🏵🏵🏵Hari ini, Fina berangkat ke sekolah lebih pagi dari pada biasanya. Ia sengaja melakukan ini karena ia tidak mau jika nanti Sandra akan menyuruh Argaf datang untuk menjemputnya. Mengingat, Sandra yang belum pulang sejak kemarin membuat Fina berspekulasi seperti itu.
Jam tangan di pergelangan tangan kirinya baru menunjukkan pukul 06:03 pagi. Ini masih terlalu pagi untuk Fina datang di sekolah. Padahal, hari-hari sebelumnya ia akan datang paling lambat 10 menit sebelum pukul 06:45 pagi.
Gerbang Alamanda yang baru dibuka oleh pak Wayan selaku satpam di sekolah itu melihat Fina heran. Bagaimana tidak, biasanya yang datang lebih awal itu anggota osis. Tapi, ini Fina yang datang lebih dulu. Dan baru kali ini pak Wayan melihat gadis itu datang ke sekolah di jam seperti ini.
Fina sedikit tersenyum pada pak Wayan lalu dengan buru-buru melangkah menuju ke kelasnya. Lampu di sepanjang koridor belum mati dan masih menyala. Suasana di sana sangat hening. Hanya langkah kaki Fina dan kicauan burung yang terdengar di tempat itu.
Fina tidak peduli. Ia sama sekali tidak merasa takut. Ia mulai menaiki tangga menuju lantai dua dimana kelasnya berada. Saat ia baru menapaki kaki kanannya di anak tangga ke tiga, tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang berlari begitu cepat menuruni anak tangga itu. Fina kaget seketika. Pupil matanya melebar. Reflek, Fina menoleh ke arah belakang namun orang tadi sudah tidak terlihat.
Ya ampun!...bikin kaget aja, batin Fina.
Fina terdiam sesaat. "Tunggu...orang tadi..." Mulut Fina terngangah ketika menyadari pakaian yang dikenakan orang tadi.
Walaupun hanya sekilas, Fina masih bisa mengingat samar-samar bahwa orang tadi memakai hoddie berwarna hitam dan celana panjang namun Fina tidak bisa mengingat dengan betul warna celana itu. Lampu di tangga itu remang-remang, hingga membuat Fina sulit mengenali warna celana yang dipakai orang tadi.
Hal itu membuat Fina ingat dengan orang yang pernah tertangkap CCTV saat menaruh benda-benda misterius setiap hari senin di gerbang rumahnya.
Jangan-jangan orang tadi itu... Nggak, nggak mungkin. Okee...fokus Fina. Fokus!
Fina menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan dugaan-dugaan tak masuk akal yang muncul begitu saja di otaknya. Beberapa saat kemudian, Fina buru-buru melangkah menuju ke kelasnya. Periring langkahnya, Fina mencoba menghilangkan pikiran-pikiran negatif tentang orang yang dilihatnya tadi. Ia tidak mau menjadi takut jika memikirkan orang yang berpapasan dengannya tadi. Sangat misterius.
Dan kini, Fina sudah berdiri di depan pintu kelasnya. Fina mematung seketika. Pupil matanya melebar dengan mulut terngangah saat melihat pintu kelasnya sudah terbuka lebar. Lantas, ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan kelas lainnya, apakah pintu kelas lain di gedung itu ikut terbuka atau tidak.
Cuman kelas gue.
Kali ini Fina dibuat merinding. Pintu kelas yang lain masih tertutup rapat. Hanya pintu kelasnya saja yang terbuka lebar. Fina langsung meneguk kasar air liurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROSTHER
Teen Fiction[Romance ✔️ Comedy ✔️ Mission✔️ Mystery ✔️] [Cerita Berilustrasi 🏵 Vote dan Follow] 🏵🏵🏵 Fina selalu mendapat benda-benda misterius di gerbang rumahnya setiap hari senin pagi sejak ia kelas 2 SMP. Ia sendiri tak tahu siapa orang yang menaruh be...