Tiga Puluh Dua

111K 10.3K 5K
                                    

©motonoona

©motonoonaㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2000+ words. Enjoy!

Kamis pagi Grace diawali dengan sebuah tepukan pada pipi, mengusik kenyamanan sang jelita di alam mimpi. Dua netra berhias bulu mata lentik perlahan terbuka, susah payah menerima cahaya dari jendela. Gadis itu mengerjap, otaknya mulai bekerja mencari fokus yang belum tertangkap.

Sepertinya dia bangun sedikit lebih siang dari biasanya.

Suara gemerincing menjadi hal pertama yang indera pendengarnya sambut. Disusul pukulan pelan ditangan, Grace baru menyadari kehadiran lain di ruangan.

Bungsu Seo berjengit mundur di detik selanjutnya. Adalah sesosok batita yang sedang berdiri di sisi ranjang, tangan-tangan kecilnya berpegangan kuat pada tepian. Tersenyum lebar karena berhasil membangunkan sang nyonya rumah.

"Loh?"

Kelereng Grace bergulir dari wajah penuh senyuman di hadapan menuju tubuhnya sendiri. Menemukan kondisi perutnya masih sama seperti terakhir kali dilihat, sang hawa menghembus napas lega.

Grace pikir dirinya sudah melahirkan tanpa sadar.

Memicingkan mata, otaknya sedang dia paksa bekerja. Berusaha mengenali wajah batita yang sedikit familiar di mata.

"Kamu siapa? Kamu bukan Yuza, kan?"

Merasa dirinya diajak bicara, sosok kecil itu semakin tersenyum lebar. Satu tangannya bergerak turun, menggapai-gapai sesuatu yang setiap dia senggol menimbulkan bunyi gemerincing. Begitu berhasil mendapatkan, dia goyang-goyangkan tidak beraturan. Sesekali menempelkan mulutnya pada permukaan mainan.

ㅤTangan Grace terulur, hendak mengusap surai gelap dari si kecil yang belum berhasil dia ingat namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangan Grace terulur, hendak mengusap surai gelap dari si kecil yang belum berhasil dia ingat namanya.

"Ara? Arata?"

Saat suara Yuta menggema, barulah bungsu Seo mengenali siapa sosok yang sedang mengulurkan kedua tanganya meminta gendongan.

Arata, keponakan Yuta yang sempat berkunjung tempo lalu.

Istri Paruh Waktu | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang