"Ya! jangan asal bicara!" langkah pria bernama Kim Namjoon itu semakin cepat. Tidak peduli ia hampir menabrak orang yang juga berlalu lalang di kantor ini. Ponsel sedang setia menempel di telinga.
"Pastikan dulu dengan cermat apa yang sebenarnya terjadi. Baru melapor padaku!" ucap nya lagi dan langsung mematikan ponsel nya. Ia tarik napas dalam-dalam dan berusaha bersikap senormal mungkin saat akan memasuki ruangan kerja CEO perusahaan, Pak Choi.
Sungguh, pikirannya sangat kacau sekarang. Sudah cukup kacau karena dua puluh panggilan tak terjawab dari orang suruhan nya untuk mengawasi Beomgyu, dan laporan tentang kecelakaan hebat yang terjadi sore ini di depan Bighit Entertainment—perusahaan tempat Beomgyu berlatih.
Ia tidak bisa sembarang melaporkan hal itu pada pria dengan jabatan besar di hadapan nya. Bagaimana jika korban kecelakaan itu memang benar anaknya? Bisa-bisa ia akan habis diamuki, atau bahkan di pecat dari pekerjaan nya, karena tidak bisa di percaya.
"Pak Kim, aku ingin melihat file tentang pengerjaan proyek baru kita kemarin. Menurutku kita harus bisa selesai dalam waktu dekat." ucap Pak Choi. Sepertinya sedang dalam mode benar-benar untuk membahas tentang pekerjaan.
Buru-buru ia menarik senyum nya sebelum berucap, "Tentu, Pak." ia menjeda, sembari mulai merogoh saku nya. "Semua file proyek itu ada dalam flash disk ini. Silahkan bapak check sendiri." ucapnya, mulai berjalan menyodorkan benda yang di maksud.
Tak bisa di pungkiri, betapa jantung nya ingin melompat keluar saat berada dekat dengan pria Choi tersebut.
Anak itu. Dia baik-baik saja, kan?
+x+
"Tidak apa-apa, tidak ada apa-apa. Tenang, sebentar lagi sampai." gumam Yeonji pada dirinya sendiri. Akhir-akhir ini ia selalu merasa diikuti seseorang, khususnya saat dia baru pulang dari tempat nya les, akan sangat jelas terasa, gerak gerik seseorang seperti mengawasi nya dari belakang.
Tapi, selalu. Setiap ia melihat ke belakang, ia tidak menemukan apapun. Hanya sepi yang melanda. Semakin menambah-nambah rasa takutnya yang ada.
Akhirnya ia sampai. Ia langsung membuka kunci pintu dengan tergesa, dan masuk begitu saja. Menutup nya rapat dan menguncinya lagi.
Ia sangat ingin menceritakan ini pada seseorang. Apakah Soobin, kekasihnya? Ia hanya tak mau terlihat terlalu manja. Dan dia yakin nantinya pemuda itu malah jadi semakin mengkhawatirkan nya, jadi dia memilih diam.
Sudah lama ia mau menceritakan ini pada Yeonjun, namun ia tak kunjung menemukan waktu yang pas. Apalagi Yeonjun yang akhir-akhir ini tampak seperti punya masalah yang juga disembunyikan nya.
Tok tok
Pintu itu di ketuk, pintu yang sekarang sedang disandari tubuhnya. Membuat jantung nya berdegup takut.
"Yeonji?" panggil yang dari luar, namun dengan suara parau yang sangat tak bertenaga.
"Oppa?" Mata Yeonji langsung melebar saat menyadari orang yang datang adalah orang yang dinanti. Tangannya otomatis tergerak untuk membuka kunci pintu disana.
Benar. Yeonjun ada disana.
Yeonji langsung memeluk orang itu se erat yang dia bisa. "Oppa, aku takut sekali.. Untung kau cepat datang." ucapnya dalam dekapan Yeonjun, matanya memejam erat.
Satu tangan Yeonjun terangkat untuk mengelus kepala itu dari pucuknya. "Maafkan aku, ya. Ayo kita masuk sekarang."
Dan mereka mulai melangkah masuk.
Tapi, ada yang aneh saat Yeonji melepaskan pelukan itu tadi. Tangan nya,
Penuh dengan darah!
"Oppa? Apa yang terjadi denganmu?" paniknya langsung menoleh pada pakaian Yeonjun yang memang setengahnya sudah berwarna merah. "Kenapa? Ini darah! Kau berdarah, Oppa!"
Yeonjun menarik senyum nya. Sorot matanya tiba-tiba menggelap, "Tenanglah, Yeonji. Ini ... Ini bukan darahku,"
+x+
Leave your vote and comment if you like this story.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BE THE STAR | TXT
Fanfic[𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓] "Kematian seseorang tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Kau yakin masih ingin melakukan ini?" "Tidak ada alasan untukku berkata tidak." This is a TOMORROW X TOGETHER Fanfiction. Dedicated to The Dream Chapter : STAR. S...