Pria dengan jabatan CEO di perusahaannya itu melangkah dengan penuh keyakinan seperti biasanya. Pagi yang indah untuk memulai pekerjaan yang sudah menunggu.
Dibelakangnya seorang pria lainnya yang agak lebih muda dari sang CEO mengekori langkahnya dari belakang. Orang itu mulai bicara saat berhasil mensejajarkan langkahnya dengan CEO, "Pak, selama seminggu belakangan ini saham di perusahaan kita mengalami pelonjakan yang signifikan, menurut analisa saya, ini terjadi karna beberapa alasan,"
"Pak Kim." Potong Pak Choi selaku pemimpin perusahaan. Wakil sekaligus sekretaris pribadi yang bernama lengkap Kim Namjoon itu langsung menoleh, menunggu lanjutan omongan dari sang kepala.
"Ada hal yang ingin aku bicarakan. Ayo kita ke ruanganku dulu." Perintahnya dan langsung dituruti oleh Namjoon.
"Ada apa, Pak?" Tanya sang wakil, tepat saat Pak Choi mendudukkan diri di kursi kerjanya dibelakang meja kaca hitam besar.
Pak Choi menarik ulur napasnya pelan, "Ini bukan soal perusahaan. Ini tentang keluargaku. Dugaanmu tentang teman anakku kemarin itu benar. Orang itu benar-benar menggunakan adiknya untuk melakukan sesuatu dengan putra bungsuku."
Namjoon menaikkan alisnya, ia tau kemarin ia hanya mengandalkan feeling nya saja. "Tenang saja Pak, aku akan lakukan sesuatu untuk memata-matai aktifitas anak-anakmu lebih ketat lagi."
"Yang terpenting jangan sampai mereka menyadari atau terganggu dengan semua hal ini. Tetap biarkan mereka lakukan rutinitas mereka seperti biasa." Tegas Pak Choi.
Kim Namjoon. Pemuda itu sudah bekerja mengabdi di perusahaan Pak Choi bahkan diusianya yang masih sangat belia. Ia tau konflik gelap yang menimpa dua perusahaan yang ternyata masih berlanjut hingga kini. Namjoon sudah bekerja pada keluarga Choi bahkan saat anak anak CEO, Soobin dan Beomgyu masih seusia balita. Ia tau betul apa perannya bagi keluarga ini jika diluar kepentingan perusahaan.
"Tentu, Pak." Jawab Namjoon patuh.
"Heum, aku tertarik untuk memberikan feedback pada bocah Kang itu." Pak Choi memutar pelan kursinya. Tetap berbicara secara tenang seperti biasa.
"Apa yang kau inginkan, Pak?" Tanya Namjoon. Matanya memandang pada CEO, mencoba membaca pikiran pria itu.
"Aku ingin seorang pembunuh andal." Suara Pak Choi terdengar pelan dan dingin. Namjoon bisa merasakan kegelapan didalamnya.
Namjoon menaikkan sebelah ujung bibirnya, "Aku tau apa yang harus dilakukan, Pak. Kau tau kau bisa mengandalkanku."
Mendengar itu, seringaian tercetak di wajah Pak Choi.
"Bersiaplah, Kang."
+×+
Hari sudah siang saat empat pemuda terkapar di lantai ruang latihan menari. Matahari bersinar terik di luar, empat manusia yang bekerja keras berlatih sejak pagi ini sudah tak berdaya karna dehidrasi.
"Kita istirahat dulu dari sekarang. Kita mulai lagi nanti sesudah makan siang." Ucap si tertua Yeonjun yang langsung dibalasi anggukan oleh yang lainnya.
Sampai fokus mereka teralihkan pada pintu ruangan yang terbuka, menampakkan dua orang. Satu orang yang sangat familiar yang menjadi salah satu penanggung jawab project debut mereka, dan satu orang lainnya yang sangat muda seperti mereka. Satu hal yang pasti mereka dapat dari orang asing itu. Dia imut dan menggemaskan.
"Semuanya, kenalkan ini Hueningkai." Jelas si penanggung jawab.
"Halo." Sapa anak bernama Hueningkai itu membungkuk, dibalas bungkukan juga oleh empat orang yang langsung berdiri.
"Hueningkai ini akan menjadi salah satu member dari project TXT. Jadi, line-up resmi grup ini adalah lima member. Tolong kerjasama kalian untuk membantu Hueningkai mempelajari segalanya dari nol." Lanjut pria berseragam resmi agency itu dan langsung mempersilahkan anak baru itu bergabung dengan para member.
Awalnya mereka hanya bingung karna orang asing ini sama sekali tidak pernah mereka lihat berpartisipasi sebagai trainee di BigHit. Lalu apa alasannya ia bisa semudah membalikan telapak ikut didebutkan bersama mereka di bawah naungan perusahaan ini. PD juga tidak mungkin sembarangan mendebutkan orang.
Mungkin anak ini berbakat. Begitu usaha mereka mencoba positive thingking. Lagipula ayolah, orang ini juga punya visual yang lumayan.
"Halo, Hueningkai. Perkenalkan namaku Yeonjun, aku yang tertua disini." Yeonjun memulai acara perkenalan mereka.
"Aku Soobin dan aku suka makan." Ucap Soobin singkat. Tak lupa tersenyum memamerkan lesung pipit sempurnanya.
Hueningkai hanya terus manggut manggut sesekali menunduk mendengarkan mereka semua.
"Aku Choi Beomgyu, adiknya Soobin-hyung." Ucap Beomgyu dengan nada cerianya.
Hueningkai langsung menoleh ke anak yang terakhir, yang menurutnya adalah anak pendiam karna sejak tadi hanya berekspresi datar dan tak banyak bicara.
"Dan kau?" Tanya Hueningkai menatap dengan ramah.
"Aku Taehyun. Kang Taehyun." Jelasnya singkat.
Hueningkai langsung tersenyum miring mendengar perkenalan yang satu itu.
"Ya, ini dia yang menjadi targetku. Kang Taehyun!" Batin Hueningkai kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BE THE STAR | TXT
Fanfiction[𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓] "Kematian seseorang tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Kau yakin masih ingin melakukan ini?" "Tidak ada alasan untukku berkata tidak." This is a TOMORROW X TOGETHER Fanfiction. Dedicated to The Dream Chapter : STAR. S...