Part 05 : Timing

3.9K 645 74
                                    

Siang ini, mereka duduk ditengah ruang latihan, mengelilingi makanan ringan yang menjadi camilan mereka setelah makan siang.

"Jadi, kau ini memang pernah menjadi trainee sebelumnya? Kalau boleh tau di perusahaan mana?" Tanya Yeonjun pada Hueningkai, tak henti mengunyah.

Hueningkai tampak sedikit bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu, "Ah itu.. Aku pernah berlatih di perusahaan di luar Korea." Jawabnya cepat setelah menyerah berpikir keras.

Mata Beomgyu berbinar,"Wah, keren sekali!"

"Tidak sekeren itu." Hueningkai berusaha merendah.

"Sudah kuduga, pasti anak ini berbakat. Hyung, bersiaplah karna peringkat bulananmu bisa saja direbut olehnya." Kata Soobin dengan mulut yang penuh.

"Aku tak akan biarkan itu terjadi!" Protes Yeonjun yang langsung dibalas tertawa oleh semuanya.

"Hueningkai, aku dengar kau lahir ditahun yang sama dengan Taehyun. Berarti Taehyun bukan satu satunya maknae disini." Ucap Beomgyu melirik Taehyun. Taehyun hanya acuh.

"Ah benarkah?" Hueningkai juga ikut melirik Taehyun.

Beomgyu menghela napas dan mulai merangkul Taehyun. "Hm, Taehyun kami ini, dia memang tidak pandai menunjukan perasaannya pada orang lain, nanti kau juga akan terbiasa dengan sikap orang ini jika sudah menjadi dekat." Jelasnya sambil manggut-manggut sendiri.

Hueningkai hanya membalas dengan senyum tak enak.

"Kau lebih muda dariku, boleh aku panggil kau Huening? Atau Ning? Atau Kai saja? Yang mana yang paling kau suka?" Itu Beomgyu lagi, anak itu memang akan menjadi semangat dan paling menjadi banyak bicara jika mendapat teman baru.

"Terserah. Apa saja aku akan suka." Jawab Hueningkai ramah.

Soobin dan Yeonjun hanya menggeleng melihat aksi keras pendekatan Beomgyu itu.

"Kalau begitu Kai saja!" Final Beomgyu dengan nada girangnya, entah apa yang membuat anak itu terus merasa kegirangan.

"Aku rasa kau lah yang pantas menjadi maknae nya, dasar anak menggemaskan!" Yeonjun yang sudah tak tahan melihat Beomgyu pun geram untuk mencubit pipi anak itu.

Seisi ruangan pun kembali tertawa. Kecuali Taehyun, yang masih kalem dan adem sendiri ditengah suasana ramai itu.

Hueningkai melirik Taehyun.

"Jadi kau juga maknae nya? Kalau boleh tau, apa posisi yang kau inginkan di grup nanti?" Tanya Hueningkai memulai acara pendekatan nya dengan si es batu.

Semuanya diam. Sedikit tak menyangka dengan aksi jantan Hueningkai mendekati si anak dingin di pertemuan pertama.

Butuh waktu sampai Taehyun mau bersuara, "Aku ingin di posisi vocal."

Hueningkai mengulum senyum, "Wah, kita sama. Ayo kita berjuang sama-sama." Ia menyodorkan tangannya. Tapi Taehyun tidak berselera menjabatnya.

Beomgyu lagi-lagi merangkul pundak Taehyun dengan senyum memaksanya. "Ekhem.. Seperti yang kubilang tadi, kita akan mengerti sifat Taehyun jika sudah dekat nanti. Ehehe.. Ya kan, teman?" Liriknya pada Taehyun.

Taehyun memutar bola mata malas, "Terserah."

Menyadari atmosfir dalam ruangan ini mulai berubah, Soobin mengambil tindakan untuk memulai latihan lagi saja.

Prok! Prok!

Soobin tepuk tangan, "Hyung, semuanya, bagaimana kalau kita mulai latihan lagi saja. Untungnya kita memang belum punya koreografi, jadi kita bisa ajari dulu Hueningkai semua gerakan dari step pertama." Soobin berusaha menggerakkan seisi ruangan.

"Oke. Tapi sebelum itu, ayo kita bersihkan dulu ini semua, kawan-kawan." Ajak Yeonjun membuat semuanya lekas berdiri, karna mereka menghabiskan waktu makan siang didalam ruang latihan menari ini.

+×+

Hari sudah menjelang malam saat seorang wanita berambut legam yang terjuntai sampai pinggangnya itu menggores goreskan pisau satu dengan pisau lainnya secara berulang. Menghasilkan suara deritan mengilukan darinya.

Ia menyeringai saat mengetahui seseorang membuka pintu rumahnya.

"Wah adik kesayanganku sudah pulang rupanya." Ucapnya masih asik bermain dengan pisau pisau tajam nya.

"Noona, anak itu ternyata sulit didekati. Aku salah mengira ini akan menjadi mudah." Hueningkai merebahkan tubuh nya di sofa usangnya.

Sang kakak tertawa kecil. "Bukankah itu tugasmu untuk berusaha?"

"Ya, aku akan berusaha. Noona tenanglah, aku pasti akan berhasil membawanya padamu. Aku hanya butuh waktu." Hueningkai memejamkan mata, mencoba menghilangkan stres dikepalanya.

Camila. Atau kakak kandung dari Hueningkai, adalah wanita psikopath yang sangat pro dalam menuntaskan semua korbannya.

Jika sebagian dari kalian mengira Hueningkai lah si 'pembunuh andal' yang di minta Pak Choi, kalian salah. Pembunuh yang sebenarnya adalah Camila. Camila biasanya akan mendekati sendiri targetnya secara bertahap sebelum kemudian menghabisi mereka semua. Ia andal dalam hal ini karna jejak kriminalnya selalu bersih dan tak pernah teridentifikasi pihak kepolisian. Hanya belakangan ini mungkin ia sedang lelah, makanya ia memanfaatkan adiknya.

"Memang tidak akan secepat itu. Kita harus tunggu timing yang tepat untuk melancarkan aksi."

[✓] BE THE STAR | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang