16 • Present

62 16 4
                                    

"Kemarin, aku bertemu dengan Guanlin sebelum toko tutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemarin, aku bertemu dengan Guanlin sebelum toko tutup."

Kalimat itu akhirnya meluncur memecah keheningan dan kecanggungan yang terjadi antara Sera dan Jihoon pagi ini. Gadis itu melirik Jihoon ragu-ragu sambil masih mengunyah roti bakarnya, sedangkan Jihoon hanya berekspresi datar seolah lelah berpura-pura ia tidak tahu.

"Kau seharusnya tidak perlu menungguku pulang seperti tadi malam," ujar Jihoon, membawa keduanya pada topik lain. Kini ia mengalihkan pandangan pada Sera.

Mendadak Sera jadi merasa tidak enak hati mengingat semalam Jihoon yang memindahkannya ke kamar. Pasti ia sangat merepotkan lelaki itu. Tapi sebenarnya, Sera memang tidak sengaja tertidur di sana. Namun jauh di dalam hatinya tentu saja ia tetap merasa beruntung, karena berkat momen itu, gadis itu memiliki kesempatan untuk mendengar kata-kata dari hati seorang Park Jihoon.

"Aku ... aku pikir kau belum makan, Oppa. Jadi, aku menunggumu."

"Salahku juga tidak memberi kabar." Jihoon menghela napas, masih tidak habis pikir. "Pasti tidak nyaman tidur di sofa dengan posisi seperti itu," gumam Jihoon melanjutkan, terdengar jelas nada khawatir di sana.

Keduanya saling peduli satu sama lain, hanya saja timing-nya belum tepat untuk saat ini.

Sera yang masih menangkap kata-kata itu dengan jelas mencoba berpura-pura tidak mendengar, meskipun ia tidak bisa menghindari reaksi hangat yang menjalar di hatinya diam-diam, menyadari kepedulian Jihoon padanya. "Jangan diulangi lagi, mengerti?" tegas lelaki itu seperti seorang ibu mengomeli anaknya.

Sera langsung mengangguk cepat lalu tersenyum tipis. Tak lama keduanya kembali fokus pada sarapan masing-masing.

"Bagaimana keadaan Halmeoni, Oppa?" tanya Sera mengalihkan suasana. Dia mencoba tersenyum antusias, mencairkan kecanggungan aneh dan topik serius yang sempat memeluk keduanya pagi ini.

"Dia sudah pulih, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Sera bernapas lega kemudian. Menuangkan susu ke gelas dan menyodorkannya ke sebelah kanan Jihoon. "Ah, syukurlah."

"Dia menanyakan keadaanmu, kebetulan ada orang tuaku juga di sana, lain kali kau bisa ikut juga ketika aku bertemu mereka."

Gadis itu hanya mengangguk.

Tiba-tiba suara dering ponsel Sera menguar dan sontak menyita perhatian keduanya yang belum menyelesaikan sarapan mereka. Mata Sera melebar melihat layar ponsel yang berkedip di hadapannya. Seolah baru tersiram air dingin di wajah, ia akhirnya teringat sesuatu. Sedangkan Jihoon yang tengah menyorotinya ikut bertanya-tanya.

"Oppa, apa kau sibuk hari ini?"

Dahi lelaki itu berkerut sejenak sebelum akhirnya menggeleng. Meskipun raut bingung masih tergambar jelas di wajahnya, ia santai menjawab, "Jadwalku hanya kuliah."

Tell Me Why ▪ Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang