01 : SEBATAS LUPA
Ini bukan tentang kita, aku mengerti cara kamu menata. Maaf apabila kedatanganku hanya membawa luka.
- Andra Nagara -
JINGGA berjalan mencari ruang kepala sekolah di sekolah barunya ini. Bel masuk sudah berbunyi tiga menit yang lalu, tapi gadis yang akrab dipanggil Jia itu masih setia menggendong tasnya sambil mengintip ke setiap ruangan yang ia lewati. Namun hasilnya nihil, tak ada ruang kepala sekolah yang ia temukan.
Ketika Jingga sedang sibuk dengan langkah kakinya dalam mencari ruangan kepala sekolah, ia malah menubruk punggung seseorang. Jingga merutuki dirinya sendiri, kenapa hari pertamanya masuk ke sini, sudah menubruk dua orang? Ia merutuki dirinya sembari mengusap keningnya yang sangat sakit.
Tiba-tiba orang yang ia tubruk berbalik lalu bertanya, "Eh? Gak apa-apa kan? Sakit gak?"
Demi menjaga image-nya, Jingga hanya tersenyum sopan lalu berusaha pergi dari seseorang yang ia tabrak. Malu, sangat malu. Jingga pun berjalan kembali mencari ruangan kepala sekolah.
Belum ia menyelesaikan langkah keempatnya, seseorang berteriak dari belakangnya. "Nama gue Haikal! Lo mau kemana? Ayo gue antar," ujar seseorang yang mengaku dirinya bernama Haikal itu.
Bunyi suara tapakan kaki mulai terdengar itu berarti Haikal mendekatinya. Di saat Jingga mau berjalan, tangan Haikal lebih dulu mencekalnya. "Lo mau kemana? Kok buru-buru banget?" tanya Haikal.
Jingga pun mulai menggunakan otaknya. Kalau ia tidak mau mengucapkan kemana tujuannya, ia akan terus berjalan entah kapan kan bertemu dengan tujuannya. Tapi kalau dia bilang, apakah Haikal-Haikal ini bisa dipercaya? Akhirnya Jingga memilih untuk menyampaikan tujuannya.
"Ke ruangan kepala sekolah," ujar Jingga.
"Oke, pangeran akan mengantarkan tuan puteri ke ruang kepala sekolah," ujar Haikal lalu berjalan dengan gagahnya di depan. Ternyata perlakuan Haikal yang satu ini mampu membuat Jingga terkekeh.
"Receh!" ujar Jingga pelan takut di dengar oleh lelaki tampan di hadapannya. Belum juga Jingga melangkah, secara mengejutkan Haikal berbalik menghadap Jingga hingga Jingga terkejut.
"Mau pakai kuda kerajaan gak?" tanya Haikal.
"Apa sih ah! Receh!" timpal Jingga.
Hingga akhirnya Jingga berjalan bersisian dengan Haikal menuju ruang kepala sekolah. Sesekali Haikal melemparkan guyonan lalu Jingga tertawa. Mereka seperti sudah mengenal bertahun-tahun lalu dipertemukan kembali. Sangat akrab.
Akhirnya mereka berdua sampai di ruangan kepala sekolah. Lalu Haikal kembali memberikan guyonannya, "Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Wahai wanita, kamu sudah sampai lalu tiba."
"Lo receh banget deh! By the way makasih ya, lo udah mau anterin gue ke ruangan kepala sekolah," ujar Jingga. Setelahnya Jingga tersenyum lalu Haikal membalas senyumannya.
Kenapa banyak cogan sih di sini?!
Akhirnya Haikal melangkahkan kakinya kembali, dan tepat pada saat itu Jingga membuka pintu di hadapannya. Lalu muncullah satu sosok yang mampu membuat jantungnya kembali bekerja sangat ekstra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga
Teen FictionTentang kita yang tak pernah disangka. Mengalir, kata mereka begitu saja. Desir perih mencintai, hingga berjarak lalu patah di ujung yang sama. Awal kisah ini tak terduga. Bahkan sosok gadis cantik bernama Jingga sendiri tak menduganya. Ia jatuh cin...