"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Satu, dua.."
Aroma keringat makin menyengat saat Yeonjun menoleh kebelakang. Ia matikan musik berjenis EDM dan penuh hentakan cepat itu.
Pemuda itu mengusap keringatnya, "Oke stop. Masing-masing minum segelas, setelahnya kita latihan sekali lagi, yang terakhir untuk hari ini." Tegas trainee tertua itu pada 3 pemuda lainnya yang juga sudah tampak kelelahan.
Taehyun mengambil gelas dan menunggu sampai orang yang ada di depannya ini selesai memenuhkan gelasnya dari dispenser yang tersedia diruangan ini.
"Beomgyu, bisa kau cepat?" Tanyanya dengan nada datar.
Orang yang dipanggil dengan nama Beomgyu itu menoleh. Bahu Taehyun menegang saat keduanya bertemu tatap kesatu sama lain.
"Oh, Taehyun. Sabarlah sedikit." Ucap Beomgyu santai sambil menggeserkan tubuhnya, mempersilahkan pria Kang itu mengambil air untuknya.
Keempatnya lalu duduk di tengah ruangan. "Soobin, aku rasa kau perlu menambahkan energi mu pada bagian ini dan ini." Yeonjun terus membicarakan tentang gerakan tarian.
"Baiklah, aku akan berusaha." Jawabnya sembari melakukan teguk terakhir air digelasnya.
Lagu kembali dinyalakan dan mereka juga melakukan tarian itu dengan hitungan dari Yeonjun sebagai sentuhan terakhir latihan hari ini.
"Tujuh, delapan, tap tap dan tap. Oke! Kita sudah bagus." Yeonjun memberikan tepuk tangan kecil saat berjalan menuju tas nya dan mengambil handuk untuk mengeringkan rambutnya yang dibasahi keringat.
Taehyun sedari tadi terus memerhatikan Beomgyu dengan gelisah sampai orang yang ditatap menyadari hal itu. "Ada apa, Taehyun?"
"Ti-tidak ada."
Beomgyu mengernyit heran mendengar jawaban itu.
"Bo-beomgyu, apa kau ada urusan sepulang dari sini?" Bicara Taehyun semakin terdengar tidak nyaman setiap mata Beomgyu menatap padanya.
"Tidak ada. Kenapa?"
"Itu, aku.. Aku.."
"Aku?" Ucap Beomgyu tak sabar. Gelagat Taehyun yang tak biasa tentu membuat Beomgyu tidak bisa tidak merasa aneh.
Taehyun menggigit bibir bawahnya, "Aku ingin mengajakmu bicara sebentar, tidak disini, tidak saat ada orang banyak." Tampak ia berusaha menutupi nada bicaranya yang bergetar.
Beomgyu tak langsung menjawab, namun ia mengangguk, "Baiklah."
"Oke semuanya terimakasih sudah bekerja keras hari ini," Yeonjun menenteng tas nya, memberi sinyal kepada semua orang untuk pulang.
Yeonjun merangkul Soobin, "Kau langsung pulang?"
"Adikku bilang ia ingin lakukan suatu hal dulu, dan menyuruhku pergi duluan. Mungkin aku akan pulang setelah makan malam dulu nanti." Soobin memandang pada Beomgyu adiknya yang tengah berbicara dengan Taehyun.
"Beomgyu tak langsung pulang? Baiklah, kalau begitu aku juga duluan. Aku akan menjemput Yeonji dari tempat lesnya," Yeonjun menepuk bahu Soobin dua kali sebelum melengos pergi dari sana.
"Terserah!" Ia menggelengkan kepala sembari tertawa renyah melihat punggung Yeonjun yang sudah bergerak menjauh.
Soobin menoleh lagi pada Beomgyu yang kini juga tengah berjalan keluar ruangan.
Bersama Taehyun.
Ia hampiri adiknya itu, "Beomgyu, kau yakin menyuruhku pulang duluan? Aku pasti bisa menunggu sampai urusan kalian selesai."
Beomgyu menggeleng, "Taehyun bilang mungkin agak lama, jadi hyung pulanglah saja. Aku bisa pulang naik taksi nanti."
Ia melihat Taehyun yang sudah menunduk sambil tersenyum padanya.
Soobin menghela napas keras, "Tapi jangan terlampau lama!"
"Baiklah. Hyung, berhati-hatilah."
Soobin masih terdiam saat melihat kedua anak itu berjalan beriringan menjauh darinya.
Ia tak mengerti. Ia tau betul anak bernama Kang Taehyun itu adalah teman akrab Beomgyu sejak 3 tahun yang lalu di gedung pelatihan ini. Belum lagi tahun lalu saat Taehyun mendaftar dan menjadi siswa di sekolah menengah yang sama dengan Beomgyu, walaupun berada di tingkat dibawah Beomgyu. Karena sudah terbiasa bergaul dan menjadi teman, Taehyun memanggil Beomgyu dengan nama depan saja seperti teman sebaya, tanpa embel-embel sunbaenim atau hyung.
Ia heran. Ia seharusnya sudah tidak meragukan lagi kedekatan pertemanan antara keduanya. Lantas kenapa saat ini ia merasa berat melepaskan sang adik untuk sekedar pergi bersama teman?
Setelah lama berdiam diri, Soobin akhirnya berjalan keluar gedung dan pulang dengan mengendarai mobilnya.
Sampailah Taehyun membawa Beomgyu dalam sebuah lorong di dalam gedung itu dan masuk ke dalam suatu ruangan kosong.
"Aku kira kau akan membawaku jalan-jalan ke suatu tempat. Nyatanya hanya di gedung ini?" Celoteh Beomgyu saat melangkah masuk ke ruangan yang hanya berisi kardus kardus tak jelas dan benda benda tua.
Beomgyu memerhatikan sekelilingnya tanpa merasa curiga sedikitpun, "Maaf, aku lupa tentang kau bilang, tidak di ruang latihan dan tidak saat ada banyak orang. Tempat ini memang sangat sepi." Ia terus berbicara dan mengangguk-angguk sendiri seperti sedang berbicara sendiri karena tak sedikit pun dari ucapannya digubris oleh Taehyun yang masih berdiri mematung. Tepat setelah ia menutup pintu ruangan itu rapat-rapat.
Ia menoleh pada Taehyun, "Sekarang apa? Kau tidak memintaku menciummu, kan? Bukan itu alasanmu membawaku ke tempat sepi ini, kan?" Jari telunjuk menunjuk wajah pemuda itu.
Taehyun menelan ludah nya kasar. "Bu-bukan."
Lagi-lagi Beomgyu mengernyit, "Lalu?"
Taehyun mengambil tas dari punggungnya dan memasukkan tangannya yang sudah bergemetar hebat kedalamnya.
Orang yang ada dihadapannya terus memerhatikan gerak geriknya. "Kau mau memberiku hadiah? Setauku ulang tahunku sudah lewat." Beomgyu ingat terakhir kali Taehyun memberikan kado ultahnya, Taehyun menaruh didalam tas dulu sebelum diberikan kepadanya.
Suara Taehyun memberat, "Ma-maafkan aku,"
+×+
Dering ponsel terus menggema di dalam mobil, sangat mengganggu fokus Soobin yang sedang menyetir.
Ia angkat panggilan itu dengan dengus sebal, "Ayah, ada apa? Aku sedang berkendara. Tidak bisakah ayah.."
"Dimana adikmu!" Suara orang dari seberang sana terdengar penuh emosi, memotong pembicaraan Soobin.
"Beomgyu? Dia sedang bersama temannya, dan menyuruhku pulang duluan. Kenapa.."
"Dimana dia sekarang, hah? Mengapa tidak bersamamu!"
"Sudah kubilang bersama temannya." Tegas Soobin yang juga ikut terpancing emosi.
"Teman nya yang mana!"
"Teman nya di perusahaan, bernama Taehyun."
"Jangan bilang dia salah satu dari Kang!"
"Dia memang Kang, ayah. Namanya Kang Taehyun."
"KAU GILA!" Kali ini Soobin benar-benar kaget dengan bentakan sang ayah.
Detakan tak enak terasa di dadanya, "Me-memangnya.. Kenapa?"
"Cepat pergi ke tempat adikmu sekarang, jika kau tidak ingin kehilangan dia!"
"Ke.. Kehilangan?" Mata Soobin sudah membola, kepalanya tak mampu mencerna situasi ini.
"SEKARANG!!!"
Panggilan itu berakhir.
Kehilangan, katanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BE THE STAR | TXT
Фанфик[𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓] "Kematian seseorang tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Kau yakin masih ingin melakukan ini?" "Tidak ada alasan untukku berkata tidak." This is a TOMORROW X TOGETHER Fanfiction. Dedicated to The Dream Chapter : STAR. S...