Bagian 28

1.6K 51 5
                                    

Happy reading

Hari yang di tunggu-tunggu Ratu akhirnya tiba. Sabtu, hari dimana Ratu akan belanja sepuasnya tanpa mengeluarkan uang nya.

Sang surya tampaknya dengan senang hati menampilkan sinar nya. Jam di dinding di kamar Ratu sudah menunjukkan pukul 08.12 tetapi yang menempati kamar tidak terganggu sama sekali dengan yang di suguhkan oleh sang surya, nampaknya biasa-biasa saja.

Jam weker yang berdiri kokoh di nakas gadis itu pun sudah berkali-kali berbunyi, tetapi tidak menganggu sama sekali tidur nyaman gadis itu. Dengan senang hati sang tangan malah menarik selimut hingga menutupi semua bagian tubuhnya dan kembali ke alam bawah sadarnya.

Tadi malam Ratu tidur tengah malam. Sudah rutinitasnya jika hari libur maka akan di manfaatkan dengan tidur malam, kapan lagi Ratu bisa tidur malam, biasanya Ratu tidur tidak boleh lewat jam sepuluh malam, tetapi jika sudah libur Ratu akan di bebaskan tidur di jam berapa saja. Lalu bangun siang tanpa ada yang menegurnya kecuali, Kevan.

Astaga kenapa juga Ratu harus mempunyai Kakak modelan seperti Kevan ini. Aish! kadang-kadang Ratu di buat kesal sendiri dengan sikap dan sifat yang di miliki oleh Kevan, bermuka dua adalah sifat yang Kevan miliki jika sudah berada di dekat Kinan dan Rama. Dan berubah menyebalkan jika sedang bersamanya.

Dan mungkin ini saatnya Ratu tidak bisa lagi melanjutkan tidurnya. Sekarang sang pintu kamar tengah mengeluarkan bunyi yang sangat mengganggu tidurnya, dengan di barengi suara yang sangat membuat Ratu merasa jengkel, ahh siapa lagi jika bukan Kevan.

Kinan dan Rama tidak mungkin membangunkannya dengan cara tak patut seperti ini. Sabar dan lembut yang akan Kinan dan Rama lakukan saat berhadapan dengan dirinya, dan tidak untuk Kevan. Laki-laki itu dengan sadisnya menerobos masuk kedalam kamarnya dan membuka hordeng kamarnya, lalu menyibakkan selimut nyamannya yang terbalut di tubuh Ratu.

Helaan nafas panjang terdengar saat Kevan memasuki kamar Ratu, "Apaan sih ganggu banget!!" Sentak Ratu yang malas dengan Kevan.

"Bangun udah siang perawan macam apa ini!" seru Kevan dengan santai.

"Ngantuk,"

"Cepet hari ini katanya mau belanja," ujar Kevan sengaja mengingatkan perjanjian keduanya, guna juga agar Ratu bangun dari ranjangnya.

"Masi pagi ya Tuhan, Bangke kalo lagi baik kadang-kadang otak gak jalan kah?!" seru gadis itu di dalam selimut.

"Cepetan kalo siang nanti abang keburu mager. Panas tau," ujar Kevan.

"Aish! Bangke ada aja omongan biar bisa ganggu acara hibernasi Bella!!" sahut Ratu yang sudah terpancing emosi.

"Manusia apa beruang?"

"Sialan keluar sana!" Ratu bangun dari kasurnya dan mendorong kasar badan Kevan hingga keluar dari kamar. Dan segera mengunci pintu, senyum lebar Ratu kini tampil sambil berjalan menuju kasurnya, akhirnya ia bisa melanjutkan lagi tidurnya yang terganggu oleh Kevan tadi.

Kini Ratu tengah mencari posisi yang paling nyaman untuk menyambung tidurnya, tetapi tidak berlangsung lama kini terdengar ketukan pintu lagi. Tangan Ratu sudah bersiap untuk menghantam rahang Kevan saat pintu kamar yang akan ia buka, tetapi mungkin bukan sekarang karna kadar kesabarannya masih tersimpan sedikit, kita ladeni saja dulu apa mau laki-laki tengil itu.

Ketukan pertama tak di gubris oleh Ratu, kedua juga masih sama, dan yang ketiga ini nada ketukannya masi sama, sepertinya bukan Kevan. "Siapa?" tanya Ratu memastikan.

"Bunda, Bella," sahut wanita itu. Ratu berjalan menuju pintu dengan langkah malah.

"Mandi sana, anak gadis kok jam segini masih tidur," ujar Kinan.

 DOUBLE R [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang