10 • Moving

76 17 0
                                    

Mobil hitam dengan dekorasi bunga itu melaju di salah satu ruas jalanan kota Seoul yang tidak terlalu padat sore ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil hitam dengan dekorasi bunga itu melaju di salah satu ruas jalanan kota Seoul yang tidak terlalu padat sore ini. Beruntung mereka tidak terlalu menarik perhatian orang sekitar, namun suasana di dalam kendaraan roda empat itu kini benar-benar hening. Atmosfernya sangat berbeda dengan euforia bahagia kebanyakan orang yang melepas kepergian mereka dari gedung tadi.

Senja pertama, keduanya secara 'resmi' bersama. Gadis itu tersenyum samar menikmatinya. Lembayung kuning dan langitnya biru yang juga berpadu menjadi warna merah muda terlihat sangat menawan tersuguh di cakrawala. Rasa bahagia yang dirasakan Sera seolah selaras dengan hangatnya senja, meskipun suasana diantara keduanya saat ini berbanding terbalik dengan senja yang hangat itu.

Jihoon dan Sera semakin tenggelam dalam kesunyian masing-masing, belum lelah berdialog dengan pemikiran sendiri seraya masih mengagumi mentari yang mulai tenggelam di ufuk barat. Tidak ada yang berusaha memecah belenggu ini. Jihoon yang masih fokus menyetir dan diam-diam terkesan juga oleh senja, ia terlalu canggung untuk memecah lamunan Sera.

"Kita sampai," gumam lelaki itu akhirnya. Ia menarik rem tangan ketika kendaraan itu telah mendarat sempurna di salah satu parkiran basement dan mulai berderap turun.

Sebelum Jihoon sempat membuka pintu mobil untuk Sera, gadis itu sudah turun dan memasang raut antusias. Wajah ceria tanpa bebannya kembali lagi, langkahnya ringan mengikuti Jihoon yang langsung berjalan di depannya tanpa aba-aba untuk menunjukkan jalan.

Setelah melalui lift dan serangkaian lorong, ayunan kaki lelaki itu berhenti di depan sebuah pintu putih dengan nomor 119, setelah menekan delapan digit passcode pada layar digital di sebelah pintu, Jihoon melangkah masuk.

"Jangan sungkan, meskipun tempat ini mungkin tidak semewah bayanganmu." Jihoon melepas jas hitamnya lalu melampirkannya di sandaran sofa ruang tamu. Dia melonggarkan dasinya, melirik gadis itu tengah yang memindai seisi ruangan. "Ah, ya! Semua barangmu juga sudah di bawa ke sini," ujar Jihoon lagi setelah melihat masih ada dua buah koper asing yang belum disentuhnya.

"Aku tidak perlu yang mewah, karena ini ... sangat nyaman, lebih dari cukup," sahut Sera yang membuat pergerakan Jihoon ke dapur terhenti sejenak. Ia kembali menoleh, menangkap senyum tulus gadis itu yang belum berhenti menyapu pandangan ke sekitar. "Aku suka."

Jihoon ikut tersenyum sambil mengangguk. "Syukurlah," balasnya cukup lega dan tangannya bergerak mengambil minuman dingin di kulkas.

"Tapi, kenapa barang-barangmu di sini tidak tertata?" tanya Sera heran. Berbeda dengan sudut lain yang terlihat rapi dan sesuai tempatnya, namun tidak berlaku pada sudut belakang sofa. Hal itu membuat Jihoon menghampiri tempat yang di maksud gadis itu.

"Ah, itu! Aku sengaja meletakkannya di sana agar lebih mudah memindahkannya," jelas Jihoon santai melihat tumpukan barang pribadinya seperti barang elektronik miliknya, berbagai hiasan serta foto dan pajangan kesukaannya berada dalam satu kotak besar yang ditaruh asal-asalan.

Tell Me Why ▪ Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang