Chapter 29. Tortured

2.4K 200 9
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Mengapa aku mempertahankanmu, walau ku tau, aku akan terluka?

-I NEED U by BTS-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hhh aku harap anak sialan itu tidak ikut makan bersama kita. Itu hanya akan membuat suasana hancur saja" ucap Jimin lagi.

"Ahh kenapa Seokjin hyung lama sekali? Aishhh padahal aku sudah lapar" ucap Hoseok sambil menopang dagunya dnegan salah satu tangannya itu.

*Flashback OFF*

Seokjin turun kebawah kembali ke ruang makan dengan mendapat tatapan aneh dari semua adiknya itu, termasuk Yoongi dan Namjoon yang sedari tadi memainkan ponselnya.

"Ada apa?" Tanya Seokjin setelah menyadari mendapatkan tatapan aneh dari adiknya itu.

"Sesuai dugaanku hyung, sia-sia kau memanggil dia. Kau hanya membuang tenaga dan waktu saja jika berurusan dengan bocah sialan itu" ucap Jimin sambil menatap malas Seokjin.

"Perhatikan ucapanmu Jimin. Tidak ada yang sia-sia jika itu untuk semua adik hyung" balas Seokjin dengan tegas lalu duduk di kursinya. Sementara Jimin yang mendengar balasan dari hyung nya itu langsung cemberut kesal.

"Cha, sekarang mari kita makan" ucap Seokjin mengakhiri pembicaraan malam itu.

••♡••

Hari ini adalah hari ke 5 setelah rencana Jimin dan juga perubahan Seokjin yang tiba-tiba itu. Itu berarti 2 hari lagi adalah jadwal check up Jungkook yang telah disepakati antara Chanyeol dan juga Jungkook.

Tetapi sampai hari ini pun belum ada tanda-tanda mengenai rencana itu. Bahkan semuanya berjalan seperti biasa. Rencana yang tidak diketahui oleh Seokjin. Sebenarnya mengenai perubahan sikap Seokjin, itu bukanlah suatu hal yang tiba-tiba, karena jauh-jauh hari sebelumnya. Seokjin lah yang selalu mengatakan kekhawatirannya terhadap Jungkook dalam hati. Namun pada saat itu, keegoisannya selalu menutupi kekhawatirannya.

Saat ini pun Jungkook dengan tenang memainkan ponselnya sambil tiduran diatas kasur king size nya itu. Lalu sebuah pesan muncul di ponsel Jungkook.

------------------------------------------------------------

"Jungkook-ah"

"Mianhe. Nugu-ya?"

"Chanyeol hyung"

"Ah mian hyung. Aku tidak mempunyai nomormu sebelumnya"

"Ne, gwaenchana. Bagaimana kabarmu?"

"Kurasa hyung sudah tau jawabannya"

"Hhh.. bagaimana jika kita mengatur jadwal kemoterapi mu saja?"

"Siapa yang bilang bahwa aku akan menjalankan kemoterapi hyung?"

"Tapi hyung menyarankan bahwa kau menjalani kemoterapi untuk mencegah penyebaran sel kanker yang lebih luas lagi"

"Mencegah? Untuk apa mencegah jika sel kanker itu memang sudah menyebar hyung? Bukan kah hasilnya akan sama saja?"

"Kita belum mencobanya Jungkook-ah. Kenapa kau beranggapan bahwa hasilnya akan sama saja?"

"Tentu saja. Bahwa pada akhirnya aku akan mati karena penyakit sialan ini kan hyung? Apa aku salah?"

"REMORSE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang