Bagian 25

1.7K 43 1
                                    

Selamat membaca

PS: jangan jadi pembaca gelap

Ratu senang bukan main, keputusan Rama membuatnya bahagia. Penderitanya telah usai, mulai besok ia bisa merasakan seperti apa yang sering remaja umum lakukan, tidak merasa terkekang lagi mulai sekarang.

Saat tanganya akan menutup pintu, tetapi tertahan oleh tangan Kevan, laki-laki itu ikut masuk bersamanya. Apa lagi yang akan dilakukan pria ini.

"Mau ngapain, kamar Abang di sebelah," bingung Ratu, tetap ikut berjalan di belakang Kevan.

"Bentar deh Abang mau nanya." Kevan duduk di ranjangnya dan menepuk pelan bagian kosong ranjangnya. Ratu menurut, ikut duduk disamping laki-laki itu.

"Apa."

"Emang tadi di antar sama siapa?" tanya Kevan langsung pada intinya.

"Cowok," balas Ratu.

"Siapa,"

"Kepo banget sih," ucap Ratu cukup kesal.

"Jawab aja,"

"Raja, ketua osis di sekolahan Bella." ujar Ratu akhirnya memberi tahu.

"Familiar namanya," ujar Kevan seraya tangan di pindahkan ke dagunya, dengan ekspresi berpikir.

"Seriously?"

"Raja Putra Pradigta?" tanya Kevan memastikan.

"Benar." Balas Ratu sambil mengangguk menyetujui.

"Dimana ya kenalnya, lupa deh,"

"Di ingat-ingat coba," saran Ratu, ia juga cukup kaget saat Kevan mengenal Raja.

"Iya, nanti di ingat-ingat lagi deh." Ucap Kevan beranjak dari ranjang dan dan berlalu dari kamar Ratu.

"Bang?" ucap Ratu menghentikan langkah Kevan. Pria itu membalikan badannya dan menghadap Ratu.

"Apa,"

"Gak lupa kan sama janji yang abang buat?" ujar Ratu dengan wajah polosnya.

"Janji apa?"

"Setelah ini Bella boleh minta apa aja, sepuasnya!" ucap Ratu menirukan gaya bicara Kevan tempo hari. Ratu tersenyum puas melihat wajah pias Kevan.

"Perasaan gak pernah buat janji deh," kilah Kevan seraya mengangguk kepalanya yang tak gatal. Kevan meringis melihat wajah Ratu yang tanpa ekspresi, jika sudah seperti ini habis sudah uang nya nanti, tanpa sisa.

"Mau Bella bilangin Bunda dan Ayah?" Pancing Ratu menatap sinis Kevan.

"Jawab cepat," seru Ratu kepada Kevan.

Kevan menghela nafasnya cukup panjang, menghembuskannya perlahan dengan mata tertutup lalu kembali membukanya. "Iya-iya," balas Kevan malas.

"Selesai, sana." Ratu mengibas-ngibaskan tanganya kearah Kevan berniat mengusir pria itu.

"Hari sabtu oke," ujar Ratu saat Kevan akan menutup pintu kamar Ratu. Laki-laki itu tidak membalas, memilih membanting pintu kamar Ratu cukup kencang.

"Enak juga liat orang susah." ucap Ratu tertawa puas.

Ratu berdiri dari duduknya, menghampiri meja belajar. Ada tugas besok yang harus dikerjakan. Ratu mulai mengerjakannya, dan tidak lupa juga menyiapkan buku-buku yang di butuhkan untuk mata pelajaran besok.

Setelah sudah dengan urusan sekolah Ratu berniat ingin mengistirahatkan badanya, Ratu berjalan kekamar mandi, melakukan ritual malamnya, dan mematikan lampu kamar dan segera menyelami alam mimpinya. Tubuhnya butuh istirahat untuk menjalani kegiatan besok.

 DOUBLE R [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang