Part 19 : Confusing

3K 447 111
                                    

"Ayah pergi dulu, ya." Seru pria paruh baya itu melenggang pergi. Sekarang pukul lima subuh, tapi ayahnya yang baru sampai pukul tiga tadi itu sudah harus berangkat lagi.

Soobin langsung berlari mengekori pria itu sampai ke pintu depan, "Hati-hati, Yah."

"Tentu, jaga dirimu dan adikmu dengan baik, Soobin." ucap sang Ayah lagi, kemudian langsung masuk ke dalam mobilnya.

Soobin memandangi hilangnya mobil itu di gerbang, di tengah gelapnya dini hari saat itu. Kemudian masuk dan menutup kembali pintu besar itu.

Dia sudah tidak mengantuk lagi. Jadi dia putuskan untuk menyiapkan sarapan dan teh hangat untuk dirinya dan adiknya pagi ini, lalu pergi mandi untuk bersiap berangkat ke kampus, sekalian mengantar Beomgyu ke sekolahnya seperti biasa.

Beberapa menit sampai ia benar-benar siap, dan tinggal sarapan. Beberapa menit yang lalu juga Beomgyu sudah keluar dari kamarnya, masuk ke kamarnya sendiri untuk mandi dan bersiap ke sekolah.

Tapi, masalahnya ini sudah terlalu lama. Pemuda yang tak mau ribet seperti Beomgyu tak pernah menghabiskan waktu selama ini hanya untuk bersiap-siap.

"Beomgyu?" Panggilnya, berusaha meninggikan suaranya agar sampai ke ruangan tempat orang yang dipanggil berada.

Tidak ada sahutan yang terdengar.

"Beomgyu, cepat. Apa kau tidak lelah hampir setiap hari datang terlambat lima menit?"

Garpu yang tadinya sudah ada di tangan dan siap untuk menyantap sarapan, akhirnya di letakkan kembali. Kakinya otomatis melangkah menuju kamar Beomgyu.

"Beomgyu, kenap—" bicara nya terputus saat tangannya sudah membuka pintu dengan sempurna dan matanya menangkap apa yang terjadi di dalam sana.

"Kau kenapa Beomgyu?!" paniknya mulai mendekati Beomgyu yang sedang meringkuk bersandar di pojok dinding di samping kasurnya. Kedua tangan anak itu meremas-remas rambutnya sendiri.

"Kepalaku ... Rasanya mau pecah." jawab Beomgyu setengah mendesah karena sudah kesakitan.

Beomgyu sudah memakai seragamnya. Rambutnya yang basah menandakan ia juga sudah mandi.

"Ya! Kalau sejak awal pusing, kenapa kau paksakan bangun dan mandi, bodoh! Ayo ganti bajumu dan baringkan tubuhmu di kasur." Soobin benar-benar tidak bisa membendung rasa emosi nya saat tangannya menyentuh tubuh panas Beomgyu.

Ya, Beomgyu demam.

"Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?" Soobin mondar mandir kesana kemari sedangkan Beomgyu sudah terbaring dengan napas menderu, juga tubuh yang gemetar. Tubuhnya sudah terselubung selimut sampai ke leher.

Pikiran Soobin sempat kacau dan blank. Karena anak seperti Beomgyu itu jelas adalah anak yang kuat dan jarang jatuh sakit. Jadi, karena ini tiba-tiba, Soobin jadi bingung sendiri.

"Beomgyu, kita ke rumah sakit saja, ya?"

"Tidak mau! Aku tidak mau ke rumah sakit. Nanti disuntik." Bantah Beomgyu, sambil matanya terus memejam kuat. Nyeri di kepalanya semakin menjadi-jadi.

"Lalu, aku harus apa!" erang Soobin juga ikut pusing.

Sampai matanya melebar kala mengingat sesuatu. "Ah, kalau di sinetron, biasanya orang demam itu kepalanya harus di kompres dengan air dingin. Ya! Air dingin! Tunggu disini, Beomgyu."

Memangnya, aku akan kemana, hyung? Gumam Beomgyu dalam hati, karena raganya sedang tak berdaya sekarang.

Sedang Soobin dengan rempong nya berlari ke dapur, mencari handuk kecil, mangkuk berisi air dan es dari kulkas. Dan berlari lagi ke kamar dengan dramanya sampai membuat sebagian air tumpah kemana-mana.

[✓] BE THE STAR | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang