30 • Quotes & Mith

33 5 0
                                    

Sepulang dari Yanoda sebelum sampai di hotel lagi, ketiganya singgah di resto dengan view pantai Sanya yang membentang menawan di senja hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari Yanoda sebelum sampai di hotel lagi, ketiganya singgah di resto dengan view pantai Sanya yang membentang menawan di senja hari. Guanlin masih menenteng bungkusan plastik yang diperolehnya tadi, selesai memesan menu rekomendasi dan tinggal menunggu hidangan disuguhkan, ia buru-buru membawa topik yang sedari tadi dirahasiakannya.

"Aku tidak percaya akan menemukan ini di sana," gumam Guanlin semakin membuat kedua orang yang duduk semeja bersamanya mengerutkan alis tipis.

"Kau bukan turis, tapi kenapa kau membeli oleh-oleh?" sahut Jihoon masih heran sekaligus penasaran.

Lelaki berkulit putih itu akhirnya mengeluarkan dua batang cokelat yang bungkusnya sangat asing bagi Jihoon dan Sera. Desain kemasannya juga terlihat kuno namun kental nuansa klasik dan bersejarah. Coklat itu sangat pipih berukuran sekitar 5×15 cm. Ia menyodorkannya ke tengah meja bulat mereka.

"Kau tahu? Ini bukan cokelat biasa. Aku terakhir menemukannya masih banyak di jual sewaktu berumur 10 tahun. Ayah dan ibuku juga percaya, cokelat ini bisa menunjukkan seberapa besar perasaanmu pada seseorang," papar Guanlin antusias.

Sera mengangkat alis, tertarik. "Apa ini semacam mitos yang dipercaya atau bagian dari budaya China?"

"Ya, semacam itu. Dulu aku tidak peduli dan hanya memakannya saja. Tadi saat aku kembali menemukannya, aku jadi berpikiran ingin mencobanya."

"Jadi, bagaimana caranya?" Jihoon ikut penasaran.

"Cokelat ini harus dipegang oleh dua orang. Masing-masing di sisi yang berlawanan dan pada saat yang sama, ditekan sampai cokelat patah. Besarnya kepingan yang kau peroleh itulah yang akan menunjukkan bagaimana perasaanmu pada orang itu," jelas Guanlin seolah tengah mengumumkan suatu game sederhana.

"Wah, ini menarik!" ujar Sera spontan semakin antusias.

Guanlin tersenyum tipis lalu membuka bungkusan salah satu cokelat dan mengacungkannya di antara Jihoon dan Sera. "Kalian cobalah."

Sera langsung menyambarnya, berbanding terbalik dengan Jihoon yang masih menampilkan ekspresi tidak habis pikir. Pasalnya, ia bukan termasuk orang yang percaya pada mitos, tapi mengingat dirinya sedang berada di tanah yang asing, tidak ada salahnya dicoba, bukan? Meski awalnya sempat ragu, akhirnya Jihoon memegangi sisi lain cokelat itu dan Guanlin mulai menghitung sampai tiga.

Trak!

Hasilnya sesuai dugaan si empunya permainan. Kepingan Sera jauh lebih besar dari milik Jihoon meskipun tekstur cokelat itu sedikit keras dan keduanya memegang di kedua posisi yang seimbang. Gadis itu langsung menunjukkan hasilnya pada Guanlin.

"Patahan milikmu lebih besar, itu artinya perasaanmu pada Jihoon hyung jauh lebih besar," simpul Guanlin santai.

Jihoon justru langsung memakan kepingan miliknya dan ia terkekeh mendengar penjelasannya. "Apa itu? Astaga, ini sulit di percaya."

Tell Me Why ▪ Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang