Chapter 1. Hyung..

5K 277 11
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku tidak mengetahui banyak tentang kesedihan tapi aku akan menangis jika itu menyakitkan.

-Begin by Jungkook-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Siang yang cerah, angin yang bertiup semilir membuat membuat pemuda tampan bergigi kelinci itu enggan untuk mengikuti pelajaran yang sedang diberikan pada hari itu.

Pemuda itu terus menatap kosong kearah luar jendela kelasnya yang berada tepat disampingnya, entah apa yang sedang dipikirkan olehnya. Sehingga pemuda tampan itu tidak menyadari bahwa pelajaran hari itu telah berakhir.

"Jungkook-ah!!!!" Teriak seorang namja yang memiliki tubuh tinggi itu, tak kalah tingginya dengan Jungkook. Namja tadi berteriak sambil menghampiri meja Jungkook sambil menepuk sebelah pundak Jungkook.

"Yakk!! Minghao-ya! Tak usah berteriak seperti itu!! Aku tidak tuli!" Protes Jungkook karna namja yang bernama Minghao tadi berteriak tepat disebelah telinga Jungkook setelah menghampiri meja Jungkook.

"Habisnya sedari tadi aku perhatikan kamu terus menatap pemandangan diluar jendela kelas dan sama sekali tidak mendengarkan songsaengnim yang sedang berbicara didepan tadi" Minghao memajukan bibirnya sambil menatap Jungkook.

"Berhentilah memajukan bibirmu, kau membuatku hampir muntah" ucap Jungkook santai sambil bangun dari kursinya dan melangkah pergi menuju pintu kelas.

"Yakk!! Jungkook-ah tega sekali kau mengatakan hal itu kepada sahabatmu sendiri!" Minghao datang menghampiri Jungkook yang melangkah pergi menuju pintu kelas itu.

Minghao. Nama lengkapnya adalah Xu Minghao, Ia adalah pemuda tampan yang berasal dari China. Ya, dia adalah murid pindahan dari China pada taun ke 2 di SOPA. Sedangkan saat ini adalah tahun ke 3, Jungkook dan Minghao telah bersahabat sejak pertama kali Minghao bersekolah di SOPA. Jungkook bukanlah anak yang mudah bergaul dengan teman disekolahnya, tapi Minghao berhasil menjadi sahabatnya.

Bukankah itu sebuah keajaiban jika Jungkook dapat mempunyai sahabat?
Bukan. Itu adalah sebuah takdir.

Jungkook dan Minghao berjalan menyusuri lorong sekolahnya dan melewati anak tangga yang bisa dibilang banyak itu. Tak lama kemudian seorang namja yang lebih tinggi dri Jungkook dan Minghao menghampiri mereka.

"Ohh jadi kalian mau ninggalin aku?" Ucap namja itu dengan nada yang sedikit menyindir sambil merangkul kedua sahabatnya itu lalu tersenyum kearah mrk.

"Omo! Sejak kapan kau berada disitu?! Apa kau menguntit kami berdua? Hm?" Minghao sedikit terkejut lalu membalas sindiran halus namja tadi.

"Astaga kalian berdua ini selalu saja seperti itu. Apa kalian gak bosen? Ha?" Jungkook menggeleng pelan kepalanya sambil menatap mereka berdua secara bergantian

"Ah biarkan seperti ini agar kau tidak lupa nanti dengan kita berdua saat sudah lulus nanti. Hehe" ucap namja itu sambil tersenyum menunjukan giginya itu.

"Ya ya terserah kau saja dan tolong lepaskan rangkulanmu ini" ucap Minghao sambil menyingkirkan tangan namja itu di bahunya dan dibahu Jungkook.

Mata Jungkook melebar, terkejut bahwa sebuah mobil yang tak asing ia liat sudah menunggu di parkiran depan sekolahnya. Ia terkejut karna melihat mobil pribadi milik hyung nya itu, Jungkook lupa, bahwa hari ini ia harus pulang bersama dengan hyung nya.

"Emm.. aku harus pulang sekarang, mobilku sudah berada di parkiran. Sampai jumpa besok Minghao-ah! Mingyu-ah!!" Jungkook menatap kedua sehabatnya itu dengan sedikit panik. Ia tau bahwa hyung nya itu tidak suka menunggu, apalagi bersangkutan dengannya.

"REMORSE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang