26 • At least, Try

47 8 7
                                    

"Kalian bisa menghubungiku jika membutuhkan apapun," ungkap Guanlin sekali lagi ketika menyerahkan kartu kunci akses kamar pada Jihoon dan Sera, keduanya masih mengenakan kalung dari bunga sebagai penyambutan khas hotel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian bisa menghubungiku jika membutuhkan apapun," ungkap Guanlin sekali lagi ketika menyerahkan kartu kunci akses kamar pada Jihoon dan Sera, keduanya masih mengenakan kalung dari bunga sebagai penyambutan khas hotel ini.

"Gomawo, Guanlin-ah," kata Sera mewakili segenap pemikiran Jihoon. Kini gadis itu sudah terlihat lebih segar meskipun sempat mengaku pusing akibat jetlag sehingga ia memilih terlelap selama perjalanan dari bandara tadi.

Lelaki jangkung itu mengangguk. "Kalian istirahatlah, besok masih banyak tempat yang menanti untuk dikunjungi selama di sini." Setelahnya laki-laki itu berderap menjauh dan menghilang di belokan koridor hotel, meninggalkan Jihoon dan Sera beserta koper-koper mereka.

"Kajja!" ujar lelaki bersurai ash grey itu antusias, lalu menggesek kartu pada benda digital di samping pintu seraya ikut menyeret dua koper terbesar sementara Sera mengekor di belakangnya.

Keduanya sempat takjup ketika melihat betapa luasnya kamar dengan satu king size bed itu, juga berbagai fasilitas yang tersedia, seperti mini bar, kamar mandi yang luas disertai walk in closet, juga pemandangan yang tersuguh ketika berada di balkon luas itu. Semuanya terasa sempurna. Nuansa putih dan gold yang mendominasi nampak menambah kesan elegan. Tidak ada pembahasan lain, keduanya terus melontarkan kata-kata penuh kekaguman.

Jihoon duduk di sofa ruang tengah yang masih memiliki akses lebar dari mini bar dan tempat tidur, dia bersyukur setidaknya sofa itu masih nyaman meskipun cuma ada single bed di kamar ini. Dia tidak mungkin membiarkan Sera tidur di tempat lainㅡjuga akan sangat canggung jika mereka harus tidur di kasur yang sama, meskipun benar-benar tidur dalam arti sesungguhnya.

"Sera-ya," panggil Jihoon kepada gadis yang masih sibuk membongkar koper di walk in closet dan menata beberapa baju ganti di sana. Beberapa menit lalu ia sempat menyarankan Jihoon agar mandi duluan sementara ia membereskan koper, namun perkara tempat tidur justru lebih menganggu pikiran Jihoon saat ini.

Gadis itu menghampiri Jihoon dan meletakkan sepasang piyama tidur di sebelah laki-laki itu. Dia mengangkat alis dan berdeham. Namun melihat Jihoon mengarahkan pandangan ke satu titik, gadis itu mengikutinya dan akhirnya paham apa yang sedang di pikiran lelaki itu. "Single bed?"

"Aku akan tidur di sofa," ungkap keduanya bersamaan.

Detik selanjutnya pandangan mereka bertemu disusul kekehan kecil yang tak terelakan. Tidak masuk akal kenapa keduanya jusru memperebutkan sofa di saat memiliki king size bed yang jelas sangat nyaman di kamar ini. Setelah agak mereda, keduanya tak membiarkan kecanggungan mengambil alih.

"Kau harus banyak istirahat, kondisimu belum sepenuhnya pulih, Oppa. Jadi aku rasa kau akan membutuhkannya," ungkap Sera santai mengambil botol air di kulkas.

Alasan yang digunakan Sera cukup kuat karena didasari fakta sehingga membuatnya cukup percaya diri. Di satu sisi, ia sebenarnya sudah menduga tentang hal ini. Pasti rasanya akan sangat janggal jika mereka akan tidur bersamaㅡkarena selama ini pun mereka memiliki kamar berbeda, namun ia juga tidak mungkin menukar kamar ini dengan kamar yang memiliki dua tempat tidur. Satu-satunya jalan yang paling aman adalah sofa sebagai pertolongan pertama.

Tell Me Why ▪ Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang