4

1.8K 203 15
                                    

Erwin POV

"Jadi bagaimana?"

Saat ini aku menemani jadwal terapi [Name].

Di tempat temanku tentu saja.

"Wah, diluar dugaan sih cepat juga pulihnya. Tapi, aku ingin tanya sesuatu"

Aku lihat [Name] di ruangan lain memainkan kursi putar miliki Hange.

Seperti anak kecil saja.

"Apa ekspresinya selalu datar begitu?"

"Ya...kurasa"

Aku belum pernah melihatnya tersenyum lagi ataupun tertawa.

"Well, aku takutnya dia membuang emosinya. Membuat dirinya menjadi orang yang tidak merasakan emosi itu saja"

"Apa itu buruk?"

Tanpa emosi seperti boneka.

Aku tidak mau itu, aku menyukai senyumnya.

"Hm...ya dan tidak, begini saja coba kau ajak dia ke mana terserah atau melakukan hal yang ia sukai, ke tempat yang ia sukai. Seperti hobi, film kesukaan, dan hal lain. Itu akan membuat emosinya kembali dan merasa kau ada untuknya"

Aku berusaha, tapi aku terlalu sibuk.

Apa dia kesepian?

"Akan kucoba, terima kasih Hange"

"Tidak masalah, kalau nikah nanti undangannya jangan lupa"

Tertohok rasanya.

Kami memang belum memutuskan kapan.

Aku inginnya sih secepatnya.

"Permisi, Hange-sensei"

Setelah pamit dan keluar dari ruangan Hange.

Aku menggandeng tangannya.

Reflek [Name] menepisnya dengan cepat dan menatapku dengan mata terkejutnya.

"Apa kau keberatan?"

"Aku tidak tahu...maaf hanya, gerak reflek"

"Jadi, aku boleh menggandeng tanganmu?"

[Name] menggaruk pipinya yang merona.

"Kalau kau tidak mau tidak apa kok"

Gyut.

Tidak kusangka [Name] yang akan menggandeng tanganku duluan.

"Ii yo..."

Kawaii.

Muka meronanya dan sikap pemalunya itu manis sekali.

Ah, detak jantungku tidak terkontrol saat bersamanya.

"Oh, iya! Aku mau ke studio rekaman"

"Untuk apa?"

"Komikku, soalnya chapter kaki ini aku masukkan lagu"

Permintaan pertamanya.

Reader POV

Wah, studionya besar!

Aku gugup sekali.

"[Name]"

"Ha'i!"

Kaget aku tahu!

Gorila pirang sialan!

"Break saja 10 menit"

Hah~

Ini sudah ke 30 kalinya aku mengulang rekaman karena gugup.

Bernyanyi dilihat orang begini, apalagi dilihat Smith-sensei.

Our Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang