Han Sera mengerjapkan mata untuk kesekian kalinya, masih termenung mendapati atap kamar tidur ini yang putih polos. Pikirannya melayang tanpa bisa dicegah. Momen pertemuannya dengan Jiyeon yang berlangsung tadi masih bertengger menganggu otaknya hingga kini ia kesulitan tidur.
Ia tidak pernah menyangka kesempatan untuk berbicara empat mata dengan gadis yang paling dicintai oleh Jihoon, datang juga. Tepatnya, hari ini. Sejujurnya, ia sudah lama menantikan hal ini terjadi, karena Sera juga penasaran seperti apa sosok Shin Jiyeon sebenarnya.
Hal itu menuntun Sera untuk mengamati gadis itu lebih dalam selama mereka saling berbicara mengutarakan pemikiran sebagai sesama perempuanㅡtentu saja ini berkaitan dengan Park Jihoon. Tidak ada yang lain. Kini, setidaknya rasa penasaran Sera sedikit terjawab melalui pengamatan pertamanya di pertemuan perdana mereka.
Satu kesimpulan yang tercetus; Jiyeon gadis yang tulus.
Pantas saja Jihoon bisa jatuh cinta padanya.
Ada kegetiran yang terbit di hati gadis itu ketika mengakuinya dan tidak mampu ditampik lagi. Meskipun saat ini posisinya telah berbeda, namun kenyataan dan fakta yang telah ada tidak akan pernah berubah. Gadis ituㅡShin Jiyeon, jelas lebih memiliki segala kriteria gadis ideal yang tidak dimiliki Han Sera.
Gadis itu mengembuskan napas kasar lalu mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menoleh pada jam kecil di nakas sebelah kiri tempat tidurnya. Waktu telah menunjukkan lewat tengah malam tanpa ia sadari. Tenggorokannya mendadak kering, mungkin itu juga alasan pendukungnya ia masih terjaga. Akhirnya gadis itu beranjak keluar kamar, berniat menuju mini pantry sekaligus memastikan apakah Jihoon sudah pulang.
"Oppa!" panggil Sera.
Tepat saat ia membuka pintu kamar, maniknya sukses menangkap sosok Jihoon yang sepertinya baru pulang. Sera buru-buru mendekati lelaki itu sebelum dia masuk ke kamarnya. Matanya melebar, gadis itu panik mendapati wajah Jihoon yang babak belur lengkap dengan darah kering di sudut bibirnya yang sobek.
Jihoon sengaja membuang pandangan, ia sebenarnya enggan jika luka-luka ini terlihat oleh Sera. Lelaki itu ingin menghindar selagi bisa. Namun, semuanya sudah nampak terlalu jelas. Terlebih saat ini Sera mengamatinya dengan hati-hati.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya gadis itu, panik.
Refleks tangannya bergerak memegangi sebelah tangan Jihoon, menahannya untuk tidak beranjak.
Mendapati Jihoon yang masih diam saja, Sera tidak tega juga melihat kondisi lelaki itu saat ini. Dia ingin menangis, dengan suara bergetar gadis itu kembali berujar, "Oppa, kau kenㅡ"
"Aku tidak apa-apa," jawabnya dingin.
Jihoon semakin merasa bersalah melihat netra Sera perlahan memerah. Ia tetap berjalan masuk ke kamarnya tidak peduli Sera yang masih memegangi tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Why ▪ Park Jihoon
FanfictionSemuanya terjadi terlalu cepat, sampai-sampai seorang Park Jihoon tidak dapat menghindar lagi. Dirinya dipilih untuk menikah dengan seorang gadis yang asing. Tidak tahu bagaimana dan mengapa. Satu hal yang pasti; di saat itu ia tidak menginginkannya...