Sepertinya aku terlalu terburu-buru dalam mengambil sebuah keputusan. Mengingat konser EXO yang semakin dekat, membawaku kembali mengharapkan favour-ku sebagai seorang fangirl.
Tapi aku sadar, waktu telah cukup menjelaskan bahwa Hyesoo yang sekarang telah menjadi milik seseorang. Dan meski konser EXO yang sudah di depan mata, namun tubuhku masih terbujur lemah di pembaringan rumah sakit dengan infus yang masih melekat sempurna di tangan kiriku.
Lelaki itu bahkan selalu ada di sampingku, ia sama sekali tak beranjak pergi dari tempatnya. Masih tetap menemaniku. Mengatakan bahwa aku mencintai sosok Kim Taehyung rasanya menjadi sebuah kesalahan terbesar dalam hidupku. Sehari setelah aku menerima cintanya, perasaan aneh muncul. Keraguan itu bertambah besar setiap harinya. Aku tahu aku salah, tak seharusnya aku mengambil keputusan secepat itu dengan hanya berlandaskan sebuah iba.
Selamat atas kebohonganmu, Hyesoo! Dan nikmati karma yang akan kau dapatkan setelahnya.
Sekarang aku benar-benar merasa bersalah. Aku membenci diriku sendiri, sangat bahkan.
Aku tahu, cinta Taehyung padaku itu murni. Perjuangannya selama ini cukup membuatku merasa sedikit mengerti tentang penderitaan yang ia alami. Tapi setelah aku mengucapkan kata itu, bahwa aku juga mencintainya, aku sadar. Aku telah menambah lebih banyak penderitaan dalam hidupnya.
Apa yang harus kulakukan dengan kebodohanku yang sekarang?
Membayangkan hari-hariku kedepannya bersama Taehyung hanya akan membuatku merasa semakin buruk. Bahkan, ia sudah mulai memanggilku dengan kata ' Sayang', mengecup puncak kepalaku setiap kali bertemu, dan memegang tanganku saat kami mulai berbicara sambil menatap mataku dalam. Jelas itu sesuatu yang baru dalam hidupku, jelas itu sesuatu yang membuatku canggung, dan jelas itu sesuatu yang membuatku tidak nyaman. Tapi tetap harus kujalani.
Aku menatap langit-langit kamar rumah sakit tempatku dirawat. Disini sepi dan dingin. Taehyung juga masih belum kembali, tadi dia bilang akan pergi untuk membeli makanan. Tapi itu sekitar 2 jam yang lalu.
Seperti biasa aku masih menikmati bubur serta makanan rumah sakit, itu sama sekali tidak enak. Aku meletakkan sendokku, kemudian meraih ponselku, apapun yang terjadi aku harus segera keluar dari rumah sakit. Apapun kondisiku, aku harus tetap datang ke konser EXO.
CLEK!
Pintu terbuka.
"Sayang!". Taehyung masuk dengan membawa 2 box ayam, 2 box Cholmyon, 2 gelas lemon soda, dan sebuket mawar merah besar. Itu favorite-ku!.
Aku melihat keringat di wajahnya, serta napasnya yang tersengal-sengal. Tapi dia tetap memperlihatkan senyum ceria Sun Flower di wajahnya. Dan entah kenapa aku suka itu.
"Kamu lagi makan, ya?". Tanyanya ketika melihat nampan platinum di pangkuanku.
Aku hanya mengangguk pelan.
"Aku bawa ini. Kamu mau?". Dia mengacungkan bawaannya padaku.
"Kau saja yang makan, aku sudah kenyang". Balasku.
"Oh, iya! Ini untuk pacarku!". Sekali lagi ia menunjukkan senyum bunga matahari miliknya padaku sambil menyodorkan buket bunga yang dibawanya padaku. Kemudian meraih nampan makanku dan meletakkannya di meja.
"Terima kasih!". Aku meraih buket bunga itu dan mencoba tersenyum.
"Hanya berterima kasih, nih?". Tanyanya sambil mengalihkan pandangan matanya. "Aku tidak mau jika hanya dengan berterima kasih. Aku mau sesuatu yang lebih dari itu".
"Jangan mengada-ada, memangnya apa yang bisa kuberikan untukmu dalam kondisi seperti ini?".
"Sesuatu yang hangat mungkin!".
Aku memutar bola mataku, 'Sesuatu yang hangat', mendengarnya mengatakan hal itu tentu aku tahu arah pembicaraannya. Semenjak kami menjalin hubungan lebih dari sahabat, ia terlalu sering mengatakan hal itu padaku. Tentu yang ia minta antara pelukan dan ciuman, tentu diantara keduanya.
"Satu diantara keduanya, memangnya yang mana yang kau inginkan?". Aku menatapnya intens kali ini.
"Dua-duanya,". Ia tersenyum jahil sambil menatapku.
"Oh, ayolah! Kim Tae...".
CUP!
Sial! Ia membuatku menikmati bibirnya yang sudah mendarat di bibirku.
Oh! Kau benar-benar bodoh Kim Hyesoo. Kenapa kau harus sampai tutup mata? Aku segera menarik wajahku ketika menyadari Taehyung telah terlalu agresif saat melakukan ciuman ini. "Kurasa sudah cukup".
Taehyung menatapku sambil tersenyum. Kemudian ia duduk di sisi ranjang sebelah kiriku, memeluk tubuhku.
"Aku mencintaimu. Kau juga, kan?". Tanyanya.
Aku mengangguk pelan. "Nado". Aku meringis di dalam hati, ini kedua kalinya aku berbohong.
Taehyung memelukku semakin erat. "Aku tahu itu. Terima kasih sudah mencintaiku". Kemudian ia mengecup bibirku singkat.
****
"Kamu kenapa?".
Aku menggeleng. "Aku baik-baik saja".
Taehyung mengangguk, kemudian menyeruput lemon sodanya. "Eumh!".
Sejujurnya aku sedang memikirkan konser EXO seminggu lagi. Dan aku sedang bingung bagaimana caraku untuk mengatakan itu pada Taehyung. Tapi jika bukan Taehyung yang membantuku keluar dari tempat yang sudah mengisolasiku ini, lalu siapa lagi?
"Taehyung...". Panggilku.
"Ada apa?".
"Apa yang dikatakan Dokter tentang kondisiku? Dan... kapan aku bisa pulang?". Tanyaku padanya yang sedang sibuk menghabiskan potongan paha ayam ditangannya.
"Eumh, kau bahkan baru 3 hari dirawat. Aku tidak yakin Dokter akan mengijinkanmu pulang. Kondisimu saja masih lemah, menetaplah di rumah sakit sampai kondisimu benar-benar pulih".
Aku menghela napas. Benar! Aku bahkan baru 3 hari dirawat, dan lebih buruknya lagi aku baru saja dioperasi. Tidak mungkin Dokter mengijinkanku pergi meninggalkan rumah sakit begitu saja.
"Taehyung, bisakah kau membantuku?".
"Apa?".
Aku menatap langit-langit kamar, mencoba berpikir alasan apa yang bisa kulontarkan padanya.
"Ah! Kau tahu... Aku benar-benar merasa buruk akhir-akhir ini. Ya, aku bosan. Aku ingin berbaring di kasurku yang sesungguhnya, kamarku yang lebih baik. Bisakah kau... ajukan tentang rawat jalanku kepada pihak rumah sakit?".
Ia mengangguk. "Tentu! Aku tahu kau bosan, aku akan katakan pada Dokter nanti".
Yes! Congrats, Hyesoo. Kau berhasil kali ini.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.ID/My Rival Is Idol
FanfictionIni tentangku, Kim Taehyung yang tengah mengejar cinta sahabatku sendiri yang seorang fangirl