hah, jangan paksa dirimu mengerti? Kurang lebihnya aku mengerti keadaanmu"

"Aku mengerti, kalau sudah membaik akan aku kerjakan segera"

Otakku buntu untuk lanjutan chapternya.

Apa aku jalan-jalan saja buat referensi?

Aku meutus sambungan telpon setelah Reiner pamit.

Our Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang