6

1.9K 175 45
                                    

Reader POV

Aku tidak pernah menyangka akan mengalami ini.

"Terima hadiah ini dan bilang padanya naikkan nilai adikku"

Yah, memang aku pernah berada di situasi seperti ini.

Tapi, sedikit berbeda.

"Atau..."

Hah~

Merepotkan.

"Erwin akan melihat mayat tunangannya sendiri"

Ini terjadi beberapa menit yang lalu.

(Flashback on)

Ding! Dong!

Oh, tumben sekali ada tamu.

Siapa ya? Apa ayah dan ibu lagi?

"Ya?"

Oh, bocah SMP.

"[Full Name], benar?"

"Ya, anda cari Erwin Smith? Maaf hari ini dia ada jadwal mengajar"

"Aku tahu"

Kalai tahu untuk apa kemari?

"Oh, silakan masuk. Mungkin setelah ini dia pulang"

Pemuda ini siapa?

Kenapa anak SMP cari Smith-sensei?

Aku mempersilakannya duduk.

Ke dapur sebentar untuk membuat teh karena aku lupa belanja kopi.

"Silakan di minum"

Tatapan matanya itu tajam sekali.

Kowai desu.

Mecha kowai desu.

"Aku hanya datang untuk memberi ini"

Eh?

Bingkisan apa ini?

"Sebagai gantinya naikkan nilai adikku Farlan"

Apa?

Sogokan?

Oh, astaga Farlan yang itu?

Anak konglomerat itu?!

Yang benar saja!?

"Maaf saya tidak tahu apapun tentang masalah di kampusnya. Jika ini masalah kampus, silakan ke universitas saja"

Aku tidak mau hal seperti ini.

Smith-sensei juga pasti tidak mau.

"Begitu?"

Dia mendekati, mengambil sesuatu di belakang celananya.

"Tidak mau berubah pikiran, hm?"

(Flashback off)

Dan moncong pistol yang diberi peredam suara ini tepat ada di dahiku.

Ini pistol asli, aku tahu karena ada bau mesiu dari peluru.

Dia bukan anak SMP biasa!

"Kenapa tidak langsung bunuh saja? Oh iya, kalau kau membunuhku akan runyam masalahnya"

Aku harus tenang.

Aku ingat jadwal mengajarnya hanya sampai siang ini.

Tepat jam 12 siang nanti karena cuma menemani mahasiswa praktek.

Sebenarnya, aku sangat takut.

"Ck, aku tahu itu"

Oh, syukurlah dia menurunkan pistolnya.

Our Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang