Chapter 31. Recantation

2.6K 213 10
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kita adalah cahaya satu sama lain.
Jadi, jangan menghilang.

-Mikrokosmos by BTS-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ku tanya sekali lagi. Dimana Jungkook?" Seokjin menegaskan pertanyaan itu.

"...." tidak ada jawaban sama sekali dari semua adiknya itu. Seokjin kesal dan mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Tidak ada yang mampu menjawabnya? Apa kalian bisu? Apa ini yang selama ini aku ajarkan kepada kalian jika ada seseorang yang bertanya?" Ucap Seokjin kesal.

"H..hyung.. bukan seperti itu, kami bisa jelaskan semuanya" ucap Hoseok hati-hati dengan ucapannya sendiri.

"Ya baiklah. Jika kalian bisa, maka lakukanlah sekarang!" Seokjin mulai mengerutkan dahinya dan menatap ke semua adiknya dengan serius. Tak pernah sebelumnya Yoongi, Namjoon, Hosoek, Jimin dan Taehyung mrlihat wajah Seokjin yang sangat serius dan juga seperti mengeluarkan aura yang sedikit menyeramkan.

"M...mianhe hyung. A..aku salah, aku mengurung Jungkook di gudang lalu ada seseorang yang mencari Jungkook. I..ia datang kesini dan menenukan Jungkook lalu membawa Jungkook pergi dengannya. Ia meninggalkan surat dan kartu namanya, u..untuk menggantikan pintu yang rusak" jelas Jimin sambil terbata-bata.

Jimin menunduk, ia terlihat sangat ketakutan ketika Seokjin sudah marah seperti ini. Sedangkan betapa terkejutnya Seokjin mendengar penjelasan dari Jimin tadi. Ia segera mengambil surat itu lalu membacanya dan juga membaca kartu nama pemberian Chanyeol, tak lupa ia juga menyimpan kartu nama tersebut di dalam saku kemeja nya.

Dengan wajah yang marah Seokjin yang masih membawa kopernya itu mulai mendekat kearah Jimin.
"JIMIN KAU-" Seokjin mengambil ancang-ancang untuk menampar wajah Jimin itu. Jimin yang menyadarinya pun memejamkan matanya dan sedikit meringis bersiap untuk menerima tamparan dari Seokjin.

Sedangkan yang lainnya hanya menatap Seokjin dan Jimin dengan perasaan khawatir. Tetapi sebelum sempat menampar Jimin. Seokjin memberhentikan tangannya yang sudah terangkat itu. Lalu mengepalkan tangannya dengan kuat lalu menghela napas beratnya. Matanya terlihat sudah tidak bisa menampung airmata yang akan keluar itu. Seokjin pergi dengan membawa kopernya itu ke ruangan kerjanya, bukan ke kamarnya.

Seokjin menutup pintu tersebut dengan cukup keras. Ia sebebarnya tidak berencana untuk menutup seperti itu, itu hanyalah reflek Seokjin setiap kali ia kesal atau marah. Setelah masuk, ia membanting koper yang tadi dibawanya itu.
"ARGHHHH" Seokjin berteriak kesal. Lalu memberantakan isi ruangan itu. Bahkan Seokjin memecahkan beberapa vas dan juga beberapa patung kecil yang dapat terdengar oleh orang yang ada diluar ruangannya itu.

Seokjin duduk di kursi ruang kerjanya itu. Ia menaruh sikunya diatas meja dan menutup mukanya itu, ia juga memberantakan rambutnya sendiri.
Ia menangis. Ini adalah yang pertama kalinya ia menangis dan bertingkah seperti itu lagi sejak kepergian orang tuanya.

"Eomma.. Appa.. mianhe.. maaf karena aku tidak bisa menjaga semua adikku, maaf karena aku telah menyakiti hati dan fisik adikku. Mianhe aku tak bisa menjadi hyung yang baik untuk mereka" ucap Seokjin yang masih menutup matanya dengan telapak tangannya itu.

"Mianhe.. aku tak bisa menjaga mereka semua. Aku menyesal. Ku mohon maafkan aku. Jangan ambil Jungkook dariku. Aku menyayangi semua adikku" airmata Seokjin semakin mengalir dengan deras ke pipi mulus itu.

••♡••

Brak!!

Prangg!!!

"REMORSE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang