Bagian 17

521 31 57
                                    

17 : Go to The Hell!

Lingkaran penuh itu tiga ratus enam puluh derajat. Dan apabila hatiku disimbolkan lingkaran, maka kamu menempati tiga ratus enam puluh derajatnya.

- Andra Nagara -


SENYUMAN itu masih tetap terukir dengan indah di wajah wanita paruh baya itu. Terdapat beberapa keriput di sekitar wajahnya, namun tetap saja aura cantiknya masih terlihat.

Berbeda dengan Mita, Andra dan Jingga berusaha menutupi kecanggungan di antara mereka. Menyembunyikan degup jantung masing-masing, tak lupa dengan rasa kecewa yang mereka simpan dalam-dalam.

Fabian datang menghampiri mereka bersama Alea一adik tiri Andra melalui pernikahan Mita dan Fabian. Dengan senyuman riangnya, Mita menyalimi Fabian. Begitu pun dengan Andra. Namun ketika tatapan Fabian beralih ke Jingga, tentu terdapat kecanggungan antara kedua orang yang baru bertemu itu.

Namun menyadari apa yang harus ia lakukan, Jingga langsung menyalami Fabian dengan senyuman yang melekat pada bibirnya. "Pah, ini siapa?" tanya Alea polos.

"Hai cantik," Jingga menurunkan tinggi badannya, menyamai tinggi Alea. Melihat itu, Alea mengambil 2 langkah kecil untuk mundur. Sadar situasi, Andra pun bergerak mengikuti Jingga.

"Sekarang Alea punya kakak perempuan baru, kenalin, namanya kak Jingga," ujar Andra melirik senyuman di bibir Jingga. Andai senyuman itu masih menjadi miliknya.

"Kakak itu kakaknya Alea?" tanya Alea. Jingga pun mengangguk. Dengan riang Alea memeluk Jingga seerat yang ia bisa. Perlahan namun pasti, Jingga membalas pelukan Alea. Namun tak ada yang menyadari, bagaimana Jingga menyembunyikan gejolak dari dalam dirinya. Jingga menekan bibir dalamnya, merasa ada yang harus segera di selesaikan.

Ya, ia adalah kakak Alea. Adik Andra.

Dan untuk kali pertama, Jingga sadar, bahwa malaikat yang selalu ia impikan, membuatnya ingin cepat-cepat bangun ke kenyataan. Namun sayangnya ia kini sudah ada di realitas nan nyata setelah dibangunkan oleh takdir yang menamparnya.

Dan untuk kali pertama,

Jingga tak ingin memiliki seorang abang.

*

Andra mengangkat koper berwarna hijau tosca dan biru langit milik Jingga. Jingga sendiri berjalan di sampingnya. Setelah sampai di lantai dua, Andra mengantar Jingga menuju sebuah kamar. Tepat di depan kamar Andra.

Andra membuka pintu itu perlahan. Lalu ia mempersilakan Jingga untuk masuk terlebih dahulu. Setelahnya, Andra masuk di belakang Jingga dengan dua koper lainnya.

Pertama, wajah Jingga menjajahi setiap sisi dari kamar ini. Tak jauh berbeda dengan kamarnya di apartment, kasur berukuran king size, lemari dengan cermin yang besar, lalu satu kamar mandi melengkapi kamarnya. Jingga mengukit senyumannya, sebelum sebuah suara terdengar dari pundaknya, "Kamu pacaran sama Biru?"

Tanpa mau repot-repot berbalik, Jingga menjawab, "Gimmick."

"Baguslah."

Barulah Jingga berbalik dengan satu alis terangkat. Jujur, saat-saat Jingga menunjukan wajah gemasnya seperti ini, rasanya Andra mendapatkan Jingga-nya kembali. "Maksudnya?"

"Ji, aku bener-bener gak ada maksud buat nyakitin kamu. Karena nyatanya aku pun terjerat perasaan lebih sama kamu. Ji一"

"Udah, kak. Aku udah relain semuanya."

JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang