Hampir pagi menjelang, gadis berambut sepunggung itu tersentak dan membuka matanya. Ia baru sadar, dirinya tertidur di tempat yang tidak seharusnyaㅡtidak sesuai kesepakatan. Mendapati Jihoon yang masih tertidur di posisi semula, tanpa pikir panjang lagi Sera berjingkat memindahkan tubuhnya ke kasur. Ia enggan merasa tidak enak pada Jihoon jika nantinya, lelaki itu tahu Sera melanggar kesepakatan.
Tepat pukul tujuh, giliran Jihoon yang terjaga. Ia tersenyum simpul mendapati Sera telah berpindah tempat tidur sesuai janjinya kemarin. Lelaki itu berderap menuju balkon untuk menikmati udara pagi kota Sanya yang berangin dan sejuk. Matahari belum benar-benar terbit, namun kini ia bisa melihat hamparan pantai yang cantik di belakang hotel hanya dari balkon kamar ini.
Masih tidak tega membangunkan Sera yang masih pulas, ia bersiap keluar hotel untuk sekadar mencari menu sarapan lokalㅡmeskipun dari pihak hotel juga menyediakan. Jihoon sengaja ingin mengamati lebih jauh hal apa saja yang berbeda dan unik di daerah sekitar hotel pada pagi ini. Lagipula, setelah mengamati dirinya di cermin, ia jadi berpikiran untuk sedikit merubah penampilannya.
"Sera-ya, aku keluar sebentar," gumamnya yang tentu tidak terdengar oleh orang yang bersangkutan, sambil kembali menutup pintu kamar.
▪°▪°▪
Sera terbangun sendirian ketika pegawai hotel mengetuk pintu guna mengantarkan sarapan sebagai salah satu service kamar dan ia mengerutkan alis heran. Ia tidak tahu ke mana lelaki itu, tapi Sera yakin Jihoon tidak akan lama. Akhirnya, gadis itu memilih beranjak dan mempersiapkan diri mengingat Guanlin akan memulai tour mereka sekitar satu jam lagi.
"Oppa," panggil Sera tepat ketika lelaki itu masuk kamar berpapasan dengan dirinya yang baru keluar dari walk in closet. "Kau ... dari mana?" tanyanya langsung tapi agak teralih karena gadis itu langsung menyadari ada perbedaan mencolok dari penampilan lelaki itu.
Jihoon tersenyum dan mengacungkan kantung belanja berukuran sedang seraya menjawab, "Ini, aku membeli susu dan beberapa camilan." Setelahnya ia berderap ke depan cermin dan sedikit merapikan rambutnya dengan jari. "Bagaimana menurutmu?"
Sera menaikan alis mendengar pertanyaan itu yang entah ditujukan untuk idenya membeli camilan sendirian pada pagi hari atau ia menunggu tanggapan Sera atas warna baru rambutnya. Gadis itu paham, seorang Park Jihoon tidak semudah itu berganti warna rambut. Lagipula, ia sudah lama merasa nyaman dengan warna ash grey yang semula disarankan oleh Shin Jiyeon.
"Kenapa kau tiba-tiba merubah kembali warna rambutmu jadi hitam?" tanya gadis itu penasaran sambil terkekeh kecil namun jauh di dalam hatinya, tentu ia mengakui jika lelaki di hadapannya selalu menawan dengan warna rambut apapun.
Sebenarnya tidak ada alasan khusus bagi Jihoon. Meskipun ia bukan tipe yang selalu mengikuti mode dan sering berganti warna rambut. Ia hanya mencoba mengikuti kehendak hatinya dan menciptakan gayanya sendiri, juga agar terlihat lebih segar sebelum menjelajah daerah baru. Ia mengedikkan bahu santai menanggapi Sera. "Ingin saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why ▪ Park Jihoon
Fiksi PenggemarSemuanya terjadi terlalu cepat, sampai-sampai seorang Park Jihoon tidak dapat menghindar lagi. Dirinya dipilih untuk menikah dengan seorang gadis yang asing. Tidak tahu bagaimana dan mengapa. Satu hal yang pasti; di saat itu ia tidak menginginkannya...