"Aku sangat berterimakasih, Yeonji. Dan sangat minta maaf, karena sudah merepotkanmu," ujar Soobin tak tenang. Saat gadis yang di maksud baru saja selesai dengan telaten memberikan obat pada Beomgyu dan mengompres anak itu lagi.
Ya, Soobin menghubungi kekasihnya, meminta untuk membantunya merawat Beomgyu selagi ia harus pergi. Dan Yeonji yang merupakan ketua organisasi palang merah di sekolahnya itu berinisiatif untuk sekalian membelikan obat penurun panas itu.
"Tidak apa-apa, dengan obat itu panasnya pasti akan turun." balas Yeonji, menatap teduh ke arah Soobin.
Soobin terhenyak dengan tatapan itu. Senyumnya melengkung sempurna. Tak dapat mengelak bahwa sekarang hatinya benar-benar sedang dipenuhi bunga. Tapi, sedetik setelah nya senyumnya langsung hilang kala mengingat sesuatu.
Daun bawang memang sangat menyebalkan. Umpatnya dalam hati.
Yeonji yang menyadari perubahan raut wajah itu pun langsung bertanya, "Kenapa?"
"Ah, tidak apa-apa." lalu keduanya saling bertatap-tatapan lagi. Sampai Beomgyu yang terbangun merusak adegan romansa dalam ruangan itu.
"Aku haus," desahnya, matanya setengah tertutup.
Dengan cekatan, tangan Yeonji mengambil segelas air hangat di atas meja nakas, dan memberikannya pada pemuda itu.
Lalu setelahnya, Beomgyu menyandarkan kepalanya ke bahu Yeonji yang sedang duduk di pinggiran ranjangnya, "Nuna ... Pusing sekali," adunya, matanya menutup sempurna.
Soobin yang melihat mendengus, "Saat sehat menyusahkan, saat sakit ternyata lebih menyusahkan lagi."
"Sudah lah, dia ini sedang sakit, kenapa kau malah terus memarahi nya." Yeonji berucap, membuat Soobin mengurungkan niat untuk melanjutkan mengoceh.
Ucapan Yeonji membuatnya sadar kalau dia memang sudah mencerocos dari setibanya Yeonji di rumah ini tadi.
Pemuda itu menghela napas, "Bukan memarahi. Ini hanya supaya otak bocah itu mengerti kalau kesehatan itu tidak boleh disepelekan."
"Maaf," gumam Beomgyu, setengah sadar.
Yeonji langsung mengusak pelan rambut itu, "Sudah, istirahat lah yang banyak." perlahan mulai membantu Beomgyu ke posisi berbaring.
Gadis itu berdiri, "Percayalah, dengan banyak tidur dia akan segera sembuh. Mengantuk adalah efek dari obatnya juga." ia menjelaskan. Sambil langkah kedua remaja itu sampai ke pintu depan.
"Aku akan segera pulang secepat yang aku bisa." ucap Soobin lagi saat mereka sudah sampai di teras. Waktu nya untuk Soobin masuk ke mobil dan meninggalkan rumah itu.
Yeonji mengangguk kecil.
"Dia belum makan apapun sedari pagi. Jadi, kumohon buat dia makan sesuatu dan jangan lupa minumkan lagi obatnya untuk nanti sore." tukasnya lagi, rautnya masih saja tegang.
"Tentu saja," Yeonji mengangguk lagi, mengulas senyum tipis.
"Puding miliknya ada banyak di kulkas. Tapi ingat, tidak ada puding sebelum makan nasi atau sesuatu berupa karbohidrat, atau apapun itu terserah." ucap Soobin lagi.
Perkataan itu membuat Yeonji tertawa kecil, "Hei, tenanglah, dia akan baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir, latihan lah seperti biasa, kau bisa percayakan padaku." ucap gadis itu berusaha menenangkan, tangan nya mulai menggamit milik Soobin.
Dan di detik saat jari-jari mereka sudah bertautan, Soobin mulai memegang pipi mulus sang gadis dan mengecup pelan kening itu.
Sungguh, kalau Beomgyu bangun dan melihat adegan ini, dia akan meledek dua remaja itu habis-habisan karena adegan itu persis seperti adegan drama dewasa di scene saat sang suami sangat berat meninggalkan istri dan anaknya di rumah untuk pergi bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BE THE STAR | TXT
Fanfiction[𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓] "Kematian seseorang tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Kau yakin masih ingin melakukan ini?" "Tidak ada alasan untukku berkata tidak." This is a TOMORROW X TOGETHER Fanfiction. Dedicated to The Dream Chapter : STAR. S...