"Oppa," panggil Sera pelan.
Ia semakin ragu untuk memulai pembicaraan lebih jauh karena sejak mobil ini keluar dari daerah rumah Han SooHee, Jihoon hanya terdiam dan ekspresinya cukup datar. Suasana canggung kembali memeluk keduanya di dalam kendaraan yang membelah jalanan malam kota Seoul itu.
Sera masih menerka-nerka. Apa yang sedang bertengger di pikiran lelaki itu saat ini. Perasaannya benar-benar sulit ditebak, juga bagaimana suasana kepalanya saat ini. Gadis itu hanya khawatir salah berbicara dan semakin memperburuk keadaanㅡsuatu hal yang tentu saja sangat tidak diinginkannya.
"Apa?" sahut Jihoon sekilas melirik. Gesturnya lebih santai daripada Han Sera yang mendadak bingung dan kikuk harus memulai dari mana.
"Apa kau marah?"
"Aku?" Jihoon balik bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri. Ia bergantian menoleh pada Sera dan menghadap jalanan yang terpampang di depannya. "Kenapa aku harus marah?"
Gadis itu semakin bingung menjawabnya.
Sera menghela napas lalu kembali membuang pandangan ke luar jendela di sebelahnya. Pikirannya kembali terputar ke beberapa jam yang lalu. Sikap Jihoon masih baik-baik sajaㅡsetidaknya, wajar seperti biasaㅡsebelum Halmeoni mengenalkannya secara resmi di depan semua orang.
Tertangkap jelas, Jihoon terkejut dan canggung di saat yang sama. Sepertinya ia tidak memperkirakan hal ini akan terjadi. Namun lelaki itu tetap berusaha keras bersikap sewajar mungkin, semuanya bertambah rumit ketika Sera mendapat pertanyaan iseng tentang kapan memiliki anak dari saudara-saudara sepupunya.
Sejak itu senyum ramah dan hangat yang berusaha dipancarkan oleh seorang Park Jihoon, memudar.
Tidak sampai di situ, ketika Halmeoni memberinya tiket liburan bersama yang didukung juga oleh nenek Jihoon, lelaki itu hanya berekspresi datar. Ia banyak melamun, berusaha keras membentengi pikirannya sendiri. Tidak ada emosi sama sekali. Entah apa yang membuatnya demikian, tapi hal itu sukses membuat Sera cemas hingga saat ini.
Meskipun akhirnya, Jihoon membuat keputusan yang cukup mencengangkan juga bagi Sera. Ia terlihat sangat santai, tanpa beban dan menerima hadiah itu setelah berpikir cukup lama.
Dia sebenarnya kenapa?
Sera sejujurnya tidak keberatan juga jika Jihoon memang ingin menolak hadiah itu. Ia hanya tidak mau membuat lelaki itu terpaksa dan semakin kesulitan melalui waktu ketika mereka bersama. Namun, Sera memang telah menyerahkan keputusan final itu dan Jihoon menyetujuinya.
Kami berdua akan berlibur bersama.
Bukan, ini sama sekali bukan bulan madu. Sera tidak akan berpikir terlalu jauh, ia juga berusaha keras meredam ekspektasinya sendiri karena pernikahannya dengan Jihoon hanya sebatas kerja sama, bukan karena saling mencintaiㅡhmm, atau belum saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why ▪ Park Jihoon
Fiksi PenggemarSemuanya terjadi terlalu cepat, sampai-sampai seorang Park Jihoon tidak dapat menghindar lagi. Dirinya dipilih untuk menikah dengan seorang gadis yang asing. Tidak tahu bagaimana dan mengapa. Satu hal yang pasti; di saat itu ia tidak menginginkannya...