Erwin POV
Musim panas.
Festival kembang api yang dinantikan setiap orang.
"Oi, apa kita perlu sampai naik perahu?"
"Aku ingin berdua saja denganmu dan ada sesuatu yang ingin kukatakan"
Aku membantu [Name] menaiki perahu.
Perahu yang aku sewa ini sedikit bergoyang begitu dia melangkahkan kakinya.
Mendayung sampai sedikit ke tangah.
Tinggal 10 menit kembang apinya mulai.
Aku memakaikannya tudung yang dipinjamkan pemilik penginapan.
"Erwin, kenapa pakai begini segala?"
Aku menggenggam kedua tangannya.
Mengambil cincin pertunangan kami.
"Aku Erwin Smith berjanji, akan selalu berada di samping [Full Name]. Dalam sehat maupun sakit, susah maupun senang, suka maupun duka. Hingga maut memisahkan kami"
Lalu memakaikannya kembali di jari manisnya lagi.
Meski ini bukan pernikahan resmi.
Ikrar yang kuucapkan ini adalah janjiku padamu.
Air matanya menetes.
Air mata kebahagiaan.
"Curang jangan tersenyum seperti itu tahu!"
"Dan [Full Name] apakah kamu bersedia menjadi istri dari Erwin Smith?"
Senyumnya yang manis meski berlinang air mata.
"Saya bersedia akan menemani Erwin Smith dalam sehat maupun sakit...susah maupun senang, suka maupun duka...hingga uhh..."
Aku mengusap pipinya yang basah karena air matanya tidak berhenti menetes.
"Hingga maut memisahkan kami", ia melakukan hal yang sama denganku.
Memasang cincin pertunangan kami di jari manisku dengan tangan gemetar.
"Erwin...oh, aku akan gugup nanti saat menikah"
"Kita sudah melakukannya, meski belum tercatat sih"
Bunyi kembang api membuatnya teralih.
"Kirei..."
Kembang api dengan berbagai bentuk.
[Name] teralihkan oleh kembang api yang indah.
Seindah dirimu, [Name].
"[Name]"
"Erwin...arigatou"
"Ore mo da"
Author POV
"Sekarang saya resmikan kalian sebagai suami istri"
Ciuman ikrar janji mereka tercipta sama seperti waktu festival musim panas.
Di sebuah katedral di Amerika, mereka mengucap janji suci sehidup semati.
Musim panas berakhir.
Kenangan musim panas yang indah.
Sorak sorai hadirin yang datang ikut bahagia.
Pasutri baru itu terlihat sangat bahagia.
Tangis haru teman, keluarga, dan sanak saudara yang ikut membahagiakan keduanya.
"Oh, kenapa secepat ini?"
"Putri kecil kita sudah besar"
Kenapa di Amerika tempat asal Erwin?

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life With You
FanfictionAku jatuh ke dalam keputusasaan Dan kau menarik dari lubang gelap tersebut