Chapter 47. Invitation

2.1K 152 3
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Mimpi selalu ada disana. Kamulah yang selalu melarikan diri dari mimpi itu.

-by Suga of BTS-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ini adalah hari ketiga setelah Minghao mengembalikan ponsel milik Yeojun itu. Sedangkan Yeojun, sepertinya ia masih betah berada di kamarnya itu selama tiga hari penuh. Bahkan untuk makan saja ia tak tertarik sama sekali hingga Chanyeol benar-benar kebingungan saat ini.

Masalah makanan, Chanyeol hanya meletakannya dimeja dekat pintu kamar Yeojun yang diluar itu. Chanyeol pernah bertanya pada adiknya itu, namun yang ia dapat hanya sebuah gelengan kecil dan segera pergi dari hadapannya.

"Jun... bolehkah hyung masuk ke kamarmu?" Chanyeol mengetuk pintu kamar adiknya itu. Ia sudah tak tahan dengan sikap aneh dari sang adik.

"..." tak ada jawaban apapun dari balik kamar itu. Akhirnya tanpa persetujuan sang pemilik kamar, Chanyeol membuka lalu menutup pintunya dengan perlahan. Ia mendekati Jungkook yang sedang duduk di kursi sambil menatap pemandangan diluar sana.

"Jun" panggil Chanyeol dengan lembut. Namun, panggilannya itu sama sekali tak dihiraukan oleh Yeojun.

"Hei saeng" kini Chanyeol mengusap pelan surai Yeojun sambil sedikit tersenyum.

"Eoh? Hyung?" Yeojun menoleh kearah Chanyeol.

"Apa kau baik-baik saja Jun?" Chanyeol menatap Yeojun.

"Ah, ne" jawaban singkat dari Yeojun itu sangat tidak memuaskan bagi seorang Chanyeol.

"Heii.. mau bercerita sesuatu?" Chanyeol mengambil sebuah kursi yang tak jauh dari jangkauannya itu lalu membawanya ke sebelah kursi milik adiknya itu.

"Apa ada sesuatu yang terjadi? Kau di bully diuniversitasmu itu? Hyung bisa memindahkanmu" kini Chanyeol berada dalam mode seriusnya.

"Aniya hyung. Tak ada yang membullyku sama sekali" Yeojun menggelengkan kepalanya.

"Lalu ada apa? Hyung amati, ini adalah hari ketiga kau tidak berkuliah bukan?" Chanyeol menatap kearah pandang mata Yeojun yang sedang menatap pemandangan itu.

"Mm.. ya aku sedang tidak enak badan hyung" Yeojun memutar otaknya itu untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang Chanyeol berikan.

"Benarkah? Badanmu atau suasana hatimu?" Chanyeol menatap Yeojun sambil tersenyum.

"Kau tak dapat membohongi hyung dengan alasan kesehatan Jun. Kau lupa bahwa hyung mu ini pernah menjadi dokter spesialis?" Chanyeol menepuk pundah Yeojun dengan pelan.

"Ah benar juga. Aku melupakan fakta bahwa Chan hyung adalah seorang dokter" batin Yeojun.

"Aku tau ada yang kau sembunyikan. Karena hubungan seorang kakak dan adiknya adalah hubungan yang kuat. Hyung tidak memaksa jika kau belum mau bercerita. Tapi hyung akan senang jika kau mau membaginya dengan hyung" Chanyeol sedikit mengerti, mungkin Yeojun belum siap untuk menceritakannya.

Ia memutuskan untuk bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Yeojun sendiri. Namun Yeojun memanggilnya membuatnya menghentikan aktifitas yang akan Chanyeol lakukan itu.

"Dia.. dia melihatku" mata Yeojun sedikit berkaca sambil melihat Chanyeol.

"Dia? Dia siapa Jun?" Chanyeol kembali duduk sambil menatap Yeojun yang sedang menatapnya itu.

"Orang yang mengembalikan ponselku" jawab Yeojun.

"Minghao?" Chanyeol menyebut nama orang itu.

"Ne. Dia yang harus kulupakan, tapi kini ia kembali datang seenaknya kedalam hidupku" Yeojun mengelap airmatanya yang hendak terjatuh itu dengan kasar.

"REMORSE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang