🏵 22. Sisi Lain Argaf 🏵

185 24 10
                                    

🏵🏵🏵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏵🏵🏵

Heyy my readers 🤗🤗🤗 demi mempermudah imajinasi kalian ketika membaca PROSTHER, Theo jadi kepikiran kalau visual Argaf, Erick dan Fina sebaiknya manusia saja 😅😅 dan Yaahh...inilah visual Argaf, Erick dan Fina yang menurut Theo cocok banget 😍😍😍 btw, produk indo semua yaaa 🤗🤗 Happy Reading my readers ✨

inilah visual Argaf, Erick dan Fina yang menurut Theo cocok banget 😍😍😍 btw, produk indo semua yaaa 🤗🤗 Happy Reading my readers ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏵🏵🏵

“Cepetan Finaaaaaa larii!!” teriak Nando begitu gemas ketika melihat Fina yang lari tergesa-gesa di sepanjang koridor.

Murid-murid XI MIPA 1 sudah berkumpul di depan laboratorium biologi lengkap dengan menganakan jas lab dan membawa bahan-bahan yang dibutuhkan untuk praktikum.

Jujur saja sebelum Fina terlihat Elsa, Nando dan Nunung begitu khawatir, karena Fina yang izin ke toilet sejak pertama tiba di kelas tak kunjung datang sampai detik dimana Asta mengarahkan teman-teman kelasnya ke laboratorium biologi tepat di lantai 1.

Hingga kurang lebih 5 menit lagi pukul 07:00 barulah terlihat Fina berlarian di koridor menuju ke laboratorium.

Fina yang baru tiba langsung setengah jongkok dengan kepala menunduk, kedua tangannya ia letakkan di atas kedua lutut mengatur napasnya yang ngos-ngossan.

“Ya ampun Fina, gue udah mau gila sumpah! Lo tau kan kalau kurang anggota kelompok, kelompok kita gak bakal ikut praktikum! Lo malah ke toilet berabad-abad.” celoteh Nando.

“Jangan bilang selama di toilet, lo dibawa ke alam gaib.” tambah Nunung dengan dugaannya yang tidak masuk akal.

Elsa melangkah mendekati Fina lalu ikut menunduk. “Lo, kenapa Fin? Kalau sakit izin aja.” ucapnya lembut.

Fina tak merespon, lalu mulai berdiri normal namun tetap menunduk. Tak lama setelah itu setetes air jatuh tepat di lantai di tengah-tengah kedua kaki Fina—periring dengan suara isakan tangis pelan. “hikkss...ikss...”

PROSTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang