©motonoona
ㅤChapter ini masih penuh dengan kekejuan dan mungkin sedikit kerandoman. Anyway, enjoy!
ㅤ
ㅤ"Yuta, kamu bisa nyanyi?"
Gadis itu bertanya, tanpa aba-aba. Suaranya mengudara, dengan tangan yang masih sibuk berkutat pada pot bunga. Matahari baru naik ke singgasananya, menerpa permukaan dari pipi si hawa.
Yang diajak bicara mengangkat pandang dari ponsel digenggaman. Membenarkan letak kacamata baca yang sedikit merosot sebelum menjawab, "Apa?"
Grace menepuk-nepuk kedua tangan, menarik turun masker yang menutupi hampir setengah wajahnya. Dia batuk sekali─entah karena apa.
"Kamu bisa nyanyi?"
"Bisa."
Jawaban singkat, namun mampu membuat istrinya terpikat. Grace meletakkan tanaman hias yang sejak tadi menjadi fokusnya penuh hati-hati, bangkit dari posisi untuk mendekati sang suami.
"Wah, masa? Bisa nyanyi beneran?"
"Iya."
"Nyanyi lagu apa aja?"
"Banyak."
"Semua lagu bisa?"
"Bisa."
"Semua-mua-muanya?"
"Perasaan gue kasih izin lo buat ngerapiin tanaman, bukan izin berisik gini."
Grace nyengir. Gadis itu mundur, kembali ke kursinya sendiri. Pot bunganya tadi dia pangku, merapikan bagian-bagian yang dikiranya sedikit mengganggu. Hari ini suasana hatinya sedang sangat baik, ingin melakukan banyak hal untuk mengusir bosan. Mulai dari membantu pelayan sampai membersihkan guci pajangan, namun, tentu saja suaminya larang. Baru kegiatan satu ini yang berhasil Yuta izinkan.
Tunggal Nakamoto sedang dalam mode suami protektif, itu yang Grace pikirkan. Menerapkan larangan ini-itu, membatasi banyak kegiatan hingga makanan yang pria itu anggap kurang kandungan. Bahkan, Yuta dengan tegas berujar mulai sekarang dia yang akan berbelanja bulanan.
Sang istri paruh waktu yang belum terbiasa dengan perubahan sikap tuannya bisa apa selain mengangguk patuh?
"Yuta, kamu suka pantai?"
Gadis bersurai legam kembali membuka suara, memecah hening diantara berdua. Pun, dengan fokus Nakamoto Yuta. Pria itu urung mengulurkan tangan untuk mengambil laptopnya di atas meja.
"Apa lagi?"
Grace meringis mendengar nada ketus pria yang duduk di seberangnya. "Yuta suka pantai?"
"Gak."
"Kenapa? Padahal banyak kepiting disana." Grace sibuk memaku netranya pada si tanaman, tanpa mau repot-repot membalas tatap suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Paruh Waktu | Nakamoto Yuta
RomanceNakamoto Yuta. Dia adalah suamiku. Suami yang sah secara agama dan hukum. Suami yang memintaku datang saat fajar menyapa, lalu menyuruhku pulang kala senja tiba. Iya, Nakamoto Yuta adalah suamiku, yang melamarku sebagai istri paruh waktunya. © mot...