Setelah cukup lama Jihoon melamun di ruangan hall, perasaannya semakin tidak menentu. Ia memutuskan keluar ruangan, bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa karena dia yakin akan menentukan keputusan yang tepat pada waktunya dan semua akan baik-baik saja. Tanpa disangka-sangka rupanya ada seseorang yang telah menunggunya.
"Sungwoon hyung?" Jihoon melebarkan matanya melihat salah satu kakak sepupunya itu yang langsung berbalik ketika ia membuka pintu.
Dia tersenyum. "Kau sudah selesai?" tanyanya memastikan sambil melirik sekilas ke arah ruangan hall yang sudah kembali dikunci oleh penjaga. "Ikut denganku?" Lelaki itu langsung berjalan tanpa penjelasan.
"Tapi, hyung...." Kini Jihoon belum sempat menjelaskan tapi ia terpaksa mengikuti lelaki itu. "Hyung, kita mau ke mana?" tanyanya lagi. Tapi Sungwoon tidak berbalik sedikitpun. Ia tetap berjalan sampai ke area luar rumah dan terakhir arah ke mobilnya. Lelaki itu akhirnya berhenti dan menghadap Jihoon.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu," jelas lelaki bersurai cokelat itu, akhirnya buka suara. Ia menghela napas sebelum melanjutkan, "Hyung-mu yang lain juga."
Jihoon mengernyit. "Aku ... kenapa?"
"Kau ikut saja," Sungwoon membuka pintu mobilnya namun sebelum ia masuk, lelaki itu kembali menghadap Jihoon. "Kau mau ikut denganku? Atau dengan mobilmu sendiri?" ujarnya mengacaukan fokus Jihoon yang masih diam berdiri karena terlalu banyak hal yang dipikirkannya saat ini.
Lelaki itu mengusap rambutnya sekilas lalu mengembuskan napas berat. "Ah, baiklah. Aku akan mengendarai sendiri." Jihoon akhirnya berjalan gontai ke arah mobilnya, kepalanya menunduk.
▪°▪°▪
Dua puluh lima menit kemudian mobil Sungwoon memasuki parkiran suatu apartemen terkemuka yang sudah tidak asing lagi bagi Jihoon. Setelah memarkirkan mobil masing-masing keduanya berderap menuju lift terdekat. Sesekali Jihoon melirik hyung-nya itu, mencoba menerka apa yang sedang dipikirkannya namun ia gagal.
Sungwoon terlihat sangat santai meskipun mereka hanya diam sampai mencapai lantai tempat tinggal Minhyun. Lelaki itu akhirnya membuka salah satu pintu apartemen dengan kode yang sudah dihapalnya di luar kepala, hingga pintu itu benar-benar terbuka ada lima pasang mata yang sudah menyambutnya.
"Aku berhasil membawanya," ungkap Sungwoon bangga sedangkan Jihoon tersenyum kaku.
"Yah, kau terdengar seperti penculik sungguhan, astaga!" omel Jisung yang tidak menikmati ekspresi Sungwoon. Ia dapat membaca jelas gurat bingung yang terpancar dari wajah Jihoon.
"Jihoon-ah. Kau baik-baik saja?" tanya Minhyun sambil berjalan dari mini pantry setelah mengamati gestur lelaki itu.
Jihoon tersenyum. "Aku tidak apa-apa, hyung. Jangan khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why ▪ Park Jihoon
FanfictionSemuanya terjadi terlalu cepat, sampai-sampai seorang Park Jihoon tidak dapat menghindar lagi. Dirinya dipilih untuk menikah dengan seorang gadis yang asing. Tidak tahu bagaimana dan mengapa. Satu hal yang pasti; di saat itu ia tidak menginginkannya...