18: Egoistic
Tak ada yang lebih dari dua. Tak ada yang kurang dari nol. Kamu adalah itu, kamu adalah bilangan itu.
- Andra Nagara -
"ABANG, kakak! Ayo makan malam!"
Mendengar teriakan Alea, Jingga dan Andra membuka pintu kamarnya bersamaan. Manik mata mereka bertemu. Tak lama, hanya sebentar. Sebelum mereka menutup pintu bersamaan lalu kembali saling tatap. Tak nyaman, Jingga berjalan terlebih dahulu menuju lantai satu.
Fabian dan Mita menyambut mereka dengan mengucapkan "selamat mqlqm". Alea tak mau kalah, ia dengan semangat langsung memeluk Jingga一dan dengan senang hati Jingga membalasnya. Keluarga kecil itu tampak bahagia, hanya tampak, bukan kenyataannya.
Karena nyatanya, Andra malah membeku di tempatnya. Dua tahun lalu, ia masih tak percaya dengan kematian adik kandungnya. Dan tepat ketika saat itu, Haikal pun beralih menjadi musuhnya.
Andra sendirian. Tak ada yang bisa menguatkannya. Ketika tugasnya adalah menguatkan Mita atas kematian Adhara, maka Andra tidak tahu siapa yang bisa menguatkannya.
Tak lama setelah itu, seorang anonim memberikannya data mengenai Jingga, perkembangan dari panti asuhan, hingga foto-foto Jingga. Dari mulai sosok Adhara kecil yang begitu ia sayangi, Adhara kecil yang bermain bersama teman satu pantinya, Adhara yang mulai tumbuh. Hingga pada tahap akhir, foto Jingga lah yang ia dapatkan.
Tentunya Andra tak mengenal bagaimana Adhara saat ia sudah menjadi remaja. Setelah melakukan banyak penilitian ke panti asuhan, rupanya Jingga adalah korban dari kecelakaan kejam itu. Pada hari dan tanggal yang sama dengan kecelakaan Adhara.
Dari sana, Andra melindungi dan mengikuti Jingga kemana pun ia pergi. Menjaganya sebagai Adhara kecil yang sangat ia sayangi. Andra lah yang melindungi Jingga dari rencana busuk Haikal, Jeje, dan Dinda. Andra lah yang membantu Jingga agar bisa menjadi model. Andra yang melakukan semuanya, hingga akhirnya ia jatuh cinta.
Andra tak bisa melawan. Perasaan yang tumbuh di dalam hatinya tidak bisa ia kendalikan. Namun perlahan, Andra mencoba menikmati dosanya. Mencintai adiknya sendiri, membahagiakan adiknya sendiri.
"Ndra, kamu kenapa ngelamun?" tanya Mita perhatian. Andra tersenyum, kemudian duduk di sebelah Jingga. Jingga hanya menunduk sedari tadi, sebelum akhirnya di ajak mengobrol oleh Fabian.
"Jingga, bagaimana sekolah kamu?" tanya Fabian.
"Gak ada yang spesial, Pah, selain tugas sebelum ulangan semester," kata Jingga membantu Mita mengambilkan makan malam untuk Fabian, Andra, dan Alea.
"Kamu mau sama apa, Mas?" tanya Mita.
"Aku lebih suka sayuran, hehe. Oh iya, bagaimana dengan dunia modelling kamu? Masih menikmati?" tanya Fabian kembali kepada Jingga. Jingga mengangguk sebagai balasan.
"Kamu mau sama apa, Ndra?"
Hening. Mita dan Fabian memperhatikan gerakan mereka. Alea bingung dengan situasi yang tiba-tiba hening. Jingga dan Andra merasakan kecanggungan yang luar biasa. Selama beberapa menit, meja makan yang hangat ini bergantikan suara udara berhembus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga
Teen FictionTentang kita yang tak pernah disangka. Mengalir, kata mereka begitu saja. Desir perih mencintai, hingga berjarak lalu patah di ujung yang sama. Awal kisah ini tak terduga. Bahkan sosok gadis cantik bernama Jingga sendiri tak menduganya. Ia jatuh cin...