Sembilan Belas

55.9K 9K 1.4K
                                    

©motonoona

©motonoonaㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku baru saja selesai mencuci piring. Membersihkan dapur, mengembalikan beberapa peralatan yang sudah kering ke dalam lemari makan. Kemudian membuang sampah.

Hari ini tidak banyak melakukan kegiatan, Mama melarangku habis-habisan untuk turun dari ranjang. Membawakan semua kebutuhan, sampai menawarkan untuk menyuapkan makanan.

Ingin menolak, tapi tidak kuasa. Melihat senyuman tulus dari sosok paruh baya itu, aku lemah.

Sudah lama. Tidak merasakan kasih sayang dari seorang Mama. Disuguhi segudang perhatian, mana mungkin jiwaku berkata tidak?

Yuta dan Mamanya sedang bercengkrama di ruang tengah. Mengundangku untuk gabung, tapi, aku beralasan ingin mengambil sesuatu di lemari pendingin.

Aku... tidak akan pantas untuk masuk ke dalam topik mereka.

"Grace."

Sontak menoleh, mendapati Yuta sedang berdiri di dekat meja. Tangannya membawa piring buah yang isinya sudah tandas.

"Kenapa?"

"Johnny datang."

"Eh?"

Buru-buru meletakkan lap yang kugunakan untuk mengeringkan tangan. Berjalan mendakati sosok jangkung itu, aku berkedip beberapa kali sebelum bertanya.

"Johnny? Kakakku?"

"Kurir barang."

"Eh?"

"Makan makanan yang bernutrisi. Sejak hamil, lo jadi semakin galak dan lemot."

Yuta menepuk puncak kepalaku sekali. Berlalu melewati, meletakkan barang yang dibawa dalam bak cuci.

"Sudah cepat temui."

"Aku tidak mau menemui kurir barang. Orang asing."

"Janin bisa menghalangi kemampuan berpikir?"

"Tidak tahu. Ini kan anak kamu."

Sang pria yang diajak berbicara hanya mampu menghela nafas. Rahangnya terlihat mengeras, dengan raut yang tiba-tiba membuatku cemas.

Mimik wajah yang hanya akan dia tunjukkan kalau sedang ingin melakukan sesuatu yang paling aku benci,

Menginjakku.

Istri Paruh Waktu | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang