(05) Bunga

41 12 8
                                    

Minal Aidzin Wal Faidzin . Happy eid mubarok. Selamat hari raya idul fitri :) aku Minta maaf atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan. Baik secara lisan maupun nonlisan :)
kali ini aku mau berbagi kebahagiaan dimalam lebaran ini bersama kalian dengan mempublish cerita yg aku buat.🤗semoga suka:).
Dan kalian jangan bingung yah sama judul, cover sama deskripsi nya cerita hujan yang ganti semua. Ini semua aku lakuin karena menurut aku judul, cover sama deskripsinya kurang menarik. Jadi, Cerita Hujan sama Metamorfosis itu isinya sama, cuman ganti judul, cover sama deskripsinya doang:)

Btw bacotanku ini terlalu banyak ga sih? Perasaan juga enggak😂
Yaudah, Happy reading gaes :)
***

Lian membuka matanya perlahan. Dan pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah Alvaro yang tengah berdiri mengawasinya. Lian terperanjat kaget dan langsung terduduk.

"Lo ngapain disini?"

"Lo tadi pingsan di perpus, kenapa bisa pingsan? Masa ngangkat buku segitu aja langsung pingsan? Dasar cewek! Bilang aja kalau pingin gue gendong." Alvaro tersenyum sinis. Mendengar perkataan Alvaro barusan, emosi Lian langsung naik.

"Najis! Gue aja pingin jauh-jauh dari lo."

"Udah, jangan bilang gitu, besok lusa bisa-bisa lo ngomong pingin deket-deket sama gue terus haha." Alvaro tertawa cengngesan.

Sedangkan Lian melotot tak terima.

"Nih, makan dulu, lo bilang tadi kalau lo belum makan kan? Ini gue udah beliin makanan." Alvaro menyodorkan sekotak makanan pada Lian.

"Gue nggak laper, air putih aja."

"Oh oke." Alvaro mengambil sesuatu dari bawah. Dan ternyata itu adalah sebotol air mineral.

Lian langsung mengambil botol itu dari tangan Alvaro lalu meminumnya. Lian pagi tadi memang belum sarapan, daya tahan tubuhnya juga terbilang lemah, ditambah Alvaro malah membahas soal hujan, otomatis pikiran Lian langsung teringat akan kejadian 2 tahun silam. Kejadian yang mengubah segalanya. Mengubah hidup Lian.

"Lo punya riwayat penyakit nggak?" tanya Alvaro serius. Dan kali ini Lian baru sadar kalau Alvaro dari tadi menggunakan kata 'lo-gue'

"Bukun urusan lo."

"Itu urusan gue sebagai teman yang baik Li, lagipula gue masih heran kok lo bisa pingsan sih?"

"Lo itu sumber penyakit, karena itu gue pingsan," jawab Lian asal.

Kepalanya masih terasa berat, dan dia sedang tidak mood ditanyai macam-macam. Hening seketika melanda mereka.

Lian meneguk kembali botol tersebut hingga tersisa setengah, kemudian dia menatap Alvaro. "Bisa nggak lo tinggalin gue sendiri? Gue pingin istirahat."

"Oh oke." Alvaro mengangguk. Setelah itu dia berjalan keluar tanpa mengucap sepatah katapun.

Selepas kepergian Alvaro. Beberapa menit kemudian Natasha dan Naya datang ke UKS dengan raut muka khawatir.

"Lo kenapa pingsan sih Li?" tanya Natasha dengan heran.

"Gue belum makan."

"Ck, kalau gitu ayo kita ke kantin. Ntar gue bayarin deh."

Mendengar perkataan Natasha barusan, Naya langsung melotot tajam. "Hey, utang lo ke gue aja belum lunas dan sekarang lo malah sok-sokan mau bayarin Lian makan dikantin? Nggak bisa! Lunasin dulu utang lo ke gue."

"Ini uang-uang gue jadi terserah gue lah." Natasha balas nyolot.

"Oh gitu? Oke, besok-besok gue nggak bakal mau minjemin uang gue ke lo lagi."

METAMORFOSIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang