-KIM TAEHYUNG-
.
.
.
.
"Aku sudah siapkan makanan di meja makan, aku harus pergi ke rumah Nara". Ujarnya.Aku menghela napas. "Harus banget apa pagi-pagi begini ke rumah Nara? Ada apa, sih?".
Ia mengernyit, kemudian menghentikan semua aktivitasnya di meja rias, ia berbalik dan menghadapku yang masih terduduk di atas ranjangnya sambil bertelanjang dada.
"Aku ada perlu dengannya, ia berhutang penjelasan padaku. Aku ingin tahu ia datang dengan siapa ke konser kemarin. Dan ia sama sekali tak membalas chat-ku, ia juga tak mengangkat telephone-ku. Gadis itu benar-benar membuatku khawatir, aku takut terjadi sesuatu padanya".
Aku memijat pelipisku kesal. "Dan kau mau meninggalkanku sendirian disini?".
Kini ia menatapku dalam. "Nara sahabatku, aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya, Taehyung? Mengertilah...".
"Dan aku ini kekasihmu, Hyesoo! Kenapa kau tidak pernah mengerti aku?".
Ia hanya diam, memandang barang-barang kosmetiknya dan pakaian rapi yang ia kenakan secara bergantian. Aku tidak yakin dia akan pergi menemui Nara hari ini, dia pasti ingin menemui selingkuhannya.
"Terus sekarang maumu apa?". Tanyanya yang sudah memandangku.
"Gaji ma, Hyesoo-ya! Hasigi balamnida!".(Jangan pergi, Hyesoo-ya! Aku mohon!). Aku ikut memandangnya kali ini.
"Aku tidak bisa, aku harus pergi menemui Nara. Lagi pula pukul 11 nanti kita akan pergi ke cafe ice cream, kan?".
"Ya, karena itulah! Karena kita nanti akan pergi ke cafe ice cream maka kau jangan pergi. Kita akan kesana bersama, kan?".
Ia menggeleng. "Kau tunggu aku disana, ya?".
"Tidak! Kita akan pergi bersama".
"Tidak bisa, Tae! Kau sudah terlalu banyak mengambil waktuku bersama Nara. Aku sudah jarang menghabiskan waktuku bersamanya. Jadi aku mohon padamu, biarkan aku pergi menemuinya, ya?".
Aku memalingkan pandanganku darinya.
'Ya, aku terlalu banyak mengambil waktumu bersama selingkuhanmu, kan? Karena itu kau jadi tidak bisa menghabiskan waktumu bersama selingkuhanmu, iyakan Hyesoo?'.
Aku menoleh lagi kearahnya. "Pergilah jika itu maumu".
Ia mengangguk. "Kau jangan marah seperti itu!".
"Aku tidak marah! Hanya saja...".
"Apa?". Ia berdiri dan kemudian menghampiriku.
Aku hanya menggeleng. "Jangan lupa untuk menemuiku di cafe ice cream pukul 11 siang! Jangan sampai terlambat".
Ia menundukkan wajahnya lalu mencium bibirku singkat. "Yaksokhae!".
Setelah itu ia beranjak ke arah pintu dan menghilang dibaliknya. Aku tahu dia pasti berbohong padaku, tapi semoga saja dia tidak mengingkari janjinya.
****
-KIM HYESOO-
.
.
.
.
Aku tidak henti-hentinya menatap ke arah Baekhyun Oppa yang tengah mengemudikan mobilnya. Aku tidak menyangka seorang Kim Hyesoo bisa menjadi kekasihnya Baekhyun EXO. Aku terus tersenyum memandangnya yang masih tetap fokus pada jalanan. Tapi setelah itu... sosok bayangan Taehyung muncul di otakku, dia tersenyum dan itu membuat dadaku sesak, dan kemudian terasa sakit setelahnya. Ia membunuh pikiranku, merusak segala moment tentang Baekhyun Oppa, dia berhasil membuatku terus-menurus merasa bersalah seperti orang bodoh. Mungkin itu karena aku terus menciptakan kebohongan-kebohongan baru kepada Taehyung. Astaga! I'm so sorry, Kim Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.ID/My Rival Is Idol
FanfictionIni tentangku, Kim Taehyung yang tengah mengejar cinta sahabatku sendiri yang seorang fangirl