Bagian 51

414 31 6
                                    

PS: jangan jadi pembaca gelap

Selamat membaca

"Lo yakin mereka pacaran?"

"Yakin."

"Ratu juga udah bilang langsung ke gue." sambungnya.

"Lo tau siapa cowoknya?" tanya Randi pada Raja.

"Dipta, berandalan SMA Nusantara,"

"ANJIR gak bisa di biarin Ja!" seru Rafael kaget.

"Ratu gak bakal aman sama dia," ucap Randi.

Raja menyetujui apa yang di ucapkan oleh Randi. Dipta bukan pria sembarangan, laki-laki itu mengincar gadis-gadis untuk di jadikan pacar dengan alasan asli sebagai bahan taruhan, dan Raja tidak kuasa jika Ratu masuk dalam salah satu gadis yang akan sakit hati karena Dipta. Yah, meskipun gadis itu sudah sakit hati duluan karenanya.

"Mungkin aja cuma teman, dengan lo liat dari belakang belum tentu itu fakta Ja." ujar Rafael mencoba membuang pikiran negatif tantang Ratu.

"Tapi Dipta gendong Ratu naik ke motor, Raf lo mau ngelak tentang itu juga?" tanya Raja.

"Terus sekarang mau lo gimana?" tanya Randi pada Raja.

"Gue bingung, makanya gue sharing sama lo berdua kali aja gue dapat solusi." Ucap Raja seraya mengangkat minumannya dan menyeruput nya.

"Mundur?" tanya Rafael pelan.

"Sepertinya." lirih Raja.

****

"Hai!"

"K-alian." Kaget Athaya saat melihat seseorang yang menyapanya.

"Hai Athaya!" Sapa seorang gadis tersenyum ramah, dengan terpaksa.

"KENAPA LO BISA KENAL SAMA AGRA?!" Teriak Athaya tiba-tiba.

"Gak penting, disini peran gue cuman mau balas dendam karena lo udah buat sahabat gue nangis!!"

"Lo kenapa jahat banget sih jadi perempuan?" tanya gadis itu mencoba kalem.

"TEMEN SOK POLOS LO TUH YANG UDAH NGERUSAK HUBUNGAN GUE!" Dengan keringat dan air mata yang sama-sama bercucuran dan ditambah muka yang memerah menahan marah membuat gadis tadi dan Agra tersenyum senang.

"Gue gak salah denger kan? Sahabat gue yang ngerusak hubungan lo? Bukanya karena kesalahan lo selingkuh ya sama Agra?" tawa nyaring gadis tadi memenuhi ruangan yang sedang digunakan, menatap miris kepada Athaya yang sekarang tidak berdaya.

"Bacot!" tandas Athaya membuat tawa tadi langsung mereda, menatap tajam kepada Athaya. Melangkah dengan perlahan, memegang dagu Athaya cukup kuat membuat sang empu meringis oleh kuku-kuku jari yang cukup menancap pada kulitnya.

"Hidup lo tenang banget kayanya, ngehancurin kepercayaan seseorang, lalu pergi dan melakukan yang sama dengan orang lain. Datang-datang seolah-olah lo manusia yang paling suci? Lo itu kotor bangsat! Otak lo licik jadi gak bakal bisa berpikir jernih, yang lo pentingin cuman kehidupan lo yang abstrak itu kan? Setelah lo menghilang lo pikir hidup lo bakal tenang? GAK BAKAL." Maki Ana dengan sadis dan kasar. Untuk apa berbicara lembut dengan manusia iblis seperti Athaya, dikasih hati malah minta jantung. Athaya menggelengkan kepalanya dengan brutal mencoba melepaskan cengkraman tangan Ana dari dagunya.

 DOUBLE R [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang