Chapter 44. The Different Life.

2.2K 161 3
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apa kini aku sedang meraih impianku? Atau aku telah kehilangan impianku?

-So 4 More by BTS-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hh..hyung.. hiks.. aku tak mengerti.. aku tak mengerti!! Apa maksudnya.. hiks" Jungkook menutup surat itu. Matanya terus mengeluarkan cairan bening itu. Lalu tiba-tiba saja suara Yeonjun kembali terdengar ditelinga Jungkook. Membuat Jungkook terfokus dengan suara itu.

"Hallo Chanyeol hyung, Jungkook-ie hyung~ Ahh rasanya sedikit aneh membuat rekaman ini. Seperti sedang berbicara pada diri sendiri, meskipun aku sering melakukannya haha..

Jungkook-ie hyung, aku membuat rekaman ini hanya untuk memastikanmu saja. Tolong hiduplah dengan bahagia dengan hati barumu itu. Jagalah hati yang kuberikan untukmu hyung. Tolong berbahagialah bersama dengan Chanyeol hyung juga. Aku menyayangimu hyung.

Chanyeol hyung, aku.. hiks.. aku sangat menyayangimu.. sangatt... hyung ketika aku tiada nanti, tolong jaga Jungkook-ie hyung juga. Aku mohon hiduplah dengan berbahagia setelah ini. Jangan mencoba untuk terus menangis hyung, aku mengawasimu dari sini.

Ah sepertinya cukup sampai disini saja. Aku menyayangi kalian. Sangat.. hiks.. hikss.. aku akan tetap mengawasi kalian. Jangan lupa untuk tersenyum hyung. Sampai Jumpa, saranghae"

Clik!

Rekaman suara itu mati setelah itu. Membuat keheningan diruangan itu kembali melanda. Yang ada hanyalah tangisan Jungkook yang semakin keras itu. Begitupula dengan Chanyeol yang tak kuasa menahan tangisannya itu setelah mendengar suara Yeonjun.

Ya, Chanyeol kembaki merindukan adik kecilnya itu. Adik yang selalu ia lihat untuk setiap harinya. Adik yang selalu tersenyum untuknya, tapi mau tak mau ia harus membiasakan dirinya untuk tak mencoba mencari adik kecil kesayangannya itu, karena disini ada adik lainnya yang siap untuk membuat sebuah pengalaman bersama.

"Hiks..hiks.. hyung.. Ja..jadi.. Ye..Yeonjun.. hiks" Jungkook menatap Chanyeol dengan matanya yang terus saja mengeluarkan airmata.

"Ne, dialah pendonor hati untukmu" Chanyeol mengangguk sambil mengelap airmatanya yang ikut keluar itu.

"H..hyung.. maaf... maafkan aku. Hiks.. aku.. mengambil adik tersayangmu" Jungkook menutupi matanya dengan tangannya itu.

"Aniya Jungkook.. aniya.. kau sama sekali tak mengambilnya ini semua adalah takdir yang tak dapat dihindari. Kaupun juga adik tersayangku. Jangan berkata seperti itu. Hyung juga tak ingin kehilanganmu" Chanyeol tersenyum kearah Jungkook lalu mengusap surai Jungkook perlahan.

"Mianhe hyung.. hiks mianhe" Jungkook terus saja menyalahkan dirinya sendiri.

"Jungkook-ah. Berentilah menangis. Kita bisa memulainya dengan kehidupan baru dengan hyung. Kau mau kan?" Chanyeol mengelap airmata Jungkook yang telah jatuh kepipi itu.

"Bisa kah hyung?" Jungkook menatap wajah Chanyeol dengan hati-hati.

"Tentu saja Jungkook. Kau ini adikku dan selamanya akan seperti itu" Chanyeol tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang manis itu.

"Terimakasih hyung. Bolehkah aku memelukmu?" Jungkook menatap wajah Chanyeol dengan sedikit tersenyum.

"Aku tidak akan menolaknya"Chanyeol tertawa sambil memeluk Jungkook sesaat.

"Jungkook-ah. Setelah kau sudah merasa lebih baik lagi. Kita akan pergi dari sini, ne" Chanyeol kembali duduk sambil menatap sedikit serius kearah Jungkook.

"REMORSE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang