Our Life With You

Ai no Bakemono

Ini cuma spesial chapter :v

Iseng aja :v

Happy reading
----------------+++++++---+++-+----+-----+-------
Hutan terlarang.

Konon di hutan tersebut dihuni oleh monster.

Tanduknya yang besar.

Cakar yang tajam dan berbulu.

Gigi taringnya seakan ingin mengoyak musuh.

"Hosh...hosh...aku ditipu"

Jangan masuk jika kau ingin hidup!

"Hah...hah...kenapa di hutan begini ada rumah?"

Atau dia akan memakanmu!

"Bodo amat...kuh, isi istana itu gila"

Seorang pria yang bersimbah darah melangkahkan kakinya masuk ke rumah misterius.

"Permisi, apa ada orang?"

Penerangan yang kurang karena hanya bergantung pada jendela kecil yang disinari cahaya matahari.

"Halo?"

Duk!

Pria bermata biru itu siaga begitu mendengar benda jatuh.

"Apa maumu?"

Suara bergema membuat si petualang ini berjibgit kaget.

"Maaf kalau aku sembarang masuk...aku--"

"Pergi, aku tahu apa mamamu"

Pria bersurai blonde itu menangkap bayangan seseorang di kegelapan.

Mata di balik kegelapan itu berkilat.

Kakinya melangkah maju menghampiri sosok tersebut.

"Jangan mendekat!", teriak sosok itu. "Pergi!"

Trak!

Melempar sebatang kayu dan tepat mengenai si petualang tersebut membuatnya jatuh pingsan.

"Eh? Selemah itu dia?", lengan kecil itu mencoba menyibak poni si pria. "Dia terluka!"

Di luar hutan ini.

Terdapat pemukiman kota yang damai.

Di pimpin oleh seorang raja yang dicintai rakyatnya.

Namun, tidak ada yang tahu kalau raja mereka dikendalikan oleh penyihir jahat.

"Hah, tangkap pengembara itu!"

Cip, cip.

Kicau burung di hutan membuat tidur pria berbalut perban tersebut terusik.

Perlahan maniknya terlihat.

"Hm...diikat? Kenapa aku diikat?"

Kedua tangannya terikat di belakang pada pohon yang menjadi penumpang rumah.

Kedua kakinya pun bernasib sama.

Terikat dengan akar pohon.

"Jangan bergerak atau aku akan membunuhmu", suara bernada dingin dari kegelapan.

"Siapa?"

"Apa maumu, pengembara? Tandukku? Cakarku? Atau nyawaku?"

Pengembara tersebut bingung dengan yang diucapkan suara dari kegelapan.

Matanya menangis bayangan yang berjalan ke belakangnya.

"Siapa yang mengutusmu? Raja? Penyihir gila itu? Asalmu dari kota itu kan?"