-Dilemma-

17 1 3
                                    

-KIM HYESOO-
.
.
.
.
"Aku akan lihat apakah Taehyung masih menungguku atau tidak? Dia sama sekali tak membalas pesanku, dia juga tak mengangkat panggilanku". Ujarku pada Baekhyun setelah sampai, ia hanya mengangguk. Ternyata butuh waktu untuk sampai di cafe ice cream dari tempatku dan Baekhyun tadi.

Aku segera melepas seatbelt-ku dan kemudian turun dari mobilnya. Aku berjalan kearah pintu cafe yang seluruhnya terbuat dari kaca, jadi aku bisa melihat setidaknya seberapa banyak pengunjung di dalamnya.

Aku melangkahkan kakiku memasuki cafe, mataku menyapu segala sudut ruangan, tapi mataku tak menangkap sosok pria yang tengah kucari. Ia tak ada, Taehyung sudah benar-benar pergi!

Aku berjalan kearah bar, bertanya kepada salah satu pelayan cafe. "Apakah tadi pria ini datang kemari?". Tanyaku padanya sambil menyodorkan ponselku yang menampilkan foto Taehyung di layarnya.

"Ah! Benar, dia datang kemari sekitar satu jam yang lalu. Dia duduk sendirian di meja dekat pintu keluar. Dan dia datang dengan membawa buket bunga besar". Jelas pelayan laki-laki itu.

Aku mengangguk. Meja dekat pintu keluar, aku menoleh kearah meja itu, itu meja favorit kami.

Sial! Harusnya aku datang lebih awal, harusnya aku tidak mengingkari janjiku, dan harusnya aku tidak berbohong padanya.

"Terima kasih!". Ujarku pada pelayan itu, tapi dia buru-buru mencegahku pergi. Dia mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku baju seragamnya dan menyodorkannya padaku.

"Aku baru ingat, dia meninggalkan ini! Dia bilang, saat ada wanita yang datang mencarinya, dia menyuruhku untuk memberikan ini pada wanita itu, aku baru sadar kalau wanita itu adalah anda!".

Aku mengangguk, kemudian meraih kertas itu. "Sekali lagi terima kasih!". Lalu aku segera pergi dari cafe itu, kembali menuju mobil Baekhyun yang masih terparkir di depan cafe. Aku masuk sambil menghela napas.

"Bagaimana?". Tanyanya.

Aku menggeleng. "Tidak ada! Dia sudah pergi.  Aku akan kerumahnya sekarang, kamu kembali saja ke kantor SM. Kamu bilang masih ada pekerjaan disana?".

Ia mengangguk, masih menatapku. "Hyesoo?".

Aku membalasnya dengan hanya menatapnya.

"Aku akan berbicara serius padamu kali ini".

"Apa?".

"Berhenti mencintai Taehyung!".

".... .... ...." Telingaku berdengung. Mana mungkin aku meninggalkannya. Aku meremas kertas ditanganku, kualihkan pandanganku darinya.

"Jangan bilang kamu tidak bisa kali ini. Lihat... bahkan pacarmu itu sudah meninggalkanmu, kan?".

Air mataku berlinang kali ini. Dadaku sesak!

"Terserah kamu, tapi aku tidak mau kamu berhubungan lagi dengan si brengsek itu. Sekarang mudah saja... kamu cukup pilih aku atau dia?".

"Aku tidak bisa!".

"Kamu harus bisa, mudah saja...! Temui dia lalu katakan kamu sudah tidak lagi mencintainya, dan katakan bahwa kamu hanya mencintaiku".

Sejenak hening... disaat-saat seperti inilah aku merasakan bahwa aku benar-benar bodoh!

"Pergilah Hyesoo! Katakan padanya bahwa tidak ada lagi cinta yang tersisa untuknya, katakan kamu ingin pergi meninggalkannya, katakan kamu sudah tidak ingin bertahan lebih lama bersamanya. Malam ini datanglah ke apartemenku, aku akan menganggap itu sebagai jawaban. Mengerti?".

Aku mengangguk.

"Gadis pintar!". Ia mengusap rambutku pelan, dan kemudian mengecup bibirku singkat.

Ini bahkan sama sekali tidak mudah!

****

Sambil melangkah menyusuri trotoar jalanan, aku menatap langkah kakiku sambil memikirkan kata-kata Baekhyun barusan.

Meninggalkan Taehyung, apa aku bisa? Apa aku sanggup melakukannya? Bagaimana pun juga aku harus melakukannya, kan?

Ingatlah Hyesoo, Baekhyun tengah menunggumu saat ini, ia ingin memilikimu sepenuhnya!

I'm so sorry, Kim Taehyung! Aku mencintaimu, tapi aku sudah mendapatkan favourku sebagai seorang fangirl sekarang. Aku bertemu biasku, bercinta dengannya. Itu bukan mimpi, Taehyung! Dia memang melakukannya, menciumku sama seperti yang kau lakukan padaku.

*Flashback*

"Ireumi myo-yeyo?".

Ia menatapku seperti memendam cinta, tapi kurasa itu konyol.

"Je ireumeun Kim Hyesoo imnida".

Ia mengangguk, lalu tersenyum. Dia benar-benar manis, andai kau melihatnya, Tae! Awalnya aku merasa akan terbangun di esok hari, di atas ranjangku atau diranjangmu mungkin. Tapi biasku meyakinkan bahwa semua yang terjadi itu bukanlah mimpi, itu nyata!

"Jadi margamu, Kim?".

Aku mengangguk, dan setelah itu ia mengatakan bahwa ia mencintaiku. Aku tahu itu benar-benar bodoh! Aku ingin terbangun dari mimpi ini tapi aku tak bisa karena itu bukan mimpi. Aku membeku saat mendengarnya berkata seperti itu. Tapi ia memintaku untuk melakukannya. Ia memintaku menyerahkan ponselku padanya, dia bilang akan meng-save nomornya di ponselku.

"Oh, iya! Siapa biasmu di EXO? Aku jadi penasaran...".

"Biasku? Ah.. Baekhyun Oppa! Biasku di EXO adalah Baekhyun Oppa. Benar, aku menyukainya!".

Yah! Awalnya dia tidak percaya bahwa dia adalah biasku, jadi tanpa ragu aku menyerahkan kamera DSLR-ku yang mulanya masih tergantung di leherku, aku menyerahkan itu padanya agar ia bisa lihat wajah siapa yang kuambil di kamera itu, karena aku tidak pernah sekalipun memotret wajah member lain-selain biasku. Ia mengeceknya satu-persatu, ia meneliti sambil menatap kamera dan aku secara bergantian. Senyumnya mengembang perlahan, dia benar-benar tampan sepertimu, Tae! Dan ia berhasil membuatku berpaling darimu untuk sejenak, atau mungkin untuk selamanya...

Aku juga merogoh ranselku dan mengambil ponselku, kemudian menyerahkan padanya. Itu juga agar ia bisa lihat wallpaper ponselku, bahwa itu fotonya. Ia tersenyum sambil menatapku dalam, aku tersenyum membalasnya. Setelah itu ia mengatakan bahwa ia percaya sekarang kalau ia adalah biasku. Kami melakukannya malam itu, ia mengajakku ke apartemennya. Ia memintaku untuk jadi kekasihnya. Dan aku mau!

Aku juga sempat bilang bahwa aku telah memiliki kekasih, aku menyebut nama Taehyung di hadapannya. Tapi dia bilang tidak masalah untuk itu. Kami juga melakukan sex malam itu, meskipun hanya sebentar. Ia memintaku untuk menginap, tapi aku tidak bisa. Taehyung selalu muncul di pikiranku saat kami melakukannya. Jadi aku putuskan untuk pulang, Baekhyun yang mengantarku malam itu. Awalnya malam itu aku ingin langsung pergi kerumah Taehyung, tapi ia sudah ada di teras rumahku. Baekhyun juga sempat bertanya, siapa pria diteras rumahku itu?

Aku menghela napas, dan kemudian berkata...

"Kekasihku!".

Itu yang kukatakan padanya. Ia mengangguk, kemudian mengalihkan pandangannya, aku tahu dia pasti kesal. Tapi aku mencoba untuk meyakinkannya.

Ia memberiku ciuman selamat malam, ciumannya sangat dalam hingga membuat dadaku sesak. Dan sekarang, aku memilikinya dan juga memilikimu, Tae! Aku tidak ingin biasku itu pergi dari hidupku, dan aku juga tidak bisa meninggalkanmu. Aku tahu itu egois! Tapi aku benar-benar tidak tahu harus apa sekarang. Aku menyesal dengan semua yang terjadi pada hubungan kita, Tae!

Sampai pada akhirnya, lamunanku berhasil membawa langkah kakiku kepada sebuah minimarket. Aku berhenti sejenak di depan minimarket itu.

Aku harus membeli sesuatu untuk menemui Taehyung!

****

MR.ID/My Rival Is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang