Bagian 19

1.8K 49 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ratu memegang kenop pintunya, lalu badanya bergerak masuk kedalam kamar dan segera menguncinya. Ahh Ayahnya ini bisa saja membuat jantungnya berdetak tak normal, wajah Rama tadi sangatlah menyeramkan bagi Ratu, ia sangat takut jika Rama sudah seperti tadi.

Telat lima menit saja dirinya sudah disambut dengan tatapan tajam dan nada dingin dari Rama. Bagaimana jika Rama tau apa yang sebenarnyanya ia lakukan tadi di luar, mungkin dirinya akan dimarahi habis-habisan oleh Rama, ahh lebih tepat nya ia hanya ditegur dan yang akan kena sasaran ialah Kevan.

Cukup hari ini saja dirinya melihat tatapan dan nada dingin Rama. Hari-hari berikutnya dirinya tidak ingin lagi, sangat lah menakutkan bagi Ratu yang setiap hari menerima perlakuan yang lembut.

"Untung aja cuman telat lim menit," monolognya masih di depan pintu yang sudah ia kunci dari dalam.

"Semoga Abang gak dimarahin sama Ayah," ucapnya was-was.

Ratu melangkah menuju lemari baju, mengambil piyama tidurnya dan berlalu dari kamar menuju kamar mandi, Ratu perlu meng mendinginkan pikiranya.

Beberapa menit berlalu Ratu keluar dari kamar mandi, dan langsung menuju kemeja belajar untuk mengulang pelajaran untuk esok. Dan menyiapkan buku mapel untuk esok, sekarang dirinya belum disibukkan oleh sang PR karna ini pun masih awalan untuk guru mengenal murid kelas sepuluh.

Tok...tok...tok...

"Bentar." Ratu berlari menuju pintu memastikan siapa yang mengetuk pintu.

Dan tertampang lah Rama didepan pintu dengan senyuman hangat, nyarisnya Ratu tidak melihatnya karna dirinya tau itu Rama dan Ratu yang langsung menunduk masih takut dengan kejadian tadi dibawah.

"Masuk Yah," ucap Ratu.

Rama berjalan ketempat tidur Ratu, duduk dipinggir kasur dengan Ratu yang berdiri di hadapannya dengan kepala menunduk takut. Rama tersenyum kecil melihat sikap Ratu yang masih takut, dirinya maklum, Ratu sangat jarang dibentak ataupun menerima perlakuan seperti tadi, sedari kecil gadisnya ini selalu hidup dilingkungan orang-orang yang memperlakukan dengan lembut, pantas jika dibentak sedikit maka akan langsung menangis.

"Kenapa nunduk?"

"Takut,"cicit Ratu.

"Kenapa?" tanya Rama

"Nanti Ayah marah lagi," balas Ratu dengan nada bergetar.

"Siapa yang marah?"

"Ayah, tadi dibawah," jawab gadis itu pelan.

"Sini duduk." Ujar Rama seraya menepuk pelan bagian pinggir kasur Ratu.

"Gak mau," balas Ratu disertai menggeleng.

"Nggak capek berdiri terus?" Tanya Rama tersenyum hangat, sekali lagi Ratu tidak melihatnya.

"Nggak."

"Duduk," Rama meraih tangan Ratu dan memaksanya untuk duduk. Rama mengangkat dagu Ratu, kini tertampanglah wajah Ratu yang masih kentara sangat takut.

"Maaf, Yah." Pelan Ratu memandang wajah Rama.

"Untuk?"

"Pulang terlambat," balasnya.

"Nggak pa-pa asal jangan diulangi lagi," pesan Rama disertai senyuman, Ratu yang di melihatnya pun akhirnya ikut tersenyum, memandang Rama yang sepertinya sudah benar-benar tidak mempermasalahkan soal tadi. Ratu bersyukur dalam hati.

"Iya, Yah." Jawab Ratu ikut tersenyum.

"Bunda mana, Yah?" tanya Ratu.

"Tidur," jawab Rama singkat.

 DOUBLE R [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang