Kyuuranger terus menyerang pasukan Jark Matter. Saat ini, Lucky menghadapi Tecchu, dan Stinger menghadapi Kukuruga. Sedangkan Akyanba dilindungi oleh Tecchu dan Kukuruga. Akyanba melepaskan serangannya secara acak sehingga mengenai orang-orang. Orang-orang yang terkena serangan Akyanba emosinya menjadi tak terkendali. Beberapa ada yang menangis, tertawa terbahak-bahak, bahkan ada yang menyerang satu sama lain.
"Apa ini?" Naga bertanya pada dirinya sendiri.
"Dia bahkan bisa melepaskan emosi orang lain?" mata Xie beradu pandang dengan Naga.
"Kita harus menghentikan ini!" ujar Naga.
"Ya, ayo!"
Saat Tecchu dan Kukuruga berhasil dijauhkan dari Akyanba, Naga dan Xie langsung melancarkan serangan mereka pada Akyanba. Namun dalam satu serangan Akyanba mereka kembali terhempas.
"Kau baik-baik saja?" tanya Naga.
"Ya."
Akyanba melihat seorang anak perempuan yang nampaknya tengah memendam emosi yang begitu besar. Ia berencana membebaskan emosinya agar bisa menjadi alatnya mengalahkan Kyuuranger. Melihat hal itu, Naga langsung berlari dan mendorong anak perempuan itu agar tak terkena serangan Akyanba. Imbasnya, serangan itu malah mengenainya.
"Naga!!" teriak Xie.
"Aku tidak menyangka aku mendapatkan sasaran yang jauh lebih baik. Ternyata kau memiliki emosi yang sangat besar."
Xie mengeluarkan Kyuu Spearnya dan berniat menyelamatkan Naga. Namun, belum sempat melangkah, sosok Madakko berdiri di sampingnya dan bergelayut di tangan kanannya.
"Minggir kau!" Xie berdecak sebal.
"Ya ampun..., aku tidak mungkin melepaskan kesempatan untuk berada di dekat idolaku," Madakko terus memegangi tangan Xie, membuat Xie merasa sumringah dengan perlakuan Madakko. "boleh aku minta tanda tanganmu?"
"Argh!" Xie memukul Madakko sekuat tenaga sehingga pegangan tangannya terlepas dari Xie. Ia meletakkan kyuutama magentanya di Kyuu Spear miliknya.
Galaxy
"Shaula Impact"
Dalam sekali serang menggunakan jurus terbaiknya, Xie berhasil mengalahkan Madakko.
"Ayo kita pergi!" ajak Akyanba. Ketiga wakil Shogun tersebut pergi dan membawa Naga bersama mereka.
"Tunggu-" teriak Xie diabaikan ketiganya. Kapal angkasa ketiga wakil Shogun itu sudah terbang, meninggalkan Xie yang mencoba menghentikannya.
"Naga!" teriak seluruh anggota Kyuuranger.
Pasukan Jark Matter yang mereka lawan kini semakin sedikit dan akhirnya berhasil dikalahkan. Kyuuranger kembali menang. Tetapi, kemenangan ini hanya sementara selama Don Armage masih hidup. Kyuuranger memutuskan untuk kembali ke ORION tanpa Naga. Di ORION, mereka hanya diam dan merasa bingung.
"Sekarang, Naga dibawa oleh ketiga wakil shogun itu," ucap Garu kesal. Ia memukul meja yang ada di hadapannya.
"Tenanglah, Garu," Lucky menenangkan sobatnya yang masih terbawa emosi. Semua kembali terdiam dengan wajah bingung sekaligus mencemaskan salah satu sahabat mereka.
"Maafkan aku," Xie memecah keheningan, membuat seluruh pasang mata memandanginya. "seandainya aku bisa lebih cepat melepaskan diri dari Madakko tadi." Xie hanya tertunduk.
"Tidak, ini semua bukan salahmu." Lucky berjalan menghampiri Xie dan berdiri di hadapannya. Ia meletakkan satu tangannya di pundak Xie, mengarahkan senyum khasnya pada Xie yang tertunduk. "Jangan merasa bersalah, kita pasti akan membawa Naga kembali!"
"Ya, Xie. Jangan merasa bersalah," timpal Kotaro.
"Ah, terima kasih," ucap Xie pelan. Lucky melepaskan tangannya dari pundak Xie. Ia berjalan ke arah meja dan berdiri di samping Garu.
"Lalu sekarang, apa yang harus kita lakukan?" tanya Garu.
"Satu-satunya cara adalah kita pergi ke markas ketiga wakil shogun," jawab Tsurugi.
"Apa kau tahu dimana letak markas mereka?" tanya Sho Ronpo.
"Tidak."
Jebred
Semangat anggota Kyuuranger musnah sudah mendengar jawaban Tsurugi. Bagaimana bisa pria sekonyol dirinya pernah menjadi Presiden Federasi Alam Semesta, pikir anggota Kyuuranger.
"Jika dilihat dari arah perginya Moraimaaz yang mereka tumpangi, mereka pergi ke Sistem Hebi," jelas Raptor.
"Baiklah. Kalau begitu, besok kita mulai misi penyelamatan Naga."
"Okyu!"
.
Hebi System
"Apa- apa yang kau lakukan padaku?" tanya Naga setengah sadar.
"Ternyata kau masih sadar. Kalau begitu, aku hanya akan melepaskan emosimu, tenanglah." ucap Akyanba.
"Melepaskan emosiku?" beo Naga.
"Ya..., kau ingin memiliki emosi bukan?"
"Bagaimana kau tahu hal itu?"
"Diamlah anak tampan, aku tidak akan menyakitimu," Akyanba mengeluarkan sebuah gelombang yang nantinya akan melepaskan emosi Naga.
"Argh!" Akyanba terus memberikan Naga gelombang pelepas emosi. Semakin besar gelombangnya, maka semakin besar pula emosi yang dimiliki Naga.
"Apa ini... emosi?" ucap Naga bertanya.
"Ya, inilah emosi."
"Akhirnya..., akhirnya aku memiliki emosiku sendiri!" ucap Naga. Nada jahat terdengar dari caranya berbicara.
"Apa kau senang dengan ini?"
"Ya! Aku sangat senang. Hahaha, akhirnya!"
.
Keesokan harinya
"Raptor, segera siapkan ORION! Kita akan segera berangkat ke Sistem Hebi!" perintah Sho Ronpo.
"Okyu!"
Raptor segera memacu ORION dengan cepat. Semua anggota Kyuuranger saat ini sudah sangat siap untuk menyelamatkan salah satu rekan mereka.
Sementara itu di Sistem Hebi, ketiga wakil shogun masih memperhatikan Naga yang menjadi sandera Akyanba. Juga sembari mengawasi pergerakan Kyuuranger.
"Akyanba, apa yang kau lakukan pada Kyuranger itu?" tanya Kukuruga sambil menunjuk Naga.
"Akan lebih baik jika kita lenyapkan saja dia!" ujar Tecchu.
"Apa yang kau katakan?! Dia akan menjadi senjata kita melawan Kyuuranger!" Akyanba memukul pelan kepala Tecchu.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Aku melepaskan emosi anak itu agar nantinya ia bisa menjadi senjata kita dalam melawan Kyuuranger," jelas Akyanba dengan nada licik. Mendengarnya, Tecchu hanya mengangguk-angguk.
"Hei lihatlah! Kyuuranger sudah datang!" Kukuruga menunjuk sebuah monitor yang menampilkan Kyuuranger di layarnya.
"Kita akan menyambut mereka sebelum menikmati hidangan utama," ujar Akyanba.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyuuranger : The Lost Sister ✔
Fanfiction"Aku tak perlu diakui jika nantinya pengakuan itu malah membuatku lebih menderita." -Xie Antares Hidup di dunia yang bahkan tak menyadari kehadirannya bukanlah sesuatu yang mudah. Bahkan ketika orang terdekat yang diharapkannya menyadari keberadaann...