🏵 15. HAAAAAA!! 🏵

248 36 14
                                    

🏵🏵🏵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🏵🏵🏵


"Yang benar Fin? Sumpah? Seriusan lo?" kaget Elsa setelah mendengar cerita Fina. Tanpa sadar ia malah melepaskan gandengannya di tangan Fina hingga membuat gadis itu berusaha menyeimbangkan dirinya. Pergelangan kaki kirinya yang masih sakit membuat Fina tidak bisa berjalan normal sendiri.

"Elsaa.....kaki gue masih sakit!" pekik Fina.

Elsa tersadar, lalu buru-buru menggandeng tangan Fina lagi. "Maaf...gue kaget Fina!"

Elsa masih tak percaya ketika mendengar cerita Fina terkait Erick di UKS tadi. Sebenarnya Fina ingin menceritakan ini kepada Elsa di kelas, tapi ia pikir tempat itu sangat tidak aman. Lalu Fina baru menyempatkan cerita setelah mereka berdua berada di gerbang Alamanda sambil menunggu jemputan masing-masing. Itu pun mereka mengobrol dengan suara yang cukup pelan. Dan bahkan hanya menyebut inisial nama Erick saja.

"Fina lo tahu gak, semenjak si E bawa lo ke UKS tadi. Dia itu baliknya lamaaaaaaa banget ke lapangan." cerita Elsa.

"Masa sih Sa, bukannya dia balik ke lapangan trus di suruh ke UKS lagi sama pak Bimo?" sanggah Fina.

Elsa gemas sembari mengibaskan rambutnya ke belakang dengan kedua tangannya ia berkata, "Enggak Fina. Gue itu selalu nengok ke arah UKS. Nungguin baliknya ka Erick ke lapangan. Dan lo tau, dia balik ke lapangan cuman sekali. Itupun lamaaaaaaa banget."

"Sarioussly? Trus, Pak Bimo gak marah?"

"Enggak." jawab Elsa singkat.

Fina kembali dibuat bingun. Padahal, jelas-jelas tadi Erick balik ke lapangan dua kali dan bilang kalau pak Bimo meminta Erick untuk menemani Fina di UKS. Lalu sekarang, Elsa bilang kalau Erick balik ke lapangan cuman sekali.

Kalau memang benar, lalu apa motif Erick sampai membuat alasan seperti tadi. Atau mungkin...

"Dia naksir kali sama lo, Fin!" goda Elsa sambil menyenggol Fina.

"Apaan sih, Sa! Gak mungkin ah." seru Fina malas, "Lo tau gak,"-Fina melipat tangannya di dada lalu menatap Elsa-"Perkataan lo udah kayak toxic tau gak!" ocehnya.

Dahi Elsa mengerut. "Ha! Perkataan gue yang mana?" bingungnya.

Fina menghembuskan napas, lalu kembali ke samping kiri Elsa. "Kata-kata lo, yang nyaranin gue minta kontaknya kak Erick, yang nyaranin gue harus bisa memanfaatkan kesempatan, bla bla bla. Selalu muncul di pikiran gue. Hrrrr" jelasnya.

Elsa tertawa geli. "Ahaha, yaaa..bagus dong kalau gitu. Biar lo semangat terus. Ahaha..."

Fina memutar bola matanya malas. "Dan lo tau? Gue beneran minta kontaknya kak Erick!"

PROSTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang